Jimin merasa bajunya semakin basah setelah sarapan. Ia memutuskan untuk segera membersihkan diri di kamar mandi. Jennie, yang sudah selesai makan, juga memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Kini, meja makan hanya menyisakan tiga anggota keluarga Kim.
Keinginan Jennie untuk bermalas-malasan hari ini benar-benar sudah punah, jadi gadis itu memutuskan untuk mencari angin dengan jalan-jalan bersama Kangyun, supirnya. Sebelum itu, dia mengganti baju tidurnya dengan kaos simpel berwarna putih yang membuatnya terlihat lebih segar dan ceria.
Dengan langkah ringan, dia menuju ruang keluarga, di mana kedua kakaknya oppanya sedang bersiap untuk berangkat kerja.
Suga, yang sudah berada di ruang keluarga lebih awal, melirik Jennie dengan sedikit kekhawatiran. "Jennie, apakah kau tidak bosan jika terus berada di rumah, apalagi Oppa tidak ada di rumah?" tanyanya.
Jennie mengangkat bahu sedikit, menunjukkan ketidakpeduliannya. "Tentu saja aku akan bosan, oppa. Tapi aku tidak ingin mengganggu kerjaanmu." jawabnya lembut.
Jennie sangat memahami betapa padatnya jadwal Suga belakangan ini. Sejujurnya, dia memilih untuk menjadikan Suga pelayan hanya sebagai dalih untuk bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama.
Jimin, yang sedang sibuk dengan tas kerja dan jasnya, menambahkan "Aku hari ini juga tidak bisa pulang cepat. Setelah pulang dari kantor, aku ada janji dengan Nayeon." Suaranya terdengar sibuk, dan Jennie hanya mengangguk, menyadari bahwa ketidaktersediaan Jimin adalah hal yang biasa baginya.
Suga, yang sudah cukup jengkel dengan sikap Jimin, menanggapi dengan sinis. "Jangan membual, Kim Jimin. Kau memang tidak pernah punya waktu untuk tuan putri kita. Apalagi dengan jadwal kencanmu belakangan ini."
Jimin tersenyum sambil mencoba memperbaiki suasana, "Maaf ya adikku, aku janji akan mengosongkan jadwalku di akhir pekan hanya untukmu." Ia mengacak rambut Jennie dengan penuh kasih sayang, meski sibuk ia tetap peduli pada adiknya.
Jennie tersenyum tipis, merasa sedikit lega dengan janji tersebut. Dia menyadari bahwa meski mereka semua sibuk, hubungan keluarga tetap menjadi hal yang penting. Dengan senyum kecil, dia mengangguk dan melambaikan tangan, "Baiklah, aku akan menunggu akhir pekan. Selamat bekerja, Oppa."
SeokJin, yang baru saja keluar dari kamar bersama Jisoo, tersenyum pada anak-anaknya yang sedang bersiap-siap untuk berangkat. "Kalian sudah siap? Ayo, kita berangkat," serunya penuh semangat.
Jimin, yang sudah siap dengan jas dan dasinya, menatap papa Kim dengan wajah serius. "Papa, aku akan ganti mobil lagi. Mobil yang kemarin sudah kotor, jadi aku menyuruh pelayan membersihkannya." ucapnya sambil menunjukkan foto mobil yang tampak kotor di layar ponselnya.
Suga, yang berdiri di samping Jimin, tidak mau kalah dalam percakapan. "Iya, Papa. Aku juga ingin mengganti mobilku. Warna biru terlalu memuakkan untuk dilihat setiap hari," ujarnya dengan nada santai. Ia memutar kunci mobilnya di tangan, seakan tidak puas dengan kendaraan yang ada. Sambil melirik mobil birunya yang terparkir di halaman dengan tampang bosan.
Papa Kim tertawa ringan, tampak tidak terpengaruh oleh permintaan anak-anaknya. "Terserah kalian. Papa juga tidak pernah melarang kalian membeli apapun, kan?" Tentu saja, dalam keluarga mereka, membeli satu mobil baru tidak akan mengurangi kekayaan mereka yang melimpah.
Suga kemudian menoleh ke arah Jennie, yang sedang berdiri di sudut ruangan dengan tatapan lembut. "Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu, Jen," ucapnya penuh keikhlasan. Suga tidak main-main dengan ucapannya. Doanya untuk kebahagiaan adiknya adalah bentuk perhatian dan kasih sayangnya yang mendalam.
Jennie merasa hatinya hangat mendengar kata-kata Suga. Ia tahu betapa banyak wanita di luar sana yang menginginkan sosok seperti Suga, tetapi ia merasa sangat beruntung memilikinya sebagai kakak.
Dengan semangat, mereka semua bergerak menuju pintu keluar. Jimin, yang merasa tidak sabar untuk mengemudikan mobil barunya, tersenyum lebar. Suga, dengan penuh perhatian, memberi Jennie dorongan semangat sebelum berangkat kerja. Seokjin dan Jisoo memimpin mereka keluar, siap untuk memulai hari.
Jennie, yang merasa lebih diperhatikan dan dicintai, memutuskan untuk mengikuti rencana awalnya, menikmati waktu sendiri. Dengan Kangyun di sampingnya, ia memutuskan untuk menjelajahi taman kota dan menghirup udara segar.
>>>>♡<<<<
TBCKim Suga
Thanks votenya teman-teman💗
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can He?
RomanceJennie tahu bahwa tidak ada yang mudah di dunia ini. Terlahir dari keluarga kaya, tidak membuat Jennie menyerah. Mencari perkerjaan tanpa koneksi apapun dari pihak keluarganya. Namun, dari banyaknya perusahaan, kenapa ia malah berkerja di Jeoright...