14 : Melepas masa lajangku.

16 6 2
                                    

◉ Jangan lupa tinggalkan vote & komen.

◉ Happy Reading💞

Mungkin Alzan dan safina merasa lebih ringan karena masalah pernikahan mereka telah diurus dengan wedding organizer, mereka hanya perlu mendatangani setiap pertemuan untuk membecirakan beberapa rangkaian acara.
Sejak pertemuan pertama sampai sekarang, semuanya berjalan dengan lancar. Saat itu Alzan dan safina di ajak untuk berkeliling tempat yang akan menjadi tempat pernikahan nya nanti, mereka melihat berapa cantiknya dekorasi yang berwarna serba putih. Sebenarnya sempat terjadi perdebatan antara konsep yang diinginkan safina dan konsep keinginan Alzan, tetapi safina mengalah karena tidak ada yang mendukung keinginannya untuk dekorasi serba pink.

Safina benar-benar merasa lelah dalam seminggu ini karena sulit memilih gaun yang sesuai dengan keinginannya. Bahkan mama dan bundanya Alzan sudah lelah menemani gadis itu yang bolak-balik ke ruangan ganti. Tapi safina bersyukur semua persiapannya sudah beres setelah panjangnya proses beberapa minggu lalu, sekarang ia hanya perlu menunggu hari akadnya pada hari Rabu mendatang. Rasanya waktu berjalan dengan cepat, tak terasa beberapa hari kedepan ia sudah melepas masa lajangnya, dan berganti status menjadi seorang istri, sedangkan safina sekarang masih takut dengan pikiran nya sendiri menyangkut dunia pernikahan.

"ASSALAMU'ALAIKUM, SAFINAAA."

Safina yang mendengar itu sontak terkejut padahal dirinya sedang asyik menonton film drakor Lovely Runner, Safina merasa terganggu dan langsung melongok dari jendela rumahnya, Entah apa yang gadis itu lakukan, pagi-pagi buta sudah datang dengan suara yang menggelegar. Karena Safina malas mengenakan jilbab, ia meraih mukena dan memakainya dengan asal.

"Tumben lo pagi-pagi udah kesini?" tanya Safina setelah sampai diluar rumah.

Bukanya menjawab, Nitta malah mendekap Safina dengan erat layaknya seperti orang yang sedang drama sedih. "Huhuhu, bestie gue mau nikah... Hati siapa yang nemenin gue main bareng? Siapa yang nemenin gue beli seblak? Siapa, Naaa?" katanya sambil mengguncang bahu Safina.

"Ish, gue kira ada apaan, lo pagi-pagi udah kesini."

"Gue mau main dirumah lo,ya, Boleh kan?" mata Nitta berbinar, membuat Safina merasa tidak tega.

"Iya, iya, boleh, ayo masuk." ajak Safina kepada Nitta.

"Bentar, tapi gue pengen nobar, nobar drakor yang lagi rame itu. "

"Ih, ini gue juga lagi nonton!"

"Wahh, kalo gitu nonton bareng ama gue aja, ya."

Safina membiarkan Nitta bergelayut dilenganya dan membawa gadis itu menuju kamarnya. Sewaktu masa sekolah dulu, mereka sering bermain seperti ini. Nitta masih tidak bisa membayangkan hubungan pertemanan nya dengan Safina akan merenggang karena Safina akan segera menikah. Berkali-kali Safina meyakinkan Nitta bahwa mereka akan terus menjadi sahabat sampai kapanpun, namun Nitta yakin mereka tak akan sering bertemu seperti sekarang saat Safina belum menikah.

"Ternyata lebih sedih ditinggal nikah sama sahabat, ya,daripada ditinggalin sama pacar."

"Heh, Gue masih tinggal dibumi. Lo ngiranya gue udah gak ada gitu?"

"Tapi, kan lo pasti gak bakalan sering ketemu sama gue, pasti sibuk ngurusin suami lo."

"Makanya, lo nikah juga." ucapan akhir Safina yang membungkam mulut Nitta yang seketika diam.

Beberapa menit mereka sibuk asyik dengan melihat serial drama Korea, tapi ditengah keasyikan itu, Nitta malah menoleh pada Safina, membuat Safina menaikan sebelah alisnya.

Cinta yang tak terlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang