1. Kesal

1K 70 0
                                    

  Tidur adalah salah satu cara manusia untuk menghilangkan rasa lelah, tetapi tidak untuk Jennie. Setelah seharian berkelana mencari kerja tanpa hasil, malam ini tidur tidak kunjung menghilangkan kelelahannya. 

  Tidak ada rencana khusus untuk hari ini, jiwanya perlu diistirahatkan. Perempuan itu berpikir bermalas-malasan adalah cara yang paling tepat. Namun, saat dia hampir membenamkan diri dalam selimut, tiba tiba terdengar ketukan keras di pintu kamarnya.

  Jennie, yang sensitif terhadap suara, segera bangkit dan membuka pintu dengan cepat. Namun, alih-alih menyambut keheningan yang dia harapkan, dia disambut oleh semburan air dingin dari ember merah yang dipegang oleh Suga, kakaknya.

  "Kamchagia!" serunya sambil melompat mundur, kaget dan marah pada saat yang sama. "Siapa yang melakukan hal seperti ini di pagi buta!"

  Suga hanya tertawa terbahak-bahak sambil melangkah mundur dari pintu kamar Jennie. "Maafkan aku, adikku tercinta, aku hanya ingin menyegarkanmu!"

  Seolah sudah terbisa orang tua mereka tidak ambil pusing setelah mendengar jeritan Jennie dari lantai atas. "Anak laki-lakiku memang jenius dalam hal mengusik adiknya!" kata Kim Seok jin, kepala keluarga Kim dengan senyum bangga.

  "Sayang, jangan selalu mendukung keusilan putramu. Dan Suga, kenapa kau selalu menggodanya?" Seperti ibu pada umumnya, Kim Jisoo, ibu dari tiga anak ini juga suka mengomel bahkan dari matanya terbuka di pagi hari.

  Suga hanya tersenyum dan menjawab, "Aku hanya mencoba membuatnya terhibur, ma."

  "Tapi kau tidak perlu menyiram aku dengan air, Oppa!" teriak Jennie dari atas tangga, ekspresinya jelas kesal.

  "Maaf, Jennie. Aku hanya bercanda," kata Suga sambil mencoba meredakan amarah adiknya.

  "Oh, apakah putriku masih marah? Suga, kau harus benar-benar minta maaf pada putriku karena sudah membuatnya marah." Seokjin memang medukung kejahilan yang dilakukan Suga, tapi itu akan menjadi hal yang berbeda jika ada Jennie di depannya, bisa-bisa gadis itu mogok bicara selama seminggu.

  Jennie berjalan ke meja makan dengan wajah cemberut. Dia masih merasa kesal dengan kejadian tadi.

  "Wahai tuan putri, bisakah kau memaafkan kesalahan pangeran tampan ini?" ucap Suga sambil berjongkok di depan Jennie, mengambil peran sebagaimana yang sering Jennie saksikan dalam drama favoritnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  "Wahai tuan putri, bisakah kau memaafkan kesalahan pangeran tampan ini?" ucap Suga sambil berjongkok di depan Jennie, mengambil peran sebagaimana yang sering Jennie saksikan dalam drama favoritnya.

  Jennie memandang Suga dengan tatapan tajam. "Aku tidak akan memaafkanmu, Oppa, kecuali kau bersedia menjadi pelayanku sepanjang hari ini." ucapnya dengan nada tegas.

  Suga memikirkan tawaran itu sejenak. "Baiklah, aku setuju. Tapi, aku punya jadwal yang padat hari ini. Bagaimana kalau aku menjadi pelayanmu di akhir pekan nanti?"

  Ini bukan penawaran buruk, Jennie mengangguk setuju dengan senyum kemenangan di wajahnya. "Deal." Kata Jennie, setuju tanpa ragu.

>>>>♡<<<<
TBC

How Can He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang