Twenty. Musuh dalam selimut

72 7 0
                                    

Happy Reading 📖 and hope you like it ❤

.

.

.

Pagi ini suasana Kerajaan begitu menegangkan, kini, di dalam kamarnya, Floryn membuai laki-laki kecilnya sembari tersenyum penuh kasih. Di ruangan itu juga ada Tabib Sin, Deora, Westy dan juga Ratu Alsha.

Jangan tanya kenapa mereka di sana. Tentu saja ucapkan Tabib Sin kemarin membuat semuanya berkumpul di ruangan itu. Selain itu, Floryn juga masih belum dapat berjalan dengan baik, itu sebabnya mereka berkumpul di kamar gadis itu.

"Aku masih tidak menyangka bahwa hari itu juga kau telah melahirkan putra kecil mu, Ratu Floryn" ucap Alsha seraya bermain-main dengan bayi yang berada di buaian Floryn.

Memang saat itu Alsha masih sibuk mengisi perutnya di lantai bawah. Jadi dia tidak tahu menahu tentang semua ini. Baru saja siang kemarin gadis itu mengetahui jika Floryn telah melahirkan bayinya, itupun berkat berita dari Deora.

"Apakah kita sudah bisa memulai nya?" tanya Tabib Sin membuat semua orang yang berada di ruangan itu mengalihkan tatap ke arahnya.

Floryn menganggukkan kepalanya singkat, diikuti dengan Deora, Westy dan Alsha, wanita-wanita itu mulai mendekat ke arah Floryn dan Tabib Sin.

Secara perlahan-lahan, Tabib Sin mulai menggunakan sihirnya untuk melihat suasana tempat Craven berada. Walau sedikit buram, namun terlihat jelas ada banyak bayangan manusia-manusia yang seperti diikat pada tiang-tiang kayu panjang.

Setelah sihir itu bekerja sempurna, bayang-bayang itu menjadi jelas. Di sana, terlihat Craven dan Raja-Raja lainnya diikat pada tiang kayu.

Jika kalian bertanya-tanya, dimana para prajurit, sebagian dari mereka tumbang di tengah-tengah hutan ketika ingin berjalan menuju hutan sihir di barat dan sebagian lainnya berhasil kabur kembali menuju Kerajaan.

Floryn menitikkan air matanya melihat itu. Bagaimana bisa Craven tumbang dan di sekali seperti ini? Batinnya.

"Hei tunggu, kenapa aku tidak melihat Raja Maver sama sekali?" tanya Westy ketika menyadari barisan Raja itu kurang satu.

"Dia juga ikut kan?" tanya Westy lagi yang tidak mendapat jawaban apa-apa dari mereka. Walau tidak menjawab pertanyaan Westy, tapi semuanya juga ikut mengamati apa yang baru saja gadis itu katakan. Dan itu benar, tidak ada Maver di sana.

Alsha mengernyit bingung. "Kemana dia?" gumam gadis itu masih fokus menatap ke arah sihir Tabib Sin.

Seketika pemandangan itu hilang bergantung menajdu dinding kamar. "Maaf, sihir ku tidak bisa menghabiskan waktu yang lama untuk itu" ujar Tabib Sin setelah sihirnya hilang.

"Seperti nya mereka sudah sampai di hutan sihir barat" ucap Westy ketika mengingat tempat dimana Craven dan yang lainnya di sekap tadi. Tempat yang sekelilingnya dipenuhi oleh asap tebal, tidak salah lagi. Itu hutan sihir barat!

Tapi dimana Maver? Kenapa pria itu tidak ikut di sekap?! Bahkan Slavic yang masih menjabat sebagai Pangeran itu saja ikut di ikat dan di sekap. Yah, Slavic memutuskan untuk mengikuti pencarian hingga berujung seperti ini.

***

"Maafkan aku semuanya. Tapi aku tidak bisa mengkhianati ayahku sendiri" ucap Maver dengan raut sedih menatap para Raja yang telah diikat pada tiang kayu tinggi itu.

Samar-samar, Craven menggerakkan kedua matanya untuk di buka. Pandangan pertama yang di lihatnya adalah Maver. Pria itu berdiri di depannya.

"Bajingan! Apa yang sudah kau lakukan Maver?!" bentak Craven yang berhasil membangunkan Raja-raja yang lainnya.

IMPOSIDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang