_Draluna Time?_
Ini bukan hanya sekedar hidup di kehidupan baru tapi dengan tubuh yang berbeda. Berbeda? Apa yang berbeda?
~'•'~
Awalnya aku tak menyangka rasa ini akan jatuh padamu, ku pikir ini hanya pikiran ku, hanya sekedar kekaguman akan ketang...
"Lalu apa yang terjadi pada dunia sihir, ibu?" tanya gadis kecil berambut blonde. Menatap ibunya dengan wajah penasaran nya.
Ibunya tersenyum lalu menoel ujung hidung putrinya. "Dunia sihir hidup bahagia setelah kematian raja jahat tersebut. Mereka semua bahagia, kecuali satu orang. Orang yang bahkan dianggap jahat tapi hidup dalam kepahitan dan penderitaan."
"Aku ingin memeluknya dan mengatakan semuanya baik-baik saja," ucap gadis kecil itu.
Ibunya tersenyum lalu membantu membaringkan tubuh anak itu di ranjang lalu menutupinya dengan selimut. "Jika Luna kecil milik ibu ingin melakukan itu, maka dia butuh kekuatan, untuk itu Luna kecil harus tidur," ucap sang ibu sambil membelai rambut blonde sang putri.
Luna tersenyum lebar lalu mengangguk. "Luna kecil akan menyelamatkan sang pangeran, suatu saat nanti!"
***
"Jangan salahkan cinta jika dia jatuh padamu, karena aku bahkan tidak pernah meminta nya untuk menetap padamu. Melalui cinta ini bukan hanya kau yang terganggu tapi aku juga tersiksa, bersama harapan untuk bersamamu yang tak akan pernah nyata melainkan akan selalu sirna beriringan dengan waktu yang berlalu. Mari bertemu dan jatuh cinta pada kehidupan selanjutnya."LunaLovegood.
***
Langkah tergesa-gesa itu terus mendekati gerbang sekolah yang sebentar lagi akan tertutup, dan..
"Huh, untung ajah sempat," ucap seorang gadis berambut blonde, yang di cepol tinggi. Gadis itu mengatur nafasnya untung saja dia berhasil masuk sebelum gerbang di tutup.
Gadis itu melirik tali sepatunya yang terlepas kemudian ia berjongkok lalu membenarkan ikatan tali sepatu tersebut. Setelah itu ia menatap gedung sekolah yang bertuliskan HOGSTARS.
SMA Hogstars, sekolah ternama dengan segudang prestasi, tidak hanya mencangkup biaya sekolah yang mahal, Hogstars juga terkenal dengan siswa-siswi nya yang berprestasi walaupun tidak semuanya.
"Kamu ini! Kan kemarin sudah ibu bilang, jangan lupa mengerjakan tugas, dimana tugas kamu?!"
Itu salah satu contoh jika kalian ingin tahu, tidak semua orang memiliki kapasitas otak yang sama di sini, intinya jika tidak berotak maka harus berduit.
Aluna Lovergia, atau yang kerap disapa Luna. Gadis ini kini tengah melangkah kan kakinya memasuki sekolah impian nya, ia berhasil meraih beasiswa untuk bersekolah disini. Hari ini hari pertama nya dan seharusnya dia berada di....
"WOY! NGAPAIN MASIH DISITU SIH?!! BUTA LO!" teriak salah satu osis yang mengurus mpls tahun ini.
Mendengar teriakan itu semua mata tertuju pada Luna, gadis itu menutup wajahnya dengan papan nama miliknya lalu mulai berlari memasuki barisan.
"Hai, gue Ginny Wiley, panggil ajah Ginny," ucap salah satu siswa yang berbaris disamping Luna.
Luna menengok kesamping dan melihat gadis itu tersenyum padanya, ia membalas senyuman itu. "Luna."
"Wihh, keren banget! Artinya bulan kan dalam bahasa latin?" ucap siswi lainnya yang berada di belakang Ginny.
Ginny dan Luna melihat gadis berponi itu. "Gue Zhao Cho," ucap gadis blasteran cina itu dengan mata sipit nya.
Keduanya hanya mengangguk sambil membalas tersenyum. "ITU YANG TIGA ORANG DIBELAKANG KALAU MASIH MAU NGOBROL, MENDING NGOBROL DI TOILET SAMBIL BERSIHIN TOILET NYA YAH?!" teriak salah satu osis yang membuat ketiga kembali fokus ke depan.
***
"Haduu, akhirnya berakhir juga ni mpls hari pertama, gila cape banget," ucap Cho sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan kipas merah bergambar naga miliknya.
"Ini sih bukan mpls, tapi latihan militer! Bayangin ajah tadi mukanya si Luna waktu di suru merayap," ucap Ginny sambil tertawa.
"Apaan sih!" ucap Luna sambil menyenggol tangan Ginny meminta nya untuk berhenti.
Flashback.
"Heh! Itu yang rambutnya blonde, sini kamu!"
Luna melihat kesamping kiri dan kanan menunggu ada yang maju tapi semua mata malah melirik ke arahnya. "Eh sana maju, lo dipanggil tuh," bisik Ginny.
Mendengar ucapan Ginny dengan cepat Luna melangkah maju ke depan. "Sa-saya kak?" tanya Luna dengan gugup.
"Pake nanya lagi, kamu pikir disini ada bule nyasar selain kamu!" ucap osis itu diikuti suara gelak tawa dari seluruh siswa mpls.
"Emangnya bule ngapain nyasar sampe sini kak? Jauh banget," ucap Luna yang membuat siswa-siswi mpls semakin tertawa.
"Bodoh banget jadi orang! Yang gue maksud itu lo! Bikin kesel orang aja! Sana merayap," ucap osis itu sambil menunjuk jaring yang sudah terpasang di bawah lantai lapangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
illustration
"Se-sekarang kak?"
"Nggak! Tahun depan! Ya sekarang donggg!"
Flashback.
"Hahaha, mukanya kek pasrah banget, tapi gara-gara Luna kita semua ikutan dihukum," ucap Cho.
"Tahu ni, untung aja ni sekolah mpls nya cuman dua hari, hari ke-tiga kita bakalan dibagiin ke kelas masing-masing. Eh, tapi dari tadi gue lupa nanya, kalian jurusan apaan dah?" tanya Ginny.
"Ipa," jawab Cho dan Luna bersamaan.
"Lah, kok? Ih masa gue sendiri di ips, nggak setia kawan banget lo berdua," ucap Ginny.
"Itukan hasil tes Ny, berarti nilai lo nggak mencukupi buat lulus di ipa makanya ke ips," jelas Luna.
"Iya tahu, nggak usah di jelasin juga dong, kan gue jadi malu, Lun," ucap Ginny sedangkan Cho hanya tertawa mendengar ucapannya.
"Dih, Kedimai diem deh lo!"
"Kedimai apaan?" tanya Cho.
"Ketawa dikit mata hilang," ucap Ginny disusul dengan suara tawanya yang besar.
Hai haiiiii ketemu lagiiiii, semoga kalian suka sama cerita baru ini yahhhh, dibuat agak beda biar nggak bosan ajah hehehehe.
Jangan lupa buat kasih bintang buat dua blonde kesayangan kalian💕