✨Happy Reading✨
Winona tidak tau harus bereaksi apa saat Harsa mengatakan bahwa Jemian datang berkunjung untuk mengajak Winona jalan-jalan. Jika tidak ingat kalau ia sedang dalam mode "menjaga jarak" dari Jemian, Winona mungkin sudah jingkrak-jingkrak dengan wajah full senyum sembari berdandan sebagus mungkin. Nyatanya gadis itu tidak memberi reaksi apapun dan hanya membalas sekenanya. Bahkan dari Jemian menjemputnya sampai langkah mereka memasuki kawasan taman, Winona tetap memilih bungkam.
"Winona,"
"Hng?" Winona menyahut linglung atas panggilan Jemian. Matanya melirik ke arah tangan mereka yang saling menggenggam.
"Ga suka ya gue ajak ke sini?" Jemian bertanya setelah memperhatikan Winona yang banyak diam tak seperti biasa.
"Suka," jawab Winona seadanya.
"Suka tapi ga senyum," sindir Jemian membuat Winona menghentikan langkahnya. Gadis itu menarik nafas panjang lalu membuangnya dengan mengulas senyuman lebar. Tidak bertahan lama karena celetukan Jemian.
"Gitu banget senyumnya. Kalau ga ikhlas ga usah,"
Winona melepas genggaman tangan mereka, "Ya udah, ga usah juga jalannya. Pulang aja kita," balas Winona berbalik namun tubuhnya di tahan oleh Jemian.
"Becanda doang, Cil," Jemian mencubit gemas pipi Winona. "Ayo ngedate sama gue!" ajak Jemian merangkul bahu sempit Winona.
"Jangan rangkul-rangkul ah! Nanti makin pendek gue," Winona mendorong tubuh Jemian agar rangkulannya terlepas.
Katakanlah Winona bodoh karena menolak rangkulan dari crush-nya. Tapi, mau gimana lagi? Winona ga mau di anggap PHO karena rangkul-rangkulan sama cowok orang. Dan lagian, jantung Winona yang sebelas dua belas sama yupi belum tentu aman jika mereka melangkah dengan posisi rangkulan.
"Ya udah gini aja," Jemian membawa jemari lentik Winona untuk di genggamnya.
Winona tidak merespon sedikitpun dan membiarkan Jemian menggandengnya. Ia melirik wajah tampan Jemian yang terus menebar senyuman. Mulut Winona sudah gatal menanyakan hal yang membuatnya kepikiran seminggu ini. Di tambah dengan tingkah aneh Jemian yang tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba mengajaknya jalan–ngedate.
"Lo ga nanya kita mau kemana?"
Pertanyaan bodoh Jemian membuat langkah Winona kembali terhenti. Bombastic side eye Winona berikan pada laki-laki itu.
"Orang gila mana yang masih nanya padahal jelas-jelas kita udah di taman?!" Winona merespon dengan tak santai.
Jemian terkikik, "Ya siapa tau lo mau nanya. Kan lo balita yang masih kepo-keponya," Jemian mengusak rambut Winona yang kali ini di kuncir setengah.
"Secara ga langsung lo nuduh gue orang gilanya," sungut Winona.
"Gue ngga ada ngomong yaaa," Jemian mengangkat kedua tangannya di samping telinga.
"Kan gue bilang secara ga langsung!" tekan Winona menaikan suaranya satu oktaf. "Gini nih, efek kebanyakan temanan sama abang Harsa. Ngeselinnya nular!"
Jemian tidak berbohong saat mengatakan bahwa Winona lucu. Karena memangnya nyatanya begitu. Lihatlah sekarang. Gadis itu mengomel sembari berjinjit-jinjit. Mana bibirnya maju-maju lagi. Jemian kan pengen karungin dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUJUH BELAS
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA🍂 Kehidupan Winona menjadi impian banyak orang. Terlahir dari keluarga yang penuh kasih sayang dan hangat, mempunyai sahabat-sahabat yang moodbooster dan setia, dan prestasi yang baik selama menempuh jenjang pendidikan. Kali...