CHAPTER 22

35 11 9
                                    

💫Happy Reading💫

Winona tuh lumayan sering berkunjung ke perpustakaan. Tapi bukan untuk baca setumpuk buku dengan ketebalan luar biasa seperti yang dilakukan anak-anak pintar. Winona ke perpustakaan itu tujuannya cuma tiga. Baca novel, tidur dan ngadem. Selain itu, paling minjam buku buat ujian.

Di perpus, Winona paling suka duduk di bangku paling sudut, dekat jendela besar yang langsung mengarah ke taman. Bangku itu udah di tandai sama Winona karena menurutnya itu posisi paling strategis di perpustakaan. Dan disana Winona dapat menyaksikan kebucinan orang-orang yang pacaran di taman. Bikin iri sih tapi Winona juga gemas sendiri liatnya. Winona juga sering membayangkan ia dan Jemian pacaran disana kayak orang-orang itu.

Dan sekarang, bayangan Winona jadi kenyataan. Saat jam istirahat pertama, Winona menarik Jemian menuju taman untuk menikmati bekal yang dibawa Winona. Keduanya sengaja memisahkan diri saat di perempatan menuju kantin. Winona yakin, pasti Harsa dan yang lainnya kebingungan mencari mereka. Dan Winona juga yakin, meskipun kebingungan, pasti mereka tetap lanjut makan dan menikmati traktiran Jemian yang berakhir hari ini.

"Gimana? Enak ngga?" tanya Winona pada Jemian yang sedang menguyah nasi goreng spesial buatan Winona dan Mami Tania.

Jemian mengangguk excited. Matanya melotot dan berbinar-binar. Jemian mengacungkan dua jempolnya pada Winona. "Enak bangeet!! Ini serius kamu yang bikin? Engga di beli di restoran bintang lima kan? Soalnya rasanya sebelas dua belas," jawab Jemian. Berlebihan memang, tapi Winona bahagia dengan respon Jemian.

"Ihh lebay. Emang seenak itu sampai di samain sama restoran bintang lima?" tanya Winona meledek.

"Serius, eh ngga seratusrius! Duh, chef Renata aja sungkem sama kamu inimah," jawab Jemian tambah lebay.

Winona tertawa kecil, "Apaan sih? Kamu jatuhnya ngejek aku tau ngga?"

"Enggak ngejek, sayang. Aku ngomong sesuai kenyataan,"

Winona membeku sejenak mendengar kata sayang terlontar dari mulut Jemian. Entah sadar atau tidak laki-laki itu mengucapkannya. Tapi yang jelas, pipi Winona memanas mendengarnya. First time Jemian panggil sayang! Winona harus pamer ke Harsa dan bestie-bestienya ngga sih??

"Kamu ngga makan?" tanya Jemian menyadari Winona hanya terdiam. "Eh, aku baru sadar kalau kamu bawa bekalnya cuma satu," lanjut Jemian.

"Sengaja. Ribet kalau bawa dua. Kita makannya satu berdua aja ya? Nasinya udah aku lebihin kok," balas Winona tersenyum penuh arti.

Jemian ikut tersenyum, "Pintar banget modusnya. Bilang aja mau aku suapin kan?" tanya Jemian sembari menyodorkan sesendok nasi goreng pada Winona.

Winona mengangguk sambil menerima suapan dari Jemian. Kunyahannya sempat terhenti karena tidak menyangka masakan yang ia buat dengan sang mami tadi pagi ternyata seenak ini.

"Ihh beneran enak ternyata!!!" pekik Winona setelah menelan nasi goreng yang ia kunyah.

"Kan? Aku bilang apa. Aku ga bohong loh," balas Jemian. "Kamu kok kaget juga? Emang tadi di rumah ga cobain dulu?" tanya Jemian menyuap kembali nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Engga sempat soalnya di buru-buruin Abang," jawab Winona memanyunkan bibirnya sebentar sebelum menerima suapan Jemian.

"Tapi sarapan sempat kan?" Winona mengangguk.

"Besok aku mau bawain kamu bekal juga deh. Kamu mau apa?" tanya Jemian menyeka bibir Winona menggunakan jempolnya.

"Kamu bisa masak apa aja?" tanya Winona balik.

TUJUH BELAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang