Jangan lupa klik tombol like ❤ dan penuhi kolom komentar 💬 nya yaa CHINGU'K.
Happy Reading 📖
.
.
.
Perasaan Varlet dan rencana Ratu Leonora.Udara pagi ini terasa berbeda dengan hari-hari biasanya. Jika kemarin langit berwarna cerah, kini justru sebaliknya. Bahkan gemuruh menakutkan di langit menandakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan.
Di ruang utama kerajaan, Floryn tampak menghela napasnya pelan. Sudah brbtapa hari terakhir dia merasa kesepian. Craven, pria bertubuh tinggi dengan sorot mata gelap itu sedang pergi mengunjungi orangtuanya di Kerajaan Selatan.
Beberapa hari sebelum Craven memutuskan untuk pergi, hubungan antara keduanya semakin membaik. Craven tampak berubah 360 derajat dari biasanya. Craven lebih sering menunjukkan sisi malaikat nya kepada Floryn beberapa hari lalu. Hal itu membuat Floryn jadi mengingat seseorang di kehidupan nyatanya.
"Ini lebih sulit dari yang aku bayangkan" gumam gadis itu seraya menatap ke arah jendela yang terbuka.
Beberapa detik setelahnya, kedua netra lentik itu menyipit tat kala melihat pintu gerbang utama kerajaan di buka lebar. 'Tidak biasanya' batin Floryn yang mengetahui jika gerbang istana hanya akn di buka untuk orang-orang yang penting saja.
3 kereta kuda dan beberapa kuda lainnya masuk melewati gerbang besar itu. Seorang wanita setengah baya tampak melangkah keluar dari salah satu kereta kuda. Diikuti oleh seorang gadis yang sangat familiar di penglihatan Floryn. Varlet.
Setelahnya, sorang pria setengah baya yang di ketahui pasti adalah ayah Craven ikut keluar melalui kereta kuda lainnya bersamaan dengan Craven di belakang pria itu.
"Ratu, apakah kau tidak akan menyambut kedatangan mertuamu?" tanya Deora yang sukses mengejutkan Floryn saat itu juga.
Floryn mengangguk, "Ah ... Kau benar" gumam gadis itu dan bersiap pergi menuju pintu utama istana.
"Deora, tolong buatkan beberapa makanan untuk mereka" titah Floryn yang segera di indahkan oleh Deora. Kepala pelayan itu pun berjalan sedikit berlari ke arah ruang masak.
"Tidak adakah perubahan dengan Kerajaan ini wahai putra ku?" tanya Ratu Leonora dengan netra yang sibuk menyikat setiap penjuru ruangan.
Craven tak menanggapinya, pria itu justru tak perlu repot-repot untuk memandang Leonora. 'Tau apa dia? Bahkan dia jarang datang ke sini. Tidak tau saja wanita tua ini beberapa hari yang lalu aku baru saja mengganti beberapa patung yang terpajang' begitu batin Craven.
Di menit berikutnya, seorang gadis berpenampilan elegan datang setengah berlari ke arah empat manusia di depannya. "Selamat datang-"
"Floryn!" ucapan Floryn seketika terputus ketika suara Craven lebih cepat menyapanya.
Floryn menanggapinya dengan senyuman sebelum Craven memeluk tubuh mungil nya seolah telah lama tak bertemu. Padahal baru 5 hari mereka tidak bertemu.
"Lepaskan dasar manusia menyebalkan?" bisik Floryn yang terdengar sedikit membentak.
Craven segera melepaskan pelukan itu dan meraih tangan Floryn untuk di gandeng nya. Berjalan menuju tiga tamu itu dan berdiri tepat di hadapan mereka.
"Kalian bisa langsung menaruh barang-barang di kamar yang telah di sediakan. Biar Losen yang mengantarkan" ucap Craven terdengar datar. Setelahnya, pria itu berlalu pergi meninggalkan kedua orangtuanya dan Varlet bersama Losen yang akan mengantarkan mereka.
"Kenapa kau meninggalkan mereka begitu saja? Tidak sopan tau!" ujar Floryn merasa tidak suka dnegan sikap Craven yang acuh gam acuh terhadap tamu. Belum lagi ini adalah orangtuanya!!
Craven mengangkat bahunya acuh, "aku gak peduli. Lagipula aku lebih menginginkan waktu bersama istri ku daripada mereka" jawab pria itu santai.
Disisi lain, pipi Floryn mulai memanas. Semakin hari tingkat kebucinan Craven tampaknya makin besar. Floryn sendiri tidak tahu kenapa bisa begini. Namun lebih baik seperti ini daripada sebelumnya, kan?
***
"Ratu, kapan aku bisa menikah dengan pangeran Craven?!" Varlet terus mengguncang-guncang tubuh Leonora dengan air mata yang berlinang.
"Ayolah sayang, kenapa masih memanggilnya pangeran? Dia sudah menjadi raja sekarang. Kau harus menghargai itu" ucap Ratu Leonora lembut. Tatapan wanita itu begitu penuh kasih pada Varlet. Berbeda pada saat dia memandang Floryn.
Varlet terus merengek, menghentak-hentakkan kakinya di atas lantai. Untungnya saat ini Raja Vixon sedang tidak ada di ruangan itu, jadi Varlet dapat berbicara dengan leluasa.
"Berikan aku beberapa waktu untuk memikirkan semuanya, Varlet. Kau bisa kembali ke kamar mu dulu" putus Ratu Leonora serius.
"Aku harap kamu akan mengambil keputusan yang tepat Ratu. Kau tahu sendiri kan seberapa besar cinta ku pada anak sambung mu itu?"
Yup! Craven bukanlah anak kandung Leonora, tentu saja. Tidak ada yang mirip antara keduanya. Raja Vixon menjadikan wanita tua ini sebagai selir nya sebagai rasa terimakasih karena telah bersedia menjadi ibu susu Craven saat itu.
Ratu Leonora menganggukkan kepalanya singkat. "Bahkan kau lebih mencintai Craven jauh dari kau mencintai dirimu sendiri, bukan? Aku tau itu" kata Ratu Leonora yang sudah sangat paham akan hal itu.
Varlet mengangguk bangga. Setidaknya dengan mengatakan itu, Ratu Leonora tidak akan mengecewakan nya, kan?
***
Langit telah berubah warna menjadi gelap, kendati demikian, Varlet masih setia berada di taman kerajaan. Menunggu Ratu Leonora yang telah berjanji akan menemui nya di sini.
"Kerajaan ini bahkan tidak meresepkan ramuan untuk membasmi nyamuk!" gerutu Varlet ketika banyak nyamuk yang datang untuk menggigit nya.
Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri guna mengurangi rasa dingin yang telah menembus kulit. Tak lama, Ratu Leonora datang dnegab tergesa-gesa.
"Maafkan aku, sulit untuk diam-diam pergi di saat Vixon tertidur" bisik Leonora dengan wajah waspada menatap sekitar.
"Jadi apa rencana mu? Aku tak ingin berlama-lama di tempat ini" Varlet memandang malas ke arah Leonora.
"Baiklah kita mulai" Leonora membisikkan beberapa hal pada Varlet. Terlihat gadis itu mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti di sertai dengan seringai jahat di wajahnya.
"Aku suka dengan rencana mu" gadis itu menyunggingkan senyuman jahatnya diikuti oleh Leonora yang juga berekspresi sama.
"Aku akan melakukan bagianku dengan baik. Hanya menjebak gadis itu dan membuat skenario palsu kan?"
"-aku harap kau juga akan melakukan bagian mu dengan baik" sambung Varlet dan berlari pergi menuju kamarnya diikuti oleh Leonora yang berada di belakang.
Di tempat yang berbeda, seorang wanita setengah baya baru saja mendengar semua percakapan mereka. Walau keduanya berbisik, namun itu terdengar jelas di pendengaran nya.
"Berita pemalsuan perang dan penyekapan Ratu, ya?" bisik wanita setagh baya itu dan bergegas pergi meninggalkan taman.
***
To be continued
Gimana nih CHINGU'K sama part ini? Double up buat hari ini-!!
Siapa wanita yang diam-diam menguping itu? Ada yang bisa tebak?
Jangan lupa vote dan komennya ya CHINGU'K-!!
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSIDDING
RandomApa-apa an ragaku bisa berpindah ketubuh seorang gadis yang akan dinikahi oleh pangeran es macam Craven? Pangeran yang tidak memiliki hati nurani juga dingin seperti kulkas 70 pintu. Dia ketus, aku benci dengannya! Andai saja tragedi dimakan hiu s...