◉ Jangan lupa tinggalkan vote & komen.◉
◉ Happy Reading💕
Rabu, 03 Juli 2024.
Safina terbangun dari tidurnya saat adzan shubuh berkumandang, ia hanya mendudukan tubuhnya dengan mata yang masih tertutup rapat, lebih tepatnya sedang mengumpulkan nyawa. Kemudian Safina melotot terkejut saat sang ibu membuka pintu kamarnya, karena lampu dikamar nya masih mati, Safina hampir saja terkena serangan jantung pasalnya kaget tiba-tiba ibu nya masuk kedalam kamar tanpa mengetuk nya terlebih dulu.
"Habis ini langsung mandi, sholat, terus siap-siap," titah sarah.
Safina menggaruk-garuk tengkuknya kebingungan.
"Siap-siap mau kemana mah?""Ya allah.... "
Safina merongoh kebawah bantal dan meraih ponsel nya. Awalnya Safina melihat tidak ada yang aneh, tapi beberapa menit setelahnya, ia langsung mengibas selimut dan berlari menuju kamar mandi. Bagaimana bisa jika Safina melupakan hari pernikahannya yang akan menjadi momen paling sakral dan bersejarah didalam hidup nya. Sebenarnya Safina tidak lupa, hanya saja tadi nyawanya belum terkumpul penuh sehingga sebagian memorinya belum masuk penuh kedalam ingatan yang. Safina tidak berlama-lama untuk mandi dikamar mandi karena Safina tak ingin waktunya akan terbuang habis. Padahal Safina sudah memasang alarm pukul setengah 4 tepat, niatnya ingin melakukan sholat sunnah tahajud, tapi ia memang tidak yakin terbangun karena ia malam ini tertidur terlalu malam.
Safina duduk di depan cermin sambil senyam-senyum sendiri setelah menyelesaikan sholat shubuh nya. Jendela kamarnya dalam kondisi terbuka, membuat angin pagi dengan menghembus bebas masuk kedalam kamar, langit masih terlihat gelap karena sang matahari belum menampakan diri.
"Kak, disuruh turun," Zidan menampakan kepalanya dengan wajah meledek, karena sang ibu sudah terlebih dulu meninggalkan Safina setelah membangunkannya.
"Iya."
Zidan menyamakan langkahnya dengan Safina dengan tujuan meledek arema Safina yang hendak akan menemui MUA. Ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Zidan, karena ia ingin melihat kakanya itu tampil dengan anggun dan cantik, tidak seperti biasa-biasa nya. Selama Zidan hidup bersama nya ia tidak pernah melihat Safina menggunakan polesan make-up tebal, sebab itu Zidan sangat menanti hari ini.
"Apa, sih?" lama kelamaan Safina risih dengan perbuatan Zidan yang tak henti-henti memperhatikan nya.
"Gue lagi ngebayangin pas lo udah pake make-up, bakalan kayak kim Hye Yoon gak ya, pemeran drakor lovelly Runner?" Zidan bertanya kepada diri sendiri.
"Bisa diem gak.. "
Zidan segera mengangkat jari telunjuknya didekat mulutnya. "Ssssst...., pengantin itu nggak boleh marah-marah."
Safina memutar bola matanya karena malas melihat adiknya itu, dan berjalan cepat menuju menuju mobil yang sudah terparkir didepan gerbang. Di sana ada empat mobil yang sudah berjajar rapi milik keluarga besar Safina, dan sedangkan Safina menaiki mobil yang paling depan bersama ayahnya.
"Silakan duduk." ucap Erlan seraya merayu gadisnya itu.
"Apaan sih, yah."
"Yang semangat dong, safina."
"Bukan gak semangat yah, tapi aku deg-degan," kata Safina sambil memegangi dadanya.
Erlan tertawa singkat, sambil melajukan mobilnya.
Safina memalingkan wajah ke arah jendela mobil, melihat indahnya langit pagi dengan warna jingga yang terlihat jauh diujung timur, Safina menurunkan kaca mobil agar wajahnya bisa merasakan angin dingin dan segarnya hawa pagi. Dalam lamunannya itu Safina seolah membayangkan sesuatu dilangit sana. Ia tahu, hari ini adalah hari yang akan mengubah statusnya menjadi seorang pasangan yang sah bagi Alzan, meskipun Safina masih merasa bahwa dirinya tidak pantas bersanding dengan lelaki itu, tapi Safina mengingat kembali perkataan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang tak terlupakan
Genç KurguBagaimana jika gadis batgirl yang memiliki kelakuan bar bar namun mempunyai paras cantik, harus menyimpan perasaanya kepada seseorang pria yang tampan yang terdengar hampir sempurna? ***** kisah ini akan menceritakan perjalanan cintanya SAFINA NURD...