Pagi ini. Edrea sudah terlihat rapih, ceria dan juga bahagia tentunya. Karena hari ini, hari pertama Edrea di antar sekolah oleh Asma, Ukail—Suami Asma, dan Albirru—Anak tunggal Asma dan Ukail.
“Gini dong setiap hari dek, kamu harus ceria. Jangan murung terus.” Ucap Albirru memecahkan keheningan dalam mobil.
“Ih Bang Birru soktau, Edrea setiap hari ceria kok, cuma suasananya aja berbeda. Sekarang kan Edrea lebih ceria karena ada kalian.” Ucap Edrea seraya menatap Asma, Ukail dan Birru.
“Setiap hari kayak gini juga gak apa-apa nak.” Ucap Ukail disetujui Asma dan Birru
Edrea menggeleng sebagai jawaban. “Edrea udah gede, mau mandiri dan yang paling utama Edrea gak mau merepotkan kalian.”
“Edrea tidak merepotkan kami, justru kami senang karena merasa keluarga kami lengkap.” Tutur Asma
“Edrea juga senang kok Umi, maaf ya kalau Edrea tetap menolak. Karena, Edrea tetap ingin mandiri nantinya. Gak apa-apa kan kalau Edrea tinggal di rumah Umi hanya untuk beberapa hari?”
“Iya tidak apa-apa sayang.”
“Nah kita udah sampe.” Ujar Ukail
Birru pun lebih dulu turun dari mobil. Membuka bagasi dan mengambil kursi roda Edrea.
“Pelan-pelan turunnya ya sayang.” Titah Asma saat Edrea mulai menurunkan kedua kakinya untuk sampai pada kursi rodanya.
Edrea mengangguk dan tersenyum.
“Terimakasih Bang Birru, Umi, dan Abi.” Ucap tulus Edrea
Keduanya pun mengucapkan sama-sama kepada Edrea. Tak lupa Asma juga mengusap kepala Edrea yang dibalut hijab putih syar'i.
Edrea melihat Asma yang sangat sempurna dengan cadar yang digunakannya. Senyum Asma tercetak jelas saat dirinya berhadapan dengannya. “Nanti Umi jemput Edrea ya, Edrea tunggu disini lagi oke?” Edrea pun mengangguk.
“Bang Birru anter mau dek?” Tawar Birru
Edrea menggeleng. “Takut terjadi fitnah” Ucapnya seraya tertawa kecil
Asma pun memberi pengertian pada Birru dan dijawab anggukan. Kemudian, Edrea masuk ke dalam sekolah.
***
“Liat deh, si lumpuh tadi turun dari mobil terus ada cowok ganteng yang pake seragam Harapan Utama loh.”
“Hah, HU? Sekolah favorite gue itu cuy”
“Yakin? Salah liat kali lo! Secara ya, HU kan anak muridnya bahkan siswanya itu cool banget, mas iya mau sama Edrea yang lumpuh! Ups.”
“Palingan juga di guna-guna sama ilmu dalil and ilmu sok-sok an nya, haha.”
“Haha iya juga ya”
Edrea yang mendengar hinaan itu pun hanya tersenyum dan terus mengayun kursi rodanya sedikit cepat.
“Pagi-pagi bukannya sarapan malah ngeluarin hinaan. Pantesan aja sering masuk ruang BK, ternyata suka ngelepas tinta dimana-mana.”
“Apa lo? Beban sekolah aja belagu. Gak usah belaga kayak gak pernah mssuk ruang BK deh lo! Justru lo itu langganan, gue mah masih belum ada apa-apa dibanding elo!.”
“Bangga banget kayaknya lo nyebut diri lo masuk BK, terus lo mojokkin gue? Sejak kapan lo tau gue masuk ruang BK kalo lo sendiri gak masuk di saat gue ada. Dasar pengibul.”
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Mine
Random"Aku menginginkan gadis ini, Dad." pinta anak laki-laki itu kepada sang Daddy dengan menunjukkan selembar foto polaroid gadis kecil berhijab yang tengah tersenyum manis kearah kamera. "Siapa gadis kecil itu?" Bukan menjawab keinginan putranya, pria...