Chifuyu menunggu keduanya untuk kembali ke asrama, namun begitu lama hingga akhirnya memutuskan untuk mencari mereka.
Di perjalanan mereka, Chifuyu tidak sengaja bertemu dengan pria yang membantunya tadi, "ehh... Sedang apa kamu?" ucapnya. Pria yang bertubuh tinggi itu melihat ke arah belakang, ia tersenyum lebar saat melihat Chifuyu.
Beji mendekati Chifuyu, "boleh aku bertanya?" Izinnya. Bagaimanapun mereka baru saja bertemu saat matahari masih berada di atas kepala mereka. Walau matahari sudah tenggelam, tetap saja itu adalah waktu yang sangat singkat.
Chifuyu menganggukkan kepalanya dengan senyuman, "tentu.. ada apa?" Bukannya menjawab, Baji malah melihat wajah Chifuyu dengan alisnya yang berkerut. Tentu saja itu menimbulkan pertanyaan bagi Chifuyu, "ada apa?" tanyanya.
Baji mengangkat dagu Chifuyu hingga kedua wajah mereka begitu dekat, "kau..." Baji langsung menyadarinya saat melihat Chifuyu, mata sembab dan merah di kelopak matanya itu tentu siapa saja yang melihat langsung menyadarinya.
Tatapan keduanya bertemu, "apakah menangis? Ada apa?" Chifuyu spontan menutup wajah Baji karena malu, wajahnya memerah padam.
Chifuyu merasakan panas di seluruh tubuhnya seketika. Baji yang mengetahui maksud dari perlakuan Chifuyu lantas tersenyum, ia memegang tangan Chifuyu dari wajahnya, "maafkan aku!" ucapnya dengan tawa di wajahnya.
Baji melihat perbedaan tangan keduanya, ia mengigit bibirnya dengan alis yang berkerut.
Chifuyu yang melihat perubahan wajah Baji itu langsung sedikit curiga dengannya. Namun karena sejauh ini Baji bukan orang yang mencurigakan untuknya, ia memutuskan untuk menghilangkan rasa kecurigaan nya pada Baji.
Baji membelalakkan matanya saat menyadari apa yang ia lakukan, "aku juga ingin bertanya satu hal.. apa kau keberatan?" Tanyanya. Chifuyu yang kebetulan tidak merasa bahwa dirinya sibuk mengiyakan permintaan Baji.
"Tidak perlu sungkan..." Chifuyu berjalan untuk mencari tempat duduk, dan ia diikuti oleh Baji. Chifuyu berjalan ke sebuah tempat yang memiliki banyak sekali bunga dan tumbuhan indah. Meski matahari hampir menghilangkan cahayanya, namun tumbuhan itu tetap dapat terlihat indah oleh mata.
Baji terdiam di pintu masuk tempat itu, ia mengamati Chifuyu yang menghirup bunga-bunga dan tumbuhan yang ada di sana. Chifuyu tersenyum ke arah pria itu, "kemarilah... ini adalah tempat yang paling ku suka dan selamanya akan begitu."
Baji mendekati Chifuyu. Wajahnya masih mengagumi sosok bertubuh kecil di hadapannya. Chifuyu membalikkan badannya supa dapat melihat Baji, namun ia tidak tahu bahwa Baji sudah sangat dekat dengannya hingga membuat kedua wajah mereka begitu dekat.
Chifuyu refleks menjauh dengan cepat, ia tidak memperhatikan langkahnya hingga akan terjatuh karena telah menyenggol vas bunga yang berada sejajar dengan betisnya.
Baji menangkap pria kecil yang berada di hadapannya. Baji merangkul pinggang kecil itu, "hati-hati!" Tubuh keduanya bersentuhan. Chifuyu berada di posisi terkejut dan benar-benar tidak tahu harus melakukan apa.
Baji melepaskan rangkulannya. Situasi canggung pun muncul di antara keduanya, "maaf.." ucap Baji.
Jantung Chifuyu berdetak begitu kencang, kedua pipinya memerah dan seluruh tubuhnya terasa sangat panas karena rasa malu, juga seperti perasaan yang bergejolak muncul dari dalam tubuh Chifuyu.
Chifuyu berusaha untuk mengalihkan situasi canggung itu, "e-ehh.. kau tadi ingin bertanya apa? kau tidak melanjutkannya haha.. ehh" ucapnya dengan nada yang canggung. Baji juga mencoba untuk menghilangkan canggung di antara kedunya dengan menjawab pertanyaan CHifuyu, "ohh yaa~."
