20. Jebakan

137 13 0
                                    

   Walau Jennie tampil memukau malam ini, tapi tetap saja seperti tahun-tahun sebelumnya bintang utama acara tahunan ini adalah Kim Jimin. Dia terlihat sangat menawan memancarkan penampilannya yang sempurna, Dengan rambutnya yang gelap dan rapi, ia menampilkan senyum yang menular dan mata yang tajam. Tubuhnya yang ramping dan atletis, menambah daya tariknya.

  Jimin melambaikan tangan pada rekan kerjanya yang baru saja ditemuinya, "Saya akan kembali sebentar lagi. Terima kasih atas waktu Anda." Dia berbalik menuju Rose yang tersenyum lembut menyambutnya.

  "Hai, Rose. Kamu siap untuk malam ini?" Tanya Jimin sambil tersenyum hangat.

  Rose mengangguk, "Tentu saja, Pak. Kita harus memutuskan target yang tepat untuk kita dekati malam ini."

  Mereka berdua berjalan beriringan, berdiskusi tentang strategi mereka. "Bagaimana dengan pilihan kita minggu lalu? Apakah kita lanjutkan dengan mereka?" Tanya Rose.

  Jimin mengangguk "Sepertinya itu adalah langkah yang paling masuk akal. Mereka menunjukkan minat yang kuat."

  Saat sedang berbicara, ada seorang  pria yang mendekatinya. Dia menawarkan minuman lalu mereka minum bersama, tertawa dan berbicara dengan sangat santai. Jimin memang cepat akrab  pada orang lain, semua orang tahu bahwa Jimin ramah

  Setelah mereka selesai berbicara, Jimin berpaling kembali ke Rose. "Kita lanjutkan dengan rencana kita untuk malam ini." Kata Jimin.

  Namun, di tengah jalan menuju ke investor berikutnya, Jimin tiba-tiba merasa pusing. Pandangannya sedikit kabur, dia merasakan kepala berputar. Rose yang peka langsung menyadari hal itu.

  "Pak, Anda baik-baik saja?" Tanya Rose khawatir, mencoba menopang Jimin agar tidak kehilangan keseimbangannya.

  "Sepertinya aku kelelahan." Jimin meminta Rose untuk membawanya ke ruangannya. Jimin tahu bahwa ini bukan pertama kalinya dia mengalami sensasi ini, dia mulai merasa panas menggerogoti seluruh tubuhnya. Rose panik "Pak, saya panggilkan dokter saja ya?"

  "Tidak perlu, lebih baik kau keluar" Jimin merasa bahaya jika Rose tetap di sini, karena dia mulai kehilangan kesadaran. Pandangannya mulai kabur, dia tidak tahu lagi siapa orang di depannya. Keringatnya bercucuran dia merasa kesakitan, hampir tidak bisa menahan rasa panas yang sangat menyiksa.

  Sedangkan Rose semakin panik melihat Jimin yang tiba-tiba kesakitan dan berkeringat parah. "Pak, saya takut terjadi apa-apa dengan anda. Jika di sini sendirian" Rose membatu mengelap keringat Jimin dengan tisu yang berada di meja. Jimin berdesis tubuhnya semakin sensitif dengan sentuhan.

  "J-ja-ngan s-sentuh" Ucapnya terbata-bata Sehingga Rose tidak mengerti. Jimin sampai membuka kancing kemeja atasnya karena panas yang melanda tubuhnya, sedangkan Rose tetap mengelap keringat di wajahnya dengan khawatir.

  Jimin meraih tangan Rose yang berada di wajahnya lalu menariknya hingga berada dibawahnya. Jimin mencium rose dengan menggebu, tubuhnya butuh pelampiasan sekarang.

  Berbanding terbalik dengan tubuhnya, mulutnya terus mengumpat, mencoba menghentikan tingkahnya sendiri. Rose sama sekali tidak membalas ciuman Jimin. Rose bigung, ia masih memperoses apa yang sedang terjadi. Hingga tangan Jimin yang masuk ke dalam bajunya membuatnya tersadar, bahwa Jimin sedang tidak waras.

  "PAK KIM?! Sadarlah! Apa yang anda lakukan?" Rose mencoba menyadarkan Jimin. Tapi Jimin malah mengunci pergerakkan Rose, dengan memegang kedua tangan rose dengan tangan kirinya. Rose ingin menangis disaat seperti ini. Rasa bersalah pada Nayeon melanda hatinya. Ia memang mencintai Jimin, tapi bukan ini maunya. Ini hanya akan menyakiti semua orang, termasuk dirinya sendiri.

  Rose terus meronta dalam dekapan Jimin hingga tenaganya habis, akhirnya Rose hanya bisa pasrah. Berharap seorang dari luar ruangan dapat menolongnya.

  Jimin terus melakukan perbuatan bejatnya, kepalanya pusing melayang karena minuman tersebut. Hatinya merasa bersalah, ia tahu ini tidak benar. Tapi lagi-lagi tindakan bertolak belakang dengan perasaannya.

  Malam ini semuanya terjadi bergitu saja, tanpa dapat dicegah oleh siapapun. Mala petaka yang dapat menghancurkan hidup beberapa orang.

>>>>♡<<<<
TBC

Gays, just info. Beberapa chapter ke depan mungkin Jenkook ga muncul demi kepentingan alur cerita. Jadi tolong tetap spam vote yaa, sebagai bentuk dukungan untuk aku lanjutin cerita ini. Love you all💞

How Can He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang