27. Liontin Bintang

26 2 0
                                    

"Matahari dan pelangi memang jarang sekali bertemu Sedangkan matahari dan bulan Walaupun matahari hanya bisa
melihat bulan,namun bulan tidak melihat Matahari
tapi keduanya sama sama berjuang agar dapat
bertemu Sama hal nya kita Yang harus
sama-sama berjuang agar bersatu"

By Argantara Zexton Dewaga

HAPPY READING!!!!

Sepulang dari pesta kelulusan Saka. Arga memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk beristirahat dan membersihkan diri karena ia merasakan tubuhnya sangat lengket sekali akibat keringat. Selesai mandi Arga duduk di tepi ranjang sambil mengusap rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil berwarna putih lalu di letakkan di tempat semula. Sambari menatap ponselnya ia jadi teringat dengan kalung liontin yang dirinya temukan di lorong sekolah kemarin,bergegas Arga menarik laci samping ranjangnya lalu mengeluarkan kalung tersebut.

"Gue seperti pernah liat tapi kapan? Dan dimana?" Bingung Arga sambil bertanya-tanya pada otaknya.

Tingg!!

Suara notifikasi terdengar buru-buru Arga membuka ponsel miliknya ada sebuah pesan dari Cakra sang wakil ketua,Arga membaca pesan tersebut dengan seksama dan beberapa detik kemudian Cakra mengirim sebuah file dokumen cepat-cepat Arga membuka dan membaca nya dengan teliti.

Deg

"Engga mungkin" gumam pelan Arga.

Di tempat lain tepatnya di ruang keluarga terdapat seorang gadis yang asik lempar melempar bantal sofa secara bruntal,sambil saling mengumpat satu sama lain.

"Lo apa-apaan sih sakit anjing!" Sentak gadis tersebut lalu melempar kembali bantal sofa tepat ke wajah Abangnya.

"Khem!" Suara deheman tersebut membuat keduanya langsung menatap kearah pintu,dimana seorang Pria yang masih memakai stelan kantor berdiri sambil bersedekap dada. Berjalan perlahan kearah sofa dimana gadis yang mematung berada.

"Lisa" ucap rendahnya.

"Kenapa?" Bingung Lisa.

"Apakah Abang mu ini mengajari kamu berkata kasar hm?" Ucapan itu membuat Lisa merinding tatapan intimidasi dari Abangnya bikin dirinya takut,menelan ludah pun dirinya susah sekali apa lagi bergerak? Ini sudah persis layaknya sihir.

"E-engga" jawab gugup Lisa sambil memainkan jari-jari lentiknya.

Pria itu mengusap lembut rambut Lisa. "Keruang kerja sekarang Abang tunggu" ujar nya dan berlalu pergi.

Laki-laki yang berdiri samping lemari tertawa puas mengenang nasib adik nya itu yang malang,sudah dirinya tebak bahwa adiknya akan kena hukuman oleh Abangnya itu. Lisa melototi Abangnya itu,kenapa Lisa memiliki Abang setengil dan segila itu yak?.

Diruang kerja Lisa duduk tepat di depan Abang pertamanya dengan kepala sedikit menunduk.

"Kamu sudah makan?" Tanya nya.

"Belum sempet,Lisa tadi buru-buru pergi karena dia menelfon karena ada rapat untuk misi lagi" jawab jujur Lisa.

"Bang Jec jangan marahin dia,sebenernya dia udah ngajakin Lisa buat makan cuman Lisa nolak dan pulang,karena Bunda tadi nyuruh Lisa buat beli stock makanan soalnya udah habis" ketika Jecson ingin berbicara,Lisa langsung memotong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZAHRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang