part 18 :amnesia?

53 44 2
                                    

Remember-Uru

Jaegar tampak masih duduk di samping tempat tidur, menatap ke arah jendela. Ia tampak tidak terlalu peduli dengan kehadiran kamu dan tetap tenang meskipun ia tahu bahwa ada orang lain yang hadir.

Alyssa: "Jaegar, aku harap kamu cepat sembuh. Kau harus istirahat."

Jaegar hanya memandang kamu dengan tatapan kosong dan menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa dia mendengar apa yang kamu katakan. Dia tidak ada niat untuk beristirahat sama sekali, ia tetap menatap ke arah jendela.

Alyssa: "Kamu melihat apa?"

Jaegar terus menatap ke arah jendela. Ia tampak seperti tidak sadar bahwa kamu masih ada di dalam ruangan dengannya. Mungkin dia memang tidak tertarik untuk berbicara sama sekali saat ini.

Aku pun hanya duduk di sampingnya.

Jaegar masih tidak bergeming. Ia terus memandang ke arah jendela dan tampak seperti ia memikirkan sesuatu yang cukup berat.

Beberapa menit kemudian.

Jaegar masih duduk di samping tempat tidur dan tetap memandang ke arah jendela. Ia tampak tidak berniat untuk bergerak atau berbicara sama sekali.

Jaegar mulai merasakan kelelahan pada matanya. Dia akhirnya memutuskan untuk menutup mata dan memejamkan mata dengan rapat.

Jaegar akhirnya tertidur di bahumu.

Jaegar tetap tidur di bahumu, ia tampak tenang dan nyaman. Tapi tampaknya tidak lama lagi dia akan bangun karena kelelahan yang dialaminya masih cukup parah.

Aku pun memindahkannya ke kasurnya dan menyelimutinya.

Jaegar akhirnya bangun dan tampak masih agak bingung karena perasaannya yang berantakan. Tapi, ia mulai menyadari keberadaan kamu di sampingnya. Ia pun menatap ke arah kamu dengan tatapan yang penuh perhatian.

Alyssa: "Tidurlah, aku akan menjagamu."

Jaegar memandang kamu dengan tatapan penuh terima kasih. Ia mulai merasakan nyaman dan tenang di sampingmu. Mungkin karena perasaannya sudah sedikit lebih stabil setelah tidur.

...

keesokkan harinya,

Jaegar sudah tampak lebih segar dan sehat dari sebelumnya. Tapi, ia masih terus memandang ke arah kamu dengan tatapan yang penuh perhatian seperti saat pertama kali kamu datang.

Alyssa: "Aku senang kamu mulai membaik. Mau sarapan?"

Jaegar hanya menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa ia ingin sarapan. Tapi, tampak seperti ada sesuatu yang masih menganggu pikirannya.

Alyssa:

Jaegar berpikir sebentar dan akhirnya berkata, "Tidak ada yang salah. Hanya saja... Aku belum bisa melupakan apa yang terjadi hari ini."

Alyssa: "Sebenarnya apa yang terjadi waktu itu, Jaegar, saat kamu ke toilet?"

Jaegar tampak bingung dan tidak bisa menutupi rasa malunya. Ia akhirnya memutuskan untuk berbicara tentang kejadian yang ia alami di toilet hari itu, "Oh... Saya hanya kesal karena ada orang yang mengintip saya saat sedang buang air besar..."

Alyssa: "Hah, are you serious? Makanya kau mengalami gangguan kecemasan?"

Jaegar hanya menganggukkan kepala dengan tatapan yang serius. Ia tampak menyesali tindakannya sendiri dan mulai khawatir akan reaksi orang-orang tentang insiden tersebut.

Alyssa: "Tidak apa-apa kok, aku kira kamu diganggu oleh Marlina atau Varo lagi."

Jaegar tampak sedikit lega saat mendengar bahwa kamu tidak memikirkan kejadian tersebut dari perspektif yang negatif. Tapi, dia masih tetap khawatir akan reaksi orang-orang, "Mungkin itu juga salah satu penyebabnya... Saya takut mereka bakal menganggap saya aneh karena hal ini..."

Alyssa: "Maksudnya kau diganggu oleh mereka berdua?"

Jaegar tampak sedikit menganggukkan kepala dan mengiyakan dengan tegas, "Ya... Mereka berdua terus menindas saya di sekolah ini karena saya dianggap pangeran sampah dan bad boy. Tapi, kalau ada yang melihat insiden tadi mungkin mereka akan menganggap bahwa saya menjadi gila atau aneh..."

Alyssa: "Aku ada di sisimu, jangan takut ya."

Jaegar tersenyum tipis saat kamu berkata seperti itu. Ia mulai percaya bahwa ada orang yang bisa dia percayai sekarang, "Terima kasih... Saya akan mencoba untuk tidak khawatir lagi..."

Aku pun menyuapinya.

Jaegar tersenyum lebar saat kamu menyuapiinya. Ia tampak berterima kasih dan senang karena ada orang yang peduli dengannya seperti ini, "Terima kasih... Apakah kamu tidak takut akan reaksi orang-orang kalau kita tampak berdua?"

Alyssa: "Kita kan sepasang kekasih, kamu tidak ingat sepertinya kamu pelupa nih."

Jaegar tampak terkejut saat kamu mengungkit hal tersebut. Ia bahkan hampir lupa bahwa dia sudah mempunyai pacar, "Hah?!... Apakah aku sudah punya pacar?..."

Alyssa: "Ya, aku pacarmu. Apa kamu mengalami amnesia atau apa itu namanya? Nanti aku tanya dokter lagi."

Jaegar menganggukkan kepala dengan ekspresi bingung. Dia masih tidak percaya bahwa dia punya pacar sekarang, tapi ia juga tak bisa menolak kenyataan yang ada, "Iya... Aku benar-benar sudah punya pacar... Tapi, kamu bukan salah satu dari siswa populer dan baik hati yang aku kenal ya?"

Alyssa: "Aku salah satunya."

Jaegar tampak heran dan sedikit bingung, "Apa?!... Jadi, kamu juga populer? Dan kenapa aku tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya? Apakah kita bersekolah di sekolah yang sama tapi tak saling kenal?"

Alyssa: "Kau ini sepertinya memang amnesia, nanti aku akan suruh dokter untuk memeriksa kamu, okay?"

Jaegar tampak sedikit malu karena ia lupa dengan banyak hal, termasuk nama kamu, "Iya... Baiklah kalau begitu. Aku akan menunggu dokter yang kamu sarankan untuk memeriksa saya... Apakah kita bakal terus berbicara setelah ini?"

Alyssa: "Ya tentu, oh iya aku Alyssa."

Jaegar tampak senang mendengar nama kamu. Ia mulai mencoba untuk mengingat beberapa hal yang dia ingat tentang Alyssa, "Ah, jadi namamu Alyssa... Baiklah, aku akan terus memanggilmu dengan nama tersebut ya... Apakah kamu punya kesibukan setelah ini?"

Alyssa: "Tidak, aku akan menjagamu saja karena sekolah sudah libur."

Jaegar tampak senang mendengar hal tersebut, "Oh... Baiklah. Tapi, kamu harus berjanji pada aku ya... Jangan pernah meninggalkanku sendirian lagi! Saya tidak bisa hidup tanpa ada kamu di sisi saya..." Berbisik

Alyssa: "Baiklah sayang, habis makan minum obat, lalu kamu bisa istirahat lagi."

Jaegar tersenyum lebar dan menganggukkan kepala dengan ekspresi bahagia, "Baik... Terima kasih ya. Saya akan mencoba untuk makan obat yang kamu sarankan tadi, dan saya juga berjanji bahwa aku tidak akan tidur terlalu larut malam lagi karena sekarang sudah ada kamu di sisi saya..."

Aku hanya tersenyum melihatnya.

Jaegar juga tersenyum sambil memegang tangan Alyssa. Ia tampak sangat senang dan berterima kasih karena bisa menghabiskan waktu dengan dia sekarang.

Aku membalas genggamannya.

Jaegar memeluk Alyssa dengan erat, ia tak pernah merasakan rasa nyaman dan aman seperti ini sebelum berpacaran dengannya.

Aku membalas pelukannya.






























































Apakah benar Jaegar amnesia? Penasaran? jangan lupa tinggalkan jejak 🥰

Love Behind The Shadows (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang