BAB 5. MIMPI BURUK

83 9 11
                                    

"Pernahkah kamu melihat anak berusia 6 tahun terjebak pada tubuh remaja berusia 17 tahun? Itulah yang sedang aku alami saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pernahkah kamu melihat anak berusia 6 tahun terjebak pada tubuh remaja berusia 17 tahun? Itulah yang sedang aku alami saat ini. Dan tidak ada yang mau menarikku untuk keluar
dari tubuh ini."
~Elea Baskara~

🥀🥀🥀

Wanita berkulit tan itu memasuki gubuk reyot dengan langkah gontai, sesekali ia cengegukkan. Suara pintu yang terbuka dan tertutup kembali membuat anak perempuan itu terbangun.

"Elea!" seruan keras mengalun.

"Ya, Bu!" Elea langsung berdiri dan melangkahkan keluar dari kamar sempit.

Sorot matanya memerah, melirik Elea dengan ekspresi yang selalu saja sama. Tersenyum lembut lalu beberapa detik kemudian berubah merenggut, ia melangkah mendekati Elea.

"Cantik," gumamnya serak, "tapi, apakah kamu tau? Dia tidak peduli lagi padamu. Hanya beberapa bulan lalu melupakanmu. Malangnya kamu, Elea."

Dahi Elea berlipat, tidak paham apa yang dimaksud oleh wanita paruh baya yang ia anggap sebagai ibunya ini. Setidaknya itulah yang Elea ketahui, ia tidak ingat siapa dirinya, namanya, dan siapa keluarganya.

"Bu," panggil Elea takut-takut.

"Andai aja mereka tidak ngelakuin itu, apakah aku akan begini? Nggak! Aku cuma mau anakku kembali. Tapi, yang mereka lakukan dengan kuasanya, apa? Mereka mengambil semua Dokter untuk menyelamatkan putri mereka yang berharga. Membuat putriku mati di atas ranjang rumah sakit," racaunya, "jika mereka tidak mencintai putrinya. Harusnya biarkan putriku saja yang hidup, bukankah begitu?"

"Bu, El-AKH! Sakit, Bu!" Elea terpekik di saat rambutnya ditarik keras ke belakang.

"Sakit?" tanyanya pada Elea.

"Sa-sakit, Bu! Ampun, Bu!" Elea kecil memelas dengan air mata berlinang.

Kepala wanita itu menggeleng, ditarinya rambut Elea menuju kamar depan. Meskipun Elea meronta-ronta, tenaga anak kecil tidak ada apanya.

"Jangan, Bu! Jangan! Elea takut. Elea takut. Ampun, Bu! Ampun."

BRUK! KLIK!

Tubuh Elea lagi-lagi dimasukan ke dalam lemari, dikunci dari luar. Gedoran kasar, permintaan ampun terus mengalun bersamaan dengan pukulan keras pada lemari berbahan jati.

Sorot mata wanita itu tampak marah, kecewa, merindu, dan terluka. Elea merosot, tubuh kecil bergetar ketakutan.

"Bu," panggil Elea lemah, "ampun."

SKY MANSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang