Dua hari berlalu, akhirnya masa mpls berakhir, hari ini adalah hari pembagian kelas, dimana anak-anak akan berada pada jurusan dan tingkatkan mereka sesuai dengan kepintaran masing-masing, dimana anak yang berada di kelas ipa adalah anak-anak yang lulus ujian sekolah dengan nilai 89-100 dan di bawah itu adalah anak-anak kelas ips. Bukan hanya itu mereka akan di tempat kan sesuai dengan nilai mereka.
Sebagai contohnya, untuk murid yang akan menempati kelas ipa 1 adalah anak-anak yang berhasil mendapatkan nilai 98-100, pada ipa 2 mereka dengan nilai 96-97, dan berikut seterusnya sampai pada kelas Ipa 5, begitu juga sistem yang berlaku untuk kelas ips.
Untuk hari penutupan mpls ini, osis meminta para peserta didik baru untuk membawa sebuah hasil karya buatan mereka sendiri, bebas apa saja yang ingin mereka buat, karena hasil-hasil tersebut akan dipamerkan pada pekan sekolah yang akan diadakan dua hari setelah penentuan kelas mereka.
Luna melangkah masuk ke dalam gerbang sekolah dengan sedikit kesusahan saat ia harus memegang minuman miliknya dan juga hasil karyanya, ia sudah meminta ayahnya untuk mengisinya pada kantong saja, tapi ayahnya malah menaruh nya pada sebuah kotak, "agar aman" katanya.
Bruk.
Gelas minuman Luna jatuh ketika dia menabrak seseorang. "Maaf gue nggak sengaja," ucapan Luna berhenti ketika melihat siapa yang berada di hadapannya.
"LO! gue nggak jadi minta maaf, orang kaya lo nggak pantes buat dapat kata maaf, lo pantes dapat tumpahan minuman itu!" ucap Luna pada seorang pria berambut pirang sepertinya, sedangkan pria itu hanya menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Flashback.
Luna tengah mengendarai sepedanya menuju sekolah, ia lebih suka berangkat menggunakan sepedanya dari pada meminta orang tuanya mengantarnya.
Saat tengah asik berkendara tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi tiba-tiba menyerempet sepeda Luna ketika di perbelokan membuat gadis itu terjatuh dari sepeda nya.
Mobil hitam mewah itu berhenti, seorang pria berambut pirang menggunakan kacamata dan juga mengenakan baju seragam Hogstars keluar dari dalam mobil. Pria itu hanya menatap Luna dari pintu mobilnya tanpa berniat sedikit pun membantu gadis itu dan untuk meminta maaf.
Setelah melihat Luna yang hanya sedikit terluka pria itu kembali masuk ke dalam mobil lalu pergi. Melihat itu Luna menjadi sangat kesal. "WOY! TANGGUNG JAWAB!"
Flashback.
"OMG! MY HUNNY BUNNY, DRACO!" ucap Pansy lalu melangkah mendekati Draco dan juga Luna.
Pansy melihat tumpahan minuman itu di atas jas milik Draco, ia berbalik lalu menatap Luna dengan kesal. "Heh! Lo jadi adek tingkat nggak usah ngelunjak! Baru juga masuk udah bikin baju my hunny kotor!" bentak Pansy.
Draco membuka kacamata miliknya memperlihatkan mata abu-abu miliknya, terlihat jelas dia adalah blasteran. Pria itu tidak berbicara apapun, dia hanya diam menatap Luna, kemudian ia membuka jasnya dan melemparkannya ke arah Luna.
Ia berjalan mendekati gadis itu lalu sedikit membungkuk ke arah telinga nya. "Cuci sampe bersih atau lo bakal nyesel selama tiga tahun lo di sekolah ini." bisik Draco, setelah itu berjalan pergi.
Melihat Draco yang berjalan pergi Pansy segera mengejar nya tidak lupa dirinya menabrakkan tubuhnya dengan sengaja pada pundak Luna. "BABY TUNGGUIN!"
Luna menatap jas ditangannya, pria menjengkelkan itu, dia yang membuat dirinya jatuh dari sepeda dan sekarang dia juga yang diminta mencuci jas miliknya.
"AAAAAA! COWO RESE!" teriak Luna.
"Lun, lo nggak diapa-apain kan sama ka Draco?" tanya Cho.
Luna hanya menggelengkan kepala nya. "nggak, cuman disuru nyuciin jasnya," ucap Luna dengan kesal.
"Lo beruntung banget, Lun," ucap Cho.
"Beruntung?! Beruntung toko bapak lo?! Luna disuruh nyuciin jas malah dibilang beruntung, sakit ni orang," ucap Ginny.
"Astaga, my baby Ginny, dengerin yah, semua cewe di Hogstars itu pengen banget bisa dekat sama ka Draco, mereka bahkan sampe rela-rela tuh nyewa satu gedung khusus buat fans meeting sama ka Draco, tapi sayang, ka Draco nya nggak dateng."
"Tuh cowo udah kelihatan resenya, nggak usah diladenin, ganteng nggak ngeselin iya!" ucap Ginny.
"Betul kata Ginny. Lo nggak usah ikut-ikutan kaya cewek-cewek nggak waras itu," ucap Luna.
Cho hanya tersenyum. "Kalian ini nggak tahu apa gimana sih? Ka Draco itu, most wanted di sekolah ini, papa nya itu direktur utama disini, siapa sih yang nggak mau jadi pasangannya dia?" tanya Cho.
"GUE!" ucap Luna lalu melangkah pergi.
"Heran gue sama bestie sendiri, dikaruniai wajah cantik malah nggak dipergunakan dengan bener," ucap Cho.
"Otak lo tuh yang dibenerin!" ucap Ginny lalu mendorong kepala Cho dengan kesal.
Upp lagiiii...
Sepi amat ni cerita kek kuburan 🤣 tapi nggak papa, tetap di up sampe tamat kok.
Selamat membaca semua🐍💙

KAMU SEDANG MEMBACA
In Another Body
Fantasía_Draluna Time?_ Ini bukan hanya sekedar hidup di kehidupan baru tapi dengan tubuh yang berbeda. Berbeda? Apa yang berbeda? ~'•'~ Awalnya aku tak menyangka rasa ini akan jatuh padamu, ku pikir ini hanya pikiran ku, hanya sekedar kekaguman akan ketang...