Seyum merekah tampak di wajah Jungkook malam ini, ia baru saja mengantar Jennie pulang. Mereka Juga singgah di restoran untuk makan malam. Meskipun setatus hubungan mereka belum Jelas, Jungkook cukup puas dengan perkembangan hubungan mereka. Namun, sesampainya di kediaman Jeon family seyumnya hilang seketika.
Ia mendengar suara tangisan dari kamar Nayeon. Tatapan khawatir para pelayan menguatkan keyakinannya, ada seuatu yang tidak beres. Jungkook dengan terburu-buru menghampiri Nayeon.
"Noona, apa yang terjadi? Kenapa kau menangis?" Jungkook memeluk Nayeon erat, mencoba menenangkan hatinya yang sedang hancur.
"Tidak apa-apa, Jungkook-ah. Hanya masalah kecil di butik," jawab Nayeon dengan suara bergetar, mencoba menyembunyikan rasa sakitnya.
Namun, matanya yang bengkak dan memerah mengkhianati kata-katanya. Jungkook merasa tidak bisa berdiam diri saat melihat kakaknya yang selalu ceria sedang menghadapi penderitaan.
Jungkook memilih untuk tidak bersikeras, menghormati keinginan Nayeon untuk tidak membicarakannya. Ia merasa sedih melihat kakaknya yang biasanya tersenyum kini tenggelam dalam kesedihan. Malam itu, suasana di rumah mereka terasa penuh kekacauan.
"Baiklah, kalau begitu, istirahatlah, Noona. Kau terlihat sangat lelah," ucap Jungkook lembut sambil menutupi Nayeon dengan selimut sebelum meninggalkan kamarnya.
Di luar kamar, Jungkook mengumpulkan keberaniannya. Dia tidak bisa membiarkan ini berlalu begitu saja. Dia mengumpulkan semua pelayan yang sedang berada di sekitar.
"Siapapun yang tahu apa yang terjadi, cepat beritahu aku." Ucap Jungkook dengan suara tegas. "Ini menyangkut Noona kesayangan ku."
Para pelayan saling pandang, terlihat ragu dan takut untuk memberi tahu Jungkook. Namun, tak ada yang berani menentang ketika Jungkook melanjutkan, "Jika satu orangpun tidak mengatakan apapun, aku akan memecat kalian semua."
Akhirnya, salah seorang pelayan dengan gemetar mulai menceritakan apa yang mereka lihat siang tadi. Cerita tentang pacar Nayeon yang datang ke rumah, dan pertengkaran hebat yang terjadi.
Dia berdiri di tengah para pelayan yang ketakutan, menatap tajam. "Kalian bisa pulang sekarang. Aku akan menanganinya sendiri."
Para pelayan segera bubar dengan lega, tetapi tetap dengan rasa cemas terhadap apa yang mungkin akan terjadi berikutnya.
Jungkook berjalan menuju kamarnya dengan pikiran yang gelisah, berencana untuk mencari tahu penyebab kakaknya terluka.
Emosi Jungkook mendidih setelah mendengar apa yang terjadi pada Jimin dan Nayeon melalui informannya. "Berengsek!" Makinya dengan keras, kesal atas perlakuan tidak pantas yang didapatkan kakaknya.
Pagi harinya, Jungkook melangkah masuk ke kantor dengan ekspresi wajah yang suram. Kejadian semalam masih menghantui pikirannya, membuatnya sulit untuk fokus pada pekerjaannya. Meskipun demikian, di tengah lingkungan kantor yang formal, ia berusaha menjaga sikap profesionalnya.
Setidaknya itu yang Jungkook pikirkan sebelum melihat Jennie muncul di pintu ruangannya. Wajah Jennie memicu memori tentang Jimin, yang telah menghacurkan Nayeon.
"Jennie-ssi, hari ini tolong urus semua melalui Hyunjin." ucap Jungkook tanpa melihat langsung ke arahnya. Suaranya dingin, berbeda dengan biasanya.
Jennie memicingkan mata, sedikit terkejut dengan perintah tegas itu. "Baik pak" Jawabnya singkat, Jennie hanya mengangguk sebelum meninggalkan ruangan. Namun, kebingungannya meluap. Baru semalam semuanya baik-baik saja dengan Jungkook, mengapa sekarang Jungkook bertindak dingin padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can He?
RomanceJennie tahu bahwa tidak ada yang mudah di dunia ini. Terlahir dari keluarga kaya, tidak membuat Jennie menyerah. Mencari perkerjaan tanpa koneksi apapun dari pihak keluarganya. Namun, dari banyaknya perusahaan, kenapa ia malah berkerja di Jeoright...