Cemburu

32 9 0
                                        

Hari ini Laila akan menyempatkan dirinya untuk pergi mengunjungi kedua mertuanya dan suaminya. Ia berencana akan menginap sekitar dua malam. Ia tak memberitahu Ghazi jika ia akan pergi ke sana, ia hanya memberitahu sang mertua.

Saat sampai Laila di sambut hangat oleh Umi Rena. Di rumah hanya ada Umi, yang lainnya sedang ada urusan pekerjaan. Sambil menunggu kepulangan suaminya, Laila memasak di dapur bersama Umi dan beberapa santri ndalem lainnya.

Setelah memasak, Laila naik ke lantai dua tepatnya di kamarnya. Ia mulai membersihkan diri dan karena Ghazi belum pulang ia mengurungkan niatnya untuk berpakaian di dalam kamar mandi.

Ia keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk pendek yang memperlihatkan kedua kaki jenjangnya. Tanpa ia tahu jika Ghazi telah ada di kamar dan tengah duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

Ghazi menoleh dan kaget karena mengetahui Laila tiba-tiba ada di kamarnya. Laila kembali ke dalam dengan perasaan malu. Ia ingin keluar tapi Ghazi masih ada di luar, apalagi sekarang mereka berdua sedang ada masalah.

Ghazi beranjak dari duduknya dan mengetuk pintu kamar mandi.

Tok tok tok

Laila menggigit bibir bawahnya dan berpikir keras. Ia akhirnya membuka pintu sedikit dan menatap Ghazi yang juga menatapnya.

"Cepetan, saya juga mau mandi," kata Gus Ghazi, mendengar itu Laila segera keluar dan berlari kecil menuju tas yang berisikan beberapa pakaiannya.

"Fiuh, akhirnya." Laila mengambil baju dan segera memakainya sebelum Ghazi keluar dari kamar mandi.

Setelah makan malam, seluruh anggota keluarga berkumpul di ruang keluarga sambil menonton TV. Mereka berbincang bincang santai, tapi di sana tak ada Ghazi, lelaki itu keluar sebentar karena katanya ada urusan.

"Laila gimana hubungan kamu sama Ghazi, baik-baik aja kan, Ghazi nggak pernah main tangan sama bentak kamu kan" ujar Abi Kohyri.

Laila terkekeh kecil dan menggeleng, "Abi tenang aja, Gus Ghazi nggak pernah kayak gitu kok sama aku." jawab Laila seadanya.

"Tapi Laila kalo kalian ada apa-apa jangan di pendam yah, curhat aja sama Umi, insyaallah Umi akan bantu kok permasalahan kalian," kata Umi Rena seraya mengusap punggung Laila dengan lembut.

Laila tersenyum hangat, ia bersyukur karena telah mendapatkan mertua yang baik hati dan tulus dengannya. Walaupun ia bukanlah seorang Ning, tapi mereka menerimanya dengan tulus dan menyayanginya.

~~~

Laila merebahkan badannya di kasur dan mencoba memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama, ia pun berlabuh ke alam mimpinya. Ghazi memandangi Laila dari ambang pintu kamar. Ghazi menutup pintu dan naik ke kasur dan merebahkan badannya dengan pelan di samping Laila yang sudah terlelap.

Dengan perlahan, Ghazi mengusap puncak kepala Laila dengan lembut dan tulus. Hatinya terasa sakit saat mengetahui jika ada seorang lelaki yang ingin melamarnya istrinya. Sebenarnya ia tak tega jika terus mendiami Laila, tapi ia pikir dengan cara seperti ini bisa membuat Laila lebih bisa menjaga diri dan menghargai Ghazi sebagai suaminya.

Karena merasakan sapuan lembut di kepalanya, Laila pun terjaga dari tidurnya. Ghazi seketika menarik tangannya dan berbaring sambil menarik selimut.

"Gus," panggil Laila dengan suara serak sambil mengucