CHAPTER 20

40 18 16
                                    

Happy Reading

"Winona,"

Panggilan dari Jemian membuat Winona yang tadinya hendak membuka pagar, berbalik badan dengan wajah bingung. Belum sampai semenit mereka mengucapkan salam perpisahan, tapi Jemian sudah memanggilnya kembali.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya Winona tak di jawab langsung oleh Jemian. Laki-laki itu maju beberapa langkah sehingga jaraknya dengan Winona cukup dekat.

Tatapan Winona jatuh pada kotak kecil yang berada di tangan Jemian. Berbagai pertanyaan timbul di kepalanya. Kotak siapa? Buat siapa? Apa isinya? Sejak kapan Jemian punya kotak itu? Dan sebagainya. Tapi tak ada satupun pertanyaan yang lolos keluar dari mulutnya.

Winona diam. Jemian pun diam. Tapi tatapan keduanya tertuju pada kotak kecil yang perlahan tapi pasti di buka oleh Jemian.

Kotak kecil itu ternyata berisi dua buah gelang. Couple sepertinya. Karena kedua gelang itu mempunyai separuh hati yang apabila disatukan akan membentuk hati utuh.

Gelang dengan rantai yang lebih halus di keluarkan oleh Jemian. Laki-laki itu lalu menarik tangan kiri Winona dan menaruh kotak kecil itu di telapak tangan Winona yang mungil.

"Pegangin bentar ya," ujar Jemian tersenyum tipis.

Winona yang masih mencerna semuanya hanya mengangguk sebagai balasan. Ia juga membiarkan Jemian menarik tangannya yang satu lagi.

Winona sebenarnya ga lola, lemot dan semacamnya. Cuma dia emang ga bisa berpikir dengan tingkah Jemian sekarang ini. Dari gerak-geriknya kayak orang mau nembak ceweknya. Tapi Winona ga mau kepedean dulu. Sakit brayy. Tadi aja udah nyess dikit karena Winona pikir Jemian akan memakaikannya gelang, ternyata cuma di suruh pegang kotak doang.

"Cantik," puji Jemian membuat Winona tersentak kecil. Harusnya Winona salting, tapi melihat tatapan Jemian yang tertuju pada pergelangan tangan kanannya–wait! Ini gelang sejak kapan melingkar indah di tangan kanan Winona?? Mana cocok banget lagii. Pantesan Jemian muji cantik.

"Ihh ini gelang apa dah?? Kok bagus banget? Cantik banget asli!!" Winona mengangkat pergelangan tangan kanannya dengan heboh.

"Ini buat gue?" tanya Winona dengan mata berbinar.

"Engga, Na. Itu gue testing doang," jawab Jemian mendengus malas. "Ya iyalah buat lo, Bociiil. Kan gue udah makein ke lo. Kalau gue makein ke Harsa, berarti bukan buat lo," lanjut Jemian mengomel gemas.

Winona tertawa, "Kan nanya, Abaaang," balasnya tersenyum lebar.

"Suka ngga?" tanya Jemian yang tentunya di angguki dengan semangat oleh Winona.

"Suka banget! Gelangnya lucu, mana bagus banget lagi," jawab Winona. "Satunya lagi coba pakai," suruh Winona memberi kotak yang masih berisi satu gelang pada Jemian.

"Pakein dong," pinta Jemian langsung dituruti oleh Winona.

"Btw, kenapa tiba-tiba ngasih gelang?" tanya Winona sembari memakaikan gelang yang rantainya lebih besar di tangan kiri Jemian.

"Ga tiba-tiba sih. Udah gue siapin dari lama tapi baru gue kasih sekarang karna gue rasa ini waktu yang tepat," jawab Jemian terus memandang Winona yang sedikit kesusahan mengaitkan gelang tersebut.

TUJUH BELAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang