Bab 8

132 17 9
                                    

Beberapa minggu telah berlalu, Risu sedang duduk di kasurnya ditemani oleh Anya yang duduk di samping kasur Risu.

"Akhir akhir ini, kamu udah jarang masuk sekolah. Ah iya, aku mau kasih tau kamu sesuatu tapi aku takut kamu sakit hati."

"Kasih tau aja, aku udah biasa sakit hati."

"Ollie sama Kobo pacaran."

"Oh gitu ya... bagus deh"
"Aku liat liat Kobo orang nya baik banget dan tulus sama Ollie, aku tau dia ga bakal nyakitin Ollie."

Anya hanya menatap Risu dengan tatapan kasihan, ia tidak bisa berkata apa apa lagi karena ia berfikir kalau Risu orang yang benar benar kuat.

Keesokan harinya, Risu pergi berangkat ke sekolah bersama Anya seperti biasanya. Namun ketika ia sedang berjalan di lorong sekolah, ia melihat Ollie dan Kobo sedang bercanda tawa. Risu hanya bisa tersenyum dan berusaha agar ia tidak menangis.

"Sama Kobo kamu gabakal nangis, aku jamin. Aku yakin kamu bakal bahagia sama dia."

Skip pulsek

Ollie sedang berjalan menuju rumah Kobo, namun ketika ia sedang berjalan, ia dihalangi oleh preman yang membawa kayu.

Preman itu mendekati Ollie lalu memegang dagu nya Ollie.

"Sama aa yuk" ucap Preman itu sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Apasih anjing, ogah bet gua sama lu."

"Gamau? mau gua pukul?!"

"JANGAN DEKET DEKET SIALAN" Ollie menampar preman tersebut yang membuat preman itu semakin marah.

"LU BERANI NAMPAR GUA? LU MAU GUA BUNUH?"

Preman itu memukul Ollie yang membuat Ollie terluka dan pingsan akibat preman tersebut. Risu memperhatikan mereka lalu dengan cepat Risu menahan tubuh Ollie agar tidak terjatuh, Risu mengikuti Ollie pulang karena jalan menuju rumah Kobo sangat bahaya.

"Cih, minggir! cewe itu punya gua!" Risu tak menghiraukannya dan hanya terdiam menatap preman itu.

"Ahh terserah lu yang penting ni cewe gua bunuh!"

Preman itu sudah bersiap siap memukul Ollie, dengan cepat Risu menghalangi preman itu agar ia tidak memukul Ollie dan pukulan itu terkena Risu.

"Berani banget ya lu walaupun cewe, oke lah gua bakal bunuh lu dulu"

"Lu bisa mukul gua nanti, tapi jangan ganggu ni cewe."
"Gua bakal ke gang belakang, lu bisa mukul gua disana, mau lu bunuh juga gapapa."

"Oke jangan bohong, atau gua bunuh cewe lu itu."

Preman itu pergi terlebih dahulu meninggalkan Risu dan Ollie disana.

"Jangan takut, kamu aman sekarang."

Kobo khawatir karena dari tadi Ollie belum datang kerumahnya, jadi ia memutuskan pergi menyusul Ollie. Di jalan ia melihat Risu dan Ollie yang sedang berpelukan, Kobo yang tampak kesal ia langsung pergi ke tempat itu.

"Lu apain cewe gua sialan!"

Kobo melihat luka yang ada di wajah Ollie, dia terkejut dan menunjukkan wajah nya yang sangat marah.

"Gua tau lu benci Ollie, tapi ga harus sampai lu pukul bangsat!"
"KENAPA LU MUKUL DIA?! DIA PUNYA SALAH APA SAMA LU?!!! lu kalo benci orang dikontrol dikit bisa ga tolol?"

"Gua cuma mukul pelan aja pingsan, cewe lemah."

"Gua gabakal biarin lu ketemu dia lagi, cewe sialan, ga cukup nyakitin hati Ollie?"

"Gua juga gamau ketemu cewe lont* kayak dia."

"Sekarang gua bener bener benci lu. Dari awal gua udah benci lu tapi gua berusaha singkirin itu karena lu bisa buat Ollie bahagia, tapi ternyata? lu begini sialan, gua ga akan maafin lu."

"Ga peduli."

Risu pergi meninggalkan mereka berdua dan jalan menuju gang belakang tempat ia berjanji akan datang kesana menemui preman tadi.

