Halo, ini Janika Sahara. Tidak lama lagi film keduaku dengan Sagara akan selesai dikerjakan. Film pertama sangat memuaskan bagiku, meski banyak yang berkata Sagara memang lebih ahli memegang kamera dibandingkan menjadi pemeran utama. Tolong jangan katakan hal jahat, meski Sagara tidak peduli aku sangat tersinggung.
Meski dalam berkarir lebih dari separuh hidupku sudah mendengar banyak komentar jahat yang beragam, aku sangat sakit di bagian "Sagara itu buruk, Sagara itu tidak kompeten, Sagara tidak cocok dengan Janika, Sagara lebih cocok dengan Ares atau artis-artis lain." Teman-teman, aku belum pernah jatuh cinta lebih besar dari semenjak aku mengenal Sagara.
Sagara bekerja keras, melampaui batas-batas yang tubuhnya bisa lewati. Aku tahu kalian tidak peduli sebesar apa hal yang dia lampaui, yang kalian mau hanya sebuah tontonan yang enak. Seorang aktor harus bisa berakting dan lain sebagainya, tapi Sagara sakit. Sagara tetap pergi ke tempat shooting setelah pulang dari rumah sakit, selalu keras kepala, tapi itulah Sagara.
Tidak lama bagi Sagara untuk mengubah perasaan dukanya demi bekerja. Hasilnya memang biasa saja, tapi aku mengagumi bagaimana dia melakukannya.
Film kedua ini pun mengalami banyak kritik, katanya buku berjudul Self Insert ini buruk. Menceritakan obsesiku terhadap Sagara yang tidak normal, aku bisa menjawabnya dengan IYA. Selama dua jam sejak kalian menonton kalian akan melihat betapa indahnya hal-hal yang ingin aku lewati dengan Sagara selamanya.
Aku berharap kalian menonton film ini untuk melihat Janika yang bahagia, aku tidak minat dengan penghargaan atau pencapaian lain. Aku mau mengabadikan kisahku dengan Sagara, film ini nantinya akan kuputar ulang sampai aku pulang ke Tuhan.
****
"Semua akan baik-baik kalau lo Janika Sahara," celetuk crew film, orang-orang awal tiga puluhan itu mematik api untuk segelinting tembakau. Kameramen satu membagikan undangan, pernikahan mereka akan segera digelar beberapa minggu setelah shooting selesai.
Beberapa orang juga tersenyum membaca undangan, lucu sekali karena sepanjang bekerja mereka hanya melihat Janika dan Sagara bermesraan bahkan tanpa konflik yang berat. Mereka seperti anak-anak, padahal sudah dewasa. Janika seperti tidak pernah menemukan cinta sebelumnya sementara Sagara seperti orang yang mengiyakan saja saking cintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-sign [Terselesaikan]
Fiksi Remaja"Tanpa Sagara, lautan dan samudra hanya akan menjadi gurun besar seperti Sahara." Seorang aktris besar jatuh cinta justru hanya karena hal kecil. Membaca cerita lalu tidak terima dengan endingnya yang begitu pilu, Janika Sahara terobsesi dengan isi...