Baji melihat Chifuyu yang masih enggan melihat Baji karena situasi canggung di antara keduanya, ia menghela nafasnya. Baji menatap Chifuyu dengan tatapan serius, "apa yang dikatakan dokter tadi?" ucapnya dengan nada serius.
Chifuyu membelalakkan matanya, ia menetralkan kembali perasaan terkejutnya dan tersenyum ke arah Baji, "bahkan dengan melihat diriku sekilas saja kau seharusnya sudah tahu.. aku hanya tingkat rendah" Chifuyu menundukkan pandangannya, namun senyuman di wajahnya tidak hilang.
Baji menghela nafasnya, "tenang saja" ucapan datarnya terasa begitu jelas di telinga Chifuyu. Senyuman pun muncul di wajah Baji.
Chifuyu membelalakkan matanya, "seharusnya mereka sudah memberitahumu, bukan? tentu.. aku tidak pernah melakukan hubungan intim dengan mereka berdua, tapi apa kau tahu? bahwa tubuh ku selalu menginginkan dirimu meski pria bertubuh kurus itu sudah membayarnya dengan harga dirinya yang dari awal sudah rendah" Baji mengeluarkan kain yang ada di sakunya.
Baji menutup wajah Chifuyu menggunakan kain yang berada di sakunya, ia menekan kain itu hingga membuat Chifuyu tidak sadarkan diri, "terima kasih, aku berutang budi padamu.. dokter?" Senyuman tersungging di wajah Baji.
Chifuyu masih memiliki sedikit kesadaran, "si-sialan!" pandangan Chifuyu mulai buram dan perlahan mulai menghitam. Chifuyu menggigit bibir bawahnya supaya tetap tersadar namun efek obat tidur yang telah ia hirup begitu kuat. Tubuhnya tidak bisa mengikuti perintahnya meski ia telah menciptakan rasa sakit di bibir bagian bawahnya.
Cairan merah keluar dari bibir bawah Chifuyu. Berbagai cara ia lakukan agar tetap tersadar namun kenyataan bahwa tubuhnya semakin melemah setiap kali ia berusaha melawan rasa lemahnya.
"tch" decak Baji. Ia menendang wajah pria kecil yang sudah terbaring di bawahnya agar bisa pingsan dan tidak mengganggunya dalam menjalankan rencananya.
Meski sudah terkena pukulan di wajahnya, Chifuyu tetap berusaha untuk terbangun meski rasa sakit di kepalanya justru bertambah dan penglihatannya mulai berputar-putar. Rasa mual muncul karena perlawanan yang tidak sesuai dengan tubuh Chifuyu.
Chifuyu memiringkan tubuhnya agar ia bisa menahan rasa muntah yang ingin ia keluarkan. Baji tersenyum dengan pemandangan 'binatang' yang berusaha bertahan dari mautnya.
Baji mendekati tubuh kecil itu, ia menendang tepat berada di perut Chifuyu. Rasa sakit semkain muncul dari perutnya, "agh!" lirihnya.
Baji menendang tubuh kecil itu hingga Chifuyu memuntahkan darah dari mulutnya, ia tersenyum lebar melihat tubuh Chifuyu yang bergetar hebat karena menahan rasa sakit yang berasal dari perutnya.
Tubuh Chifuyu benar-benar melemas, pandangannya menghitam dan akhirnya ia tidak sadarkan diri karena obat yang ia hirup dan beberapa tendangan yang terus mendarat di tempat yang sama yaitu perut.
Chifuyu memejamkan matanya saat tubuhnya sudah benar-benar tidak bisa mengikuti apa yang ia inginkan. Chifuyu terus menggerutu dalam hatinya untuk sadar dan menyelamatkan dirinya namun tubuhnya benar-benar sudah tidak bisa mengikuti kemauannya.
'sialan! sadarlah!' batinnya
TBC
Haloo semuaa! semoga suka yaa.. Love yang udah selalu komen dan vote yaa, dukungan kalian berarti banget buat author. Makasihh yaa!!
Jangan lupa Vote or Komen!
Dadaaa🍃🍃🍃

KAMU SEDANG MEMBACA
Iblis Ku yang Terluka
FantasiBercerita tentang baji, ryuguji ken, dan haitani Ran yang tersesat di hutan.. Mereka kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat di bawa pohon Ketika mereka terbangun... Mereka semua terkejut karena telah berada dalam penjara dan tempat yang tidak m...