Preman itu sudah menunggu dan menyiapkan kayu yang lebih besar untuk Risu, Risu berdiri terdiam.

"Bagus lu ga bohong." Preman itu mengangkat kayu tersebut dan menaruhnya di dagu Risu yang membuat kepala Risu terangkat.

"Gua ingatin ya, lu bisa aja mati disini"

Preman itu mulai memukuli Risu, Risu hanya bisa menahan rasa sakit nya, Risu menahan rasa tangis nya juga. Preman itu tak kunjung selesai memukuli Risu, tubuh Risu makin melemah.

Beberapa menit berlalu, tubuh Risu penuh dengan lumuran darah, namun ia masih bisa bertahan hidup walaupun tubuhnya semakin melemah.

"Masa baru begini udah tepar" ucap Preman tersebut sambil menginjak perut Risu yang membuat Risu mengeluarkan darah dari mulutnya.

Risu tak kuasa menahan rasa sakitnya, ia pun pingsan dengan keadaan mulutnya berlumuran darah.

"Eh? udah mati lu?"
"Dah mati hahaha kabur ahh"

Preman itupun meninggalkan Risu yang babak belur itu, Risu tak kunjung bangun akibat luka luka yang diberi preman itu lumayan banyak.

Anya khawatir karena Risu belum pulang juga, Anya pun memutuskan untuk mencari Risu. Beberapa menit berlalu namun Anya tak menemukan Risu ada dimana.

Anya terus mencari hingga akhirnya, ia bertemu Risu yang tergeletak penuh dengan darah. Anya yang melihat itu dengan cepat menghampiri nya lalu berusaha membangunkannya.

"RIS?! RIS BANGUN!"
"AH SIAL! KENAPA KAMU BISA BEGINI SIH!"

Anya menelepon ambulans, ambulans itupun datang setelah beberapa menit, lalu membawa Risu dan Anya ke rumah sakit.

Risu dibawa ke ruangnya untuk diberi pengobatan, luka Risu cukup banyak dan menyebabkan proses pengobatan nya cukup lama. Anya menunggu didepan ruangan Risu dengan wajah yang sangat khawatir, Anya ingin menelpon sahabatnya namun ia tau kalau sahabatnya mulai membenci Risu.

Beberapa hari telah berlalu, Risu tak kunjung bangun dari tidur nya itu. Anya setiap hari mengunjungi Risu, tapi Risu tidak bangun.

Keesokannya Anya datang lagi mengunjungi Risu lalu berdiri di samping kasur tempat Risu tertidur.

Tiba tiba mata Risu terbuka.

"Akhirnya kamu bangun Ris" Anya tersenyum sekaligus terkejut

"Nya.. kenapa aku masih hidup? aku pengen ketemu mama papa.. aku kangen mereka"

"Jangan ngomong begitu ya?" Anya memeluk Risu yang tubuhnya penuh dengan perban.

"Anya, tadi aku ketemu mama sama papa, mama papa senyum ke aku.. mereka pasti kangen aku yakan Nya?"

Anya tak bisa menahan tangisnya, ia mulai menjatuhkan tiap tetes air matanya.

"Anya, jangan nangis. Jangan nangis karena aku."

"Jangan ngomong lagi bodoh! jangan mati! kamu kuat, kamu pasti bisa sembuh! Percaya sama aku ya? aku bakal buat kamu sembuh."

"Anya kenapa kamu baik banget sama aku? padahal aku ga pernah ngebuat apa apa ke kamu."

"Gapapa aku cuma mau balas kebaikan kamu dulu."
"Oh iya.. aku sama kamu di undang ke pertunangannya Ollie sama Kobo." Risu terkejut mendengar itu, ia sangat terkejut mengapa secepat itu?

"Mereka udah mau tunangan aja.."

"Kalo kamu gamau ikut gapapa"

"Aku bakal ikut, yakali aku ga ikut dihari bahagia orang yang aku sayang."

"Kamu udah ga sadar hampir sebulan, kamu ketinggalan ujian kelulusan."

"Gapapa, aku juga bakal mati."

----------------------------------

anjay seperti biasa up nya tengah malem ya ges yak

author gabut kalo jam segini, yaudah lanjut aja bikin chapternya

sorry kalo ada kesalahan kata.

see u all!

Sampai Akhir Menutup Mata (RisOllie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang