12. Putri Dari Rythem

150 16 0
                                    

  Hyunjin sedang berbicara dengan seseorang di telepon milik kantor, Jennie tebak sudah pasti itu adalah Jungkook karena bahasa Hyunjin yang sangat sopan.

  "Jennie-ssi kau disuruh ke ruangan pak Jeon" Setelah itu Hyunjin kembali fokus  pada komputernya. "Ah! yang benar saja ini baru 15 menit"  Jennie meninggalkan mejanya dengan kesal.

  Setelah Jennie sampai di ruangan jungkook, ia melihat jungkook yang sedang terburu-buru membenarkan jasnya "Cepat ikuti aku dan ambil berkas di meja, kita akan menghadiri rapat"

  Jennie berjalan ke meja Jungkook untuk mengambil berkas dan mengikuti Jungkook "Bahkan ini belum 30 menit seperti yang dia perintahkan, kenapa langsung ada tugas baru" Jennie bergumam sambil jalan.

  Jungkook berhenti dan mengatur nafasnya agar tenang "Sepertinya aku harus mengingatkanmu lagi sekretaris Kim, bahwa akulah bosnya di sini. Kau hanya perlu melakukan apapun yang aku suruh" Jungkook mulai berjalan lagi sedangkan Jennie hanya mendengus kesal.

----^----^---

  "Baiklah rapat selesai, silahkan menikmati makan siang kalian" Karena Jungkook sudah mengakhiri rapat semua karyawan membungkuk dan meningkalkan ruangan termasuk Jennie.

  "Sekretaris Kim mau kemana kau?" Tanya jungkook "Tentu saja ingin makan siang" Menurut Jennie itu adalah pertanyaan aneh, bukankah Jungkook sudah mempersilahkan seluruh karyawan untuk makan siang?, kenapa ia malah ditanya saat ingin pergi.

  "Siapa bilang kau bisa lepas dariku?, selama kau masih menjadi sekretaris pribadiku hal itu tidak di izinkan. Bahkan di luar kantor pun kau masih dalam kuasaku" Jungkook mendekatkan badannya pada Jennie lalu Menarik Jennie ke luar ruang rapat.

  Ayolah ini sudah ke tiga kalinya Jungkook mencekam tangan Jennie begitu kuat. Perlakuan ini tentu tidak bisa Jennie terima, kanapa Jungkook semakin semena-mena padanya. Jennie yang tak terima menghempaskan tangan Jungkook dari tangannya "Pak saya adalah sekertaris anda bukan istri anda yang bisa 24 jam berada dalam pengawasan anda" Kesal Jennie

  "Kalau begitu gampang, kau tinggal jadi istriku saja bagaimana?" Pertanyaan yang cukup sulit, namun dengan mudahnya Jungkook melontarkannya pada Jennie.

  Hanya satu kalimat yang ada di otak Jennie sekarang 'dasar gila'

  Hal-hal menjengkelkan banyak sekali terjadi hari ini, Jungkook menyuruh Jennie melakukan ini dan itu. Bukan bekerja Jennie malah seperti dikerjai oleh Jungkook habis habisan.

   Jennie rasa ia tidak akan sanggup menghabiskan waktunya seperti ini terus menerus selama enam bulan. Hingga rencana gila muncul di benaknya, haruskah ia membuat bos menyebalkannya ini jatuh cinta.

  Jennie pikir akan seru jika melihat Jungkook memohon-mohon cintanya. Namun jennie menarik kembali rencana gilanya, karena ia tahu membuat seorang Jeon Jungkook jatuh cinta bukanlah hal yang mudah.

  "Pak apakah saya sudah bisa pulang?" Jennie melihat sudah banyak karyawan yang pulang, tentu saja hari sudah cukup malam untuk seorang karyawan berada di kantor bahkan Hyunjin sudah pulang duluan dari tadi sore.

  "Baiklah siapkan barang-barangmu, aku akan mengantarmu ke rumah" Jungkook memakai jas yang terletak di belakang bangkunya. Sedangkan Jennie hanya menurutinya karena ia tahu bahwa tidak ada gunanya melawan keiginan Jungkook.

  Di perjalanan pulang tidak ada percakapan hanya suara hening menyertai mereka, baik Jennie maupun Jungkook sama-sama tidak mempunyai hal untuk dibicarakan.

  "Sekretaris Kim, bukankankah ini adalah rumah milik perusahaan Rythem?, jangan bilang kau adalah bagian dari mereka" Jungkook sudah pasti tahu bahwa Jennie adalah putri dari Kim Seokjin pemilik Rythem, ia hanya berpura-pura terkejut agar Jennie tak curiga.

  Jennie tidak membantah pertanyaan Jungkook dengan mengangguk, untuk apa ia membatah jika penjaga rumah menyambutnya dengan panggilan nona saja sudah membenarkan bahwa jennie adalah bagian dari tuan rumah.

  "Hahaha, kenyataan seperti apa ini. Bisa-bisanya putri satu-satunya pemilik Rythem menjadi sekretaris pribadiku" kalau yang ini jungkook tidak pura-pura, karena fakta ini memang sedikit menggelitik perutnya.

  "Kalau begitu hati-hati di jalan dan  terima kasih atas tumpangannya pak Jeon" Jennie membungkuk hormat lalu menunggu Jungkook untuk keluar dari halaman rumahnya.

  "Kau masuk saja ke rumah baru aku akan pergi"

  "Tidak sopan jika saya masuk ke rumah, sebelum orang yang mengantar saya pergi terlebih dahulu"

  "Baikalah jika itu maumu, selamat malam Jennie-ssi" Jungkook meninggalkan halaman, hingga akhirnya Jennie bisa bernapas lega karena bisa istirahat dengan tenang malam ini.

>>>>♡<<<<
TBC

Aku update deh sebagai perayaan sudah 500 vote... thanks teman-teman. Aku tunggu spam votenya sebagai syarat untuk lanjutin cerita ini♡

  

How Can He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang