Happy Reading
Jemian terlihat sedang menikmati semangkuk bakso dan percecokan antara Harsa-Raynan yang tidak ada hentinya. Dia dan Jeano yang sudah terbiasa dengan itu, tidak berniat sedikitpun untuk melerai. Yang ada, mereka ikut cekcok jadinya.
"Terserahlah yang penting Thoriq dua bulan udah haji,"
Karena sudah gedeg dengan Harsa, Raynan dengan segala emosinya mendorong Harsa kuat sehingga laki-laki itu terjerembab di bangkunya.
"Terus gue harus bilang 'WOW' gitu? Mau dia dua bulan udah haji, udah jadi kiyai, peduli setan gue!" semprot Raynan pada Harsa yang pantatnya sudah mencium lantai.
"Jem! Laporin si koko ke Pak bunsyit, cepaattt!! Masa baru tiga jam lepas dari status OSIS dia udah minta di masukin ke buku kasus aja!" Harsa mengadu pada Jemian yang hanya menatapnya tak minat.
Karena merasa Jemian tak akan menolongnya, tatapan Harsa beralih pada Jeano yang senyum-senyum sendiri memandangi ponselnya.
"Daripada balas chat ga guna dari cewek lo yang bejibun itu, mending lo fotoin gue deh, Jen. Biar ada bukti yang memperkuat tindakan kekerasan yang di lakuin si Koko,"
Setidaknya, Jemian masih melirik Harsa meskipun tak minat. Jeano? Jangankan melirik, mendengar ocehan Harsa saja dia tidak. Roomchat yang sudah seperti asrama putri lebih menarik baginya.
"Kacang, kacang," gumam Harsa kembali duduk di kursinya. "Ya Allah, salah apa Hamba sampai punya teman kek gini semua?"
Raynan berdecih melihat Harsa mulai mendramastis. Laki-laki berkulit tan itu menengadahkan kedua tangannya dengan wajah yang sangat sendu. Membuatnya terlihat lebih menyedihkan dibandingkan dengan pemain suara hati istri.
"Nana!"
Suara familiar yang memanggil namanya itu membuat kepala Jemian bergerak ke kanan. Senyum manisnya langsung terbit menyambut kedatangan Kanaya.
"Hai," sapa Kanaya merasa di perhatikan oleh tiga laki-laki lainnya.
"Mereka teman-teman gue," beritahu Jemian di angguki Kanaya.
"Aku Kanaya, murid pindahan di kelas 12 MIPA-2,"
Tanpa di minta, Kanaya memperkenalkan dirinya. Senyum ramah menghiasi wajah cantik itu.
"Halo, Kanaya. Gue Raynan, temannya Jemian," Meskipun wajah si koko Chindo itu sangat-sangat judes, keramahannya tidak bisa dielakkan.
"Gue Harsa, temannya Jemian juga," Harsa ikut menyahut dengan senyumannya.
"Gue Jeano," imbuh Jeano singkat. Seperti biasa, laki-laki yang di juluki buaya darat itu akan bertingkah sok cool di depan cewek cantik yang mungkin saja di jadikan target selanjutnya.
"Temannya Jemian juga?" tanya Kanaya di angguki Jeano. "Aku pikir teman hidup aku," lanjut Kanaya.
Raynan yang sedang meneguk minumnya, tersedak mendengar ucapan yang keluar dari mulut Kanaya. Harsa mendelik menahan senyumnya melihat Jeano yang ngeblank.
Jemian menggeleng pelan, ia menarik tangan Kanaya agar duduk di kursi kosong sebelahnya. "Genitnya di tahan dulu. Belum makan kan?" Jemian mendorong sepiring nasi goreng ke depan Kanaya.
"Kamu pesanin buat aku?"
Jemian mengangguk. "Kenapa lama? Nyasar ya?" tanya Jemian.
"Hampir. Untung tadi ada adek kelas. Jadinya aku bareng sama dia ke sini," jawab Kanaya menyendok nasinya. "Aku makan ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
TUJUH BELAS
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA🍂 Kehidupan Winona menjadi impian banyak orang. Terlahir dari keluarga yang penuh kasih sayang dan hangat, mempunyai sahabat-sahabat yang moodbooster dan setia, dan prestasi yang baik selama menempuh jenjang pendidikan. Kali...