Empatbelas|ngidam

42 3 2
                                    

Srepetttt🤟🏻😎, combek niii barudakk🤟🏻
Sebelum baca usahain bintangnya 😉.
Okedeh enjoyyy👍🏻

°HAPPY READING°

"TIDAK SEMUANYA BERJALAN
DENGAN MULUS"

°ZIKO°

Setelah mengetahui bahwa Saira telah mengandung, Mahesa semakin memanjakannya. Namun Mahesa sempat memikirkan hal, yang dimana masalahnya dengan si peneror kemarin.

Ia mengkhawatirkan Saira dan juga calon anaknya, sepertinya ia harus berhati-hati dan selalu berada di samping Saira, di sisi lain ia juga harus secepatnya mencari tahu siapa dalang dari semuanya.

Mahesa tidak akan memberitahu Saira soal peneror itu, takutnya akan mempengaruhi pikirannya.

Masih saling berpelukan, dengan elusan lembut di punggung keduanya."besok ke RS aja oke"

Saira menggangguk didalam pelukan Mahesa, begitu nyaman rasanya jika menyalurkan hasrat cinta dengan cara berpelukan.

Saira mendongak, menatapi dengan lama wajah suaminya itu.

Lalu memanyunkan bibirnya."kalau anaknya cowok, kira kira bakalan sifatnya kaya kamu gak yaa??"Saira menatapinya dengan tatapan bingung.

"Sifatnya kaya emaknya aja, kalau wajah ganteng nan hot, ke gue aja"ucapnya juga menatap Saira.

"Ganteng apanya, kaya jamet iya"ledek Saira lalu melepaskan pelukannya.

"Kalau gue gak ganteng, gak ada tuh drama di kejar-kejar Mulu sama si Nesya"akunya sambil menaikan satu alisnya

Saira menatap datar."iyain aja biar cepet"

"Lah emang ganteng, makanya semua cewek tergila gila ke gue"sombongnya sambil merapikan rambutnya.

"Bagi aku nggak kok. Kamu jelek."ejek Saira menjulurkan lidahnya.

"Mau gue kokop karna melet meletin lidah?"tanya Mahesa mendekat ke depan wajah Saira.

Saira menggeleng, segera memasukan kembali lidahnya."MESUM!"

Mahesa tertawa melihat ekspresi dan tanggapan istrinya ini. Semakin Saira kesal semakin bertambah ke gemasannya.

"Mamah sama papah pasti seneng, kalau mereka bakal jadi calon kakek nenek"ujarnya memegang pundak Saira dengan kedua tangannya.

"Sa laper nihhh"ucap Saira manja menatap Mahesa dengan pupy eyes.

"Mau mam apa,hm?"tanya Mahesa mengelus pucuk kepala Saira lembut, membuat sang empu nyaman.

"pengen sate yang pedes Sa"jawabnya masih menatap Mahesa.

"Pedas apaan!, Lo mau buat anak gue pas brojolnya jadi tukang boker?, Nggak!.makannya yang normal normal aja"protes Mahesa menatap Saira.

"Ish.., ini anak kamu tau yang mau. Emang mau anaknya ngileran"Saira kali ini sedikit memanyunkan bibirnya, kesal akan Mahesa.

"Ya nggak mau lah. Yaudah satenya dikit doang pedesnya"sebelum ia menjawab ia menghela nafasnya.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang