13 : Persiapan.

17 5 1
                                    


◉ Jangan lupa vote & komen.

2 Minggu berlalu...

hari Kamis pagi.

Alzan bersama safina dengan ditemani kedua orang tua mereka, mengadakan pertemuan untuk persiapan wedding organizer yang akan mereka temui di kota mereka. Pertemuannya tidak singkat karena Alzan harus benar-benar teliti dalam menanyakan hal-hal penting terkait dengan hari pernikahan agar prosesnya berjalan dengan lancar sesuai yang telah direncanakan. Pertemuan mereka membahas seputar pernikahan mulai dari konsep dekorasi, lokasi, tamu undangan, catering, tata busana, tukang make-up dan banyak lainnya.
Safina hanya diam karena ia tidak tahu harus bertanya apa lagi, semua pertanyaannya sudah dilontarkan oleh Alzan.

Posisi duduk Alzan dan safina berhadapan, namun jarak mereka agak jauh karena terhalang dengan meja panjang. Saat Alzan masih sibuk berbicara, safina dengan diam-diam memperhatikannya, ia melihat bagaimana lelaki itu sungguh-sungguh menginginkan hari yang spesial bersama dengannya. Safina juga merasakan Alzan telah menyiapkan ini semua dari jauh-jauh hari sebelumnya. Karena sibuk memperhatikan, Safina jadi tidak fokus mendengar kan.

"Kalau tamu undangan yang hadir 300 cukup, safina?" Alzan bertanya yang kedua kalinya karena pertanyaan pertamanya tidak didengarkan oleh safina.

"Oh, itu, cukup kok." safina tersenyum kikuk dan langsung membuang pandangan karena malu.

Pembicaraan alzan kembali berlanjut, lelaki itu melirik safina yang bergerak tidak nyaman dan entah mau kemana, entah apa yang terjadi pada gadis itu, sejak tadi safina bersamanya lebih banyak diamnya padahal safina adalah orang yang bar-bar dan cerewet. Kalau begini, perasaan Alzan juga ikut tidak tenang, khawatir terjadi sesuatu pada safina. Beruntung lima menit setelah itu, obrolan selesai, setelah mendatangani kontrak dan berkas-berkas lainya untuk hari-H nanti.

"Nanti akan kami hubungi lewat whatsapp untuk technical meeting selanjutnya kami akan membahas tentang acaranya sekaligus kami akan keliling-keliling tempatnya supaya kami bisa melihat ruangan-ruangan yang akan kami dekor nantinya. Terima kasih banyak, Mas Alzan."

"Baik, kak, Terima kasih kembali." Alzan merapatkan tangan bertanda Terima kasih kepada pimpinan rapat, pasalnya yang memiliki desain organizer nya adalah perempuan, jadi Alzan tidak mau bersentuhan.

Usai itu, mereka langsung meninggalkan gedung dan beranjak untuk pulang. Alzan dan safina tidak satu mobil, mereka membawa mobil keluarga masing-masing. Saat itu, Alzan ragu-ragu untuk menanyakan keadaan safina yang sedari banyak diam. Sampai akhirnya Alzan memberanikan diri untuk menanyakan keadaanya lewat pesan pribadi.

Whatsapp
Safina.

Alzan.
Safina, kenapa?

Safina.
Aku laper:(

Alzan.
Ke tempat makan dulu, mau?

Safina.
Izin dulu sama Ayah.

Alzan.
Iya.

Alzan memasukan ponsel nya kembali kedalam saku celana dan berlari kecil menuju mobil yang dikendarai Erlan.

"Om, ketempat makan dulu mau?"

"Oh, iya-iya, boleh, mau dimana?"

"Cari yang deket dari sini aja, om."

Cinta yang tak terlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang