[ZAHRA 20] Kecerobohan Zahra

10 2 0
                                    

"Di dunia ini tidak ada yang baik
Makanya banyak yang munafik"

By Haruto Sandi Efendy

"Mau kemana?" Tanya seorang pria dewasa berumur 30 tahun - Jecson - duduk disofa ruang tamu di temani dengan secangkir teh hangat dan tentunya berkas-berkas kantor.

"Ke toko buku" jawab singkat Zahra lalu berjalan kearah pintu,tetapi bariton Jecson menghentikan langkahnya.

"Tunggu di situ,selangkah keluar tidak abang ijin kan ke toko buku" ancam Jecson yang langsung berlari di tangga,seketika Zahra dibuat badmood oleh abangnya sendiri ia pun menyadarkan tubuhnya disandaran pintu sambil bersedekap dada.

Suara langkah dari tangga terdengar menggemah Zahra yang tadinya menunduk langsung menegakkan kepala melihat kearah tangga,Jecson kali ini berbaju santai layaknya seorang remaja dia sangat tampan sekali dengan kaos oblong putih,celana pendek se lutut berwarna hitam,rambut yang dibuat acak-acakan. Zahra sedikit terpesona dengan abangnya sendiri kala melihat penampilan berbeda dari Jecson apa lagi rambutnya dan jangan lupakan raut wajah yang datar terkesan layaknya umur 19 tahunan. Memang pantas banyak yang menyukai abangnya itu tetapi yang di heran kan adalah kenapa Jecson tidak mau melakukan hubungan pacaran? Jika Zahra bertanya sudah tentu jawabannya lagi pengen sendiri itu cukup membosankan.

"Abang anter" ucap Jecson ketika sudah berdiri tegap di depan Zahra.

"Gue bisa-"

"Saya tidak suka mendengar penolakan,ayo" sela Jecson lantas menggandeng Zahra keluar rumah menuju mobil yang telah disiapkan.

"Masuk" ujar Jecson dan Zahra pun masuk kedalam mobil yang tadi di buka kan pintu oleh Jecson.

"Hati-hati Tuan" Jecson membalas dengan anggukan kecil kemudian berlalu pergi menuju toko buku.

Di mobil tidak ada percakapan sama sekali keduanya sibuk,Jecson sibuk menyetir sedangkan Zahra sibuk melihat ruamh-rumah yang dirinya lalui dan juga pengendara yang berlalulalang dari luar jendela,Jecson melirik sang adik dia tahu jika adiknya mungkin bosan dengan kesunyian ini alhasil Jecson membuka suara.

"Bagaimana sekolah mu?" Tanya Jecson yang melirik sekilas Zahra.

"Baik" jawab singkat Zahra.

"Abang tidak menyukai sifat Lisa yang saat ini,Abang lebih suka sifat Lisa yang manja ke Abang,minta gendong ke Abang,tidak pernah absen peluk Abang,selalu ceria,selalu tertawa,murah senyum" ucap lirih Jecson seketika Zahra menoleh kearah Jecson sebentar kemudian menatap ke luar jendela.

"Kamu ingat kata-kata abang yang pernah abang bilang ke kamu?"

"Jangan menunggu atau pun merubah diri mu sendiri hanya karena seorang lelaki yang tidak menepati janji" sambung Jecson karena tidak ada jawaban dari Zahra.

"Kamu tahu Bunda sedih melihat kamu yang tidak seperti dulu lagi,Bunda sampai memikirkan segala cara agar membuat kamu seperti dulu lagi,tapi Bunda gagal nyatanya kamu masih tetap seperti ini" seru Jecson.

Zahra melirik Jecson yang tengah fokus menyetir. "Aku usahakan" ucapan akhir Zahra ketika mereka telah sampai di toko buku.

Ketika Zahra hendak memasuki toko tangannya di cekal oleh Jecson tiba-tiba saja Jecson mengeluarkan sebuah gelang dan dia memakaikan ke lengan kiri Zahra dan juga lengan kanan Jecson,ada tali merah yang mengaitkan kedua gelang tersebut jadi ketika Zahra jalan mencari buku Jecson tidak susah payah mengelilingi satu persatu untuk mencari keberadaan Zahra. Mode posesif on.

"Biar engga ilang" ujar datar Jecson,Zahra menghembuskan nafas berat lalu berjalan memasuki toko.

Rak demi rak dia telusuri keadaan toko kali ini tidak terlalu padat jadi leluasa mencari buku ketika tengah fokus mencari buku tidak sengaja Zahra menabrak seseorang,untung saja Jecson melingkari tangannya kepinggang Zahra jadi Zahra tidak jatuh kelantai melainkan orang yang tadi sempat menabraknya yang terduduk dilantai.

ZAHRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang