CHAPTER 17

47 29 31
                                    

Happy Reading

Tadinya Winona ingin menikmati semangkuk sup ayam yang sudah berisi nasi sebagai menu yang ia pilih untuk makan siang dengan tenang tanpa gangguan apapun. Dalam makannya, Winona berharap rasa penasarannya mengenai hubungan Jemian dan Kanaya lenyap begitu saja setelah dua hari kepikiran.

Tapi sepertinya Winona tak diijinkan untuk memperbaiki moodnya yang hancur dari semalam. Ia malah di beri space untuk melampiaskan kegusarannya. Salahkan Velli yang membawa-bawa namanya saat melabrak seseorang.

"Gue sebenarnya ngga mau ikut campur, tapi lo sendiri yang mancing-mancing," ujar Winona setelah melayangkan tamparan kuat di pipi Velli. Kepalanya mendidih saat telinganya mendengar perkataan tak pantas yang keluar dari mulut Velli. Walaupun cercaan itu ditujukan pada Kanaya yang menjadi target Velli kali ini, tapi yang Velli hina secara terang-terangan itu Winona.

"Kenapa? Merasa tersaingi atau sadar kalau lo kalah jauh dari gue sampai ngatain gue lonte?" tanya Winona bengis. Dagunya terangkat, menatap tajam kakak kelasnya itu.

"Lo apa-apaan?! Gue ngga ada urusan sama lo! Urusan gue sama lonte satu itu!" Velli mendorong bahu Winona yang berada lima langkah darinya.

Winona sedikit terhuyung karena tak siap, beruntung ada meja yang menahan tubuhnya di belakang. "Mulut kotor lo ngatain gue yang enggak-enggak, sialan!" umpat Winona membalas dorongan Velli.

"Lo emang lonte, Winona! Nempel sana-sini, gatel ke semua cowok, sok cantik banget! Apa namanya kalau bukan lonte? Jalang? Murahan lo!" Velli mencerca Winona didepan wajah gads itu.

"Terus lo apa? Gratisan?" Winona terkekeh sinis. "Dengan lo koar-koar kayak gini, lo malah keliatan lebih murahan daripada gue! Lo sadar ngga kalau lo seolah-olah lagi deskripsikan diri lo sendiri,"

Usai mengatakan itu, tangan Velli mendarat di rambut Winona yang di kuncir kuda. Gadis itu menarik rambut Winona dengan kuat sehingga kuncira Winona terlepas.

"SIALAN LO! GUE KAKAK KELAS LO KALAU LO LUPA!" pekik Velli menyerang Winona.

Winona yang tak terima, menggapai rambut panjang Velli dan menariknya tak kalah kuat. "LO YANG SIALAN! GUE DIAM AJA LO KATAIN, BABI!!" pekik Winona dengan emosi yang tak bisa di bendung lagi.

"LO EMANG MINTA DI KATAIN, LONTE! GUE SELAMA INI DIAM YA, LIAT LO GATEL KE COWOK GUE! JEMIAN GA CUKUP BUAT LO SAMPAI GODAIN JEANO JUGA?!"

Winona menendang tulang kering Velli membuat tarikan di rambutnya lepas. "Ngaku-ngaku, najis! Bang Jeano cari cewek milih-milih juga kali! Mana mau dia macarin spek shoope gini. Udah flashsale, buy 1 get 1 lagi,"

Velli semakin murka mendengar ucapan Winona. Ia mengambil gelas yan berisi minuman di belakangnya dan langsung menyiramnya ke wajah Winona. "Lo pikir Jemian juga mau sama cewek tepos kayak lo? Depan belakang rata semua!"

"Lo gedenya juga karna sering di grepe-grepe om-om!" balas Winona membuat keduanya saling tarik-menarik rambut kembali.

Kanaya yang tadinya terbengong memperhatikan keduanya, tersentak kaget saat tubuhnya di dorong oleh salah satu anteknya Velli. Belum sempat mencerna apapun, rambut Kanaya sudah di tarik membuatnya terpekik. Kanaya dengan reflek ikut menarik rambut Reisha. Sementara Sandra, antek Velli yang satunya lagi, menolong Velli melawan Winona.

TUJUH BELAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang