Jangan lupa klik tombol bintang sebelum membaca ya CHINGU'K-!!🤗
Happy Reading 📖 and hope you like it ❤
.
.
.
Pagi ini kerajaan Virendlle sangat ramai dengan Raja-Raja dari berbagai wilayah yang ada di TRAINNERS. Seperti yang mereka rencanakan, pagi ini semuanya akan beranjak menuju 'hutan sihir di barat'
Craven, Satu-satunya Raja yang masih setia duduk di depan istrinya. Tangannya masih tertaut dengan tangan milik Floryn. Tak ada pembicaraan antara keduanya. Craven hanya menggenggam erat tangan istrinya dengan posisi berlutut dan menundukkan kepala.
"Pergilah, Raja Craven. Lakukan tanggung jawab mu" ucap Floryn memecah keheningan. Jujur saja, Floryn sendiri juga tidak rela jika membiarkan Craven pergi. Dia tau misi kali ini memiliki bahaya yang besar dari pada peperangan.
Craven menggeleng, pria itu mendongakkan kepalanya guna menatap wajah Floryn. Padahal, air mata itu sudah mati-matian dia tahan namun masih saja menerobos keluar.
"Hei, kenapa kau malah menangis? Seorang Raja di larang menangis" ujar Floryn berusaha menghibur. Padahal dia sendiri juga sedang menahan tangisnya.
"Aku tidak bisa meninggalkan mu untuk yang keuda kalinya" cicit pria itu masih terisak. Seolah yakin dia tidak dapat lagi untuk kembali pulang. Feeling itu sangat kuat entah karena apa.
Floryn menggeleng, "aku yakin kau pasti akan kembali. Maka pergilah, aku tahu kau kuat. Kita sudah mengenal lama, jangan lupakan itu!" ucap Floryn seraya mencoel hidung Craven singkat.
Craven menatap gadis di depannya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Aku akan kembali ke sini lagi. Aku akan membuktikan ucapkan mu, Floryn" tekad Craven dan berdiri dari posisinya, mengelus puncak kepala Floryn dan memberi kecupan singkat pada kening gadis itu.
"Jika anak itu sudah lahir, jangan lupa ceritakan tentang ayahnya yang tampan dan gagah berani seperti ku ya!!" sorak Craven dengan wajah senang di ambang pintu sana menunjuk ke arah dirinya sendiri.
Floryn terkekeh dan menganggukkan kepalanya. Setelah itu, punggung Craven benar-benar tidak terlihat lagi. Pria itu benar-benar pergi dari pandangan Floryn.
Dan di saat itulah tangis Floryn pecah. Untungnya tadi kedua matanya bisa di ajak bekerja sama sehingga tidak mengeluarkan bulir-bulir bening yang di sebut air mata itu.
Floryn berjalan hingga menjangkau jendela kamarnya yang besar, di bukanya jendela itu dan melihat ke arah gerbang istana. Ada Craven di sana, duduk di atas kuda hitam nya dan melihat ke arah nya.
Craven dapat melihat tangis di wajah Floryn. Melihat itu Craven membawanya untuk tersenyum. Berusaha memberi kekuatan dan keyakinan dari jauh.
Di saat semua Raja-Raja mulai memacu kuda mereka, Craven sempat melambaikan tangannya kepada Floryn yang tentunya di balas oleh gadis itu.
Ini tentang perpisahan yang entah sampai berapa lama akan berlangsung. Antara sementara atau selamanya. Kendati begitu cinta antara keduanya tetap akan terhubung, walau di pisahkan oleh jarak ataupun masa suatu saat nanti.
Floryn memandang sedih kepergian laki-laki nya. Sebelum Alsha masuk dan mencairkan suasana.
"Halo Ratu cantik! Aku kembali dengan segala kebahagiaan ku!" sorak Alsha dari arah pintu.
Dengan terpaksa, Floryn menggerakkan bibirnya untuk tersenyum.
"Sudahlah Ratu, Raja Craven pasti akan kembali, begitu pula dengan Maver" ujar Alsha ketika telah duduk di atas kasur Floryn. Percayalah, semenjak pertemanan keduanya semakin dekat, Alsha juga bertindak selayaknya saudara Floryn. Contohnya saja seperti sekarang. Bahkan tanpa izin terlebih dahulu gadis itu telah mendudukkan dirinya ke atas kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSIDDING
RandomApa-apa an ragaku bisa berpindah ketubuh seorang gadis yang akan dinikahi oleh pangeran es macam Craven? Pangeran yang tidak memiliki hati nurani juga dingin seperti kulkas 70 pintu. Dia ketus, aku benci dengannya! Andai saja tragedi dimakan hiu s...