Prolog

382 54 20
                                    

Di sebuah kapal pesiar mewah, orang-orang berpakaian rapi berlalu lalang. Beberapa saling bercerita satu sama lain, atau hanya menikmati kesendirian mereka.

Seorang laki-laki bersurai putih dengan tato hanafuda di tengkuk menatap datar sekumpulan orang yang ada di sana. Jika bukan karena tuan rumah adalah salah satu rekan kerja yang selalu tahu batasan dan tidak mengecewakan Bonten, dia tidak akan mau repot-repot pergi ke pesta yang dihadiri oleh Yakuza Jepang baik yang kecil maupun besar seperti Bonten yang dia pimpin.

Sang pemimpin Bonten–Sano Manjiro alias Mikey– melirik dari ekor matanya saat dua orang di sebelah mejanya tengah bergosip dengan semangat, membicarakan kelompok baru.

"Ah, maksudmu Taisyakuten benar-benar akan datang?"

"Ya! Bahkan yang datang katanya pemimpin mereka beserta para eksekutifnya."

"Tapi bukankah selama ini mereka hanya bersembunyi? Bahkan tidak ada yang tahu bagaimana mereka terbentuk. Hanya tiba-tiba muncul begitu saja."

"Entahlah. Mungkin mereka ingin mulai menguasai Jepang juga?"

"Wah! Apakah artinya Taisyakuten akan bersaing dengan Bonten?"

"Sst! Jangan keras-keras, Bodoh!"

"Maaf-maaf."

Mikey mengerutkan keningnya sedikit, lalu menatap seorang laki-laki dengan rambut putih panjang dan tato khas Bonten di kepalanya yang baru saja datang.

"Koko."

Hajime Kokonoi mengangguk paham. Dia segera mendekat pada bosnya. "Taisyakuten muncul sejak dua tahun yang lalu, tapi selama ini mereka hanya bergerak terbatas dan diam-diam. Aku terus mengawasi mereka sampai tiba-tiba kelompok itu mulai berani memunculkan diri tiga bulan yang lalu."

"Siapa pemimpinnya?"

"Sayangnya, aku tidak bisa mengetahui apapun tentang eksekutif maupun pemimpin mereka bahkan, Bos. Bahkan setelah begadang selama seminggu untuk mencari informasi itu."

Koko duduk di kursi kosong. Para Yakuza memang diberikan tempat untuk kelompok masing-masing berupa meja panjang dengan berbagai macam makanan di atasnya. Tuan rumah jelas tidak pelit mengingat yang diundang adalah orang-orang dari dunia bawah.

"Ah, apa itu saat kau tidak ada di kamar selama seminggu, Aniki?" Seorang laki-laki dengan gaya rambut ubur-ubur menatap sosok di sampingnya.

"Ya. Aku dan Koko berusaha mencari tahu tentang mereka. Tapi kami benar-benar tidak mendapatkan apapun." Haitani Ran, si sulung Haitani menyesap wine dengan cepat. Dia masih merasa kesal karena tidak bisa mendapatkan info apapun.

"Apa mereka sehebat itu?" Akashi Takeomi menyesap rokoknya perlahan.

"Terus selidik mereka Ran, Koko! Aku ingin tahu–"

Kalimatnya terhenti saat orang-orang di sana mulai ribut. Mikey mengerutkan keningnya, ikuti menatap ke pintu masuk seperti yang lain.

Saat pintu terbuka, beberapa orang mulai masuk. Mikey beserta semua eksekutif Bonte menatap tak percaya pada orang-orang itu.

Yang pertama masuk adalah seorang laki-laki cantik dengan rambut pirang sebahu. Ada bekas luka bakar di sisi kiri wajahnya. Disampingnya, laki-laki lain dengan rambut hitam yang dikepang dengan tato naga di kepalanya terlihat. Keduanya sama-sama mengenakan setelah jas rapi.

Belum selesai dengan keterkejutan mereka, Mikey kembali kaget saat orang berikutnya masuk. Dia  memilih surai raven dengan mata biru yang indah, berjalan di tengah-tengah seakan sedang dikawal dengan ketat. Di sebelah kanan ada seorang laki-laki tak terlalu tinggi, dengan rambut hitam undercut. Di sisi kiri adalah laki-laki dengan rambut hitam-pirang dengan tato harimau di leher.

Di belakang si surai raven, dua orang laki-laki kembar mengikuti, dilanjutkan dengan sosok bertubuh besar dengan rambut hitam-navy. Yang terakhir adalah seorang laki-laki bersurai ungu dengan tato naga yang sama dengan orang sebelumnya.

Masing-masing dari mereka membawa pistol di belakang punggung. Laki-laki yang berada di tengah terlihat memindai sekeliling sampai akhirnya mata biru itu bertatap dengan Sano Manjiro.

Tubuh pemimpin Bonten menegang saat sosok yang familiar itu berjalan ke arahnya diikuti oleh yang lain. Para eksekutif Bonten segera berdiri dan merapat pada Bos mereka, bersiap untuk apapun yang akan terjadi.

Di bawah tatapan semua orang, si raven bermata biru berdiri di ujung meja panjang itu. Dia meletakkan kedua tangannya di atas meja, tersenyum manis saat menatap Mikey.

"Sudah kubilang kita akan bertemu lagi, Mikey."

Mikey mengepalkan kedua tanyanya di bawah meja dan menatap sosok itu dengan tajam.

"Apa yang sedang kau lakukan, Takemitchy?"
.
.
.
Tbc...
2 Juli 2024

Yah, apakah menarik?

Maaf klo deskripsinya kurang bagus. Aku paling gabisa kalo disuruh mendeskripsikan orang, makannya kukasih perkenalan dulu sebelum prolog ini(●'▽'●)ゝ

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang