BAB 33

58.4K 3.6K 202
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -


"Gue bisa.. bisa kasih lo kerjaan, kalau lo mau."

Pria itu berkedip beberapa kali, "Apa?" beo nya kecil, tak begitu yakin dengan pernyataan gadis di depan nya.

"Gue bisa kasih lo kerjaan, kalau lo mau. Gaji nya.. ga bisa gede sih. Tapi, kalau untuk biaya makan atau tempat tinggal lo sama adek lo, bisa gue tanggung," ujarnya yakin.

"Tapi, gue lulusan sd.." katanya kembali memberitahu, barangkali Keira tak mendengar saat pria itu berbicara tadi.

"Lulusan tk juga harus nya bisa sih, kalau cuma bantuin papa.." Ini Keira yang bergumam sendiri, menyimpulkan. Membuat risol, seperti nya tak memerlukan pendidikan berjenjang tinggi, kan?

"Kalau lo mau, gue cuma bisa kasih lo gaji satu setengah juta per bulan. Makan gue tanggung, tempat tinggal ada, tapi ya gitu.. ga mewah," jelasnya.

"S-satu setengah juta?" tanya nya sambil mengerjap. Keira mengangguk mantap. "Gimana?"

Pria itu cukup tergiur, ya.. dapat pekerjaan daripada maling, meski gaji tak seberapa, namun di beri makan dan tempat tinggal, siapa yang menolak, kan? Tapi, pertanyaan nya, "Boleh?" tanya pria itu ragu, sedikit tak enak.

Ia pencuri, jelas tak mencerminkan sikap jujur yang pantas untuk di pekerjakan.

"Boleh, kalau lo mau."

"M-mau.." respon pria itu cepat, sembari mengangguk - angguk.

Oh! Tapi, tunggu dulu. "Pekerjaan nya apa?" tanya nya hampir lupa.

"Bantuin papa gue bikin risol." Jawaban singkat dan jujur dari Keira mampu membuat si pria tercengang. Pekerjaan nya hanya itu?? Dengan gaji satu setengah juta? Agak mengherankan.

"Jadi, lo mau ga? Kalau gamau.. rencana nya gue mau cari pekerja lain," ujar Keira.

"M-mau, mau." Pria itu menyahut cepat.

"Good. Yaudah, sekarang, kita ke adek lo, terus langsung ke tempat kerja lo."

"Eh? Sekarang?"

Keira berdehem pelan. "Papa gue mungkin sekarang udah mulai jualan. Gue harus ngenalin lo ke papa gue dulu," katanya.

"A-ah iya iya." Pria itu mengangguk. "Bentar, biar--" Pria itu hendak pergi.

"Eh! Mau kemana?!" tahan Keira.

"Jemput adek.." jawab nya polos.

"Kan bisa naik mobil gue malinggg!" Keira sedikit gregetan. "O-oh iya.." sahut pria itu pelan.

Lantas, Keira membuka pintu mobil, masuk lebih dulu. Di ikuti dengan pria asing itu yang masuk di kursi penumpang bagian depan, bersebelahan dengan Keira di kursi pengemudi.

Mobil di jalankan, sesuai arahan dari si pria asing.

---------------

"Nama nya siapa itu?" tanya Keira melirik ke bocah laki - laki yang ada di kursi belakang.

"Nama nya Alrio, biasa nya di panggil  Rio." Pria bernama Naren selaku kakaknya si bocah yang menjawab.

Keira menganggukkan kepala nya mengerti, "Kelas berapa?"

"Kelas 2." Lagi, Naren yang menjawab. Sedangkan, adiknya sendiri menunduk dan memainkan ujung pakaian nya, sedikit gugup. Ia tadi sedang mengerjakan PR di rumah, tiba - tiba saja kakaknya pulang bersama seorang gadis, lalu mengajak nya pergi dengan membawa pakaian.

Suasana mobil kembali hening. Keira menjalankan mobil nya menuju ruko, sengaja, supaya Naren bisa langsung bekerja, pikirnya.

Tak lama, sekitar 10 menit, mobil di hentikan di sebuah ruko yang sudah sedia etalase berisi nampan risol, sisa setengah nampan, mungkin yang lain sudah habis terjual. Ruko itu di jaga oleh Rico.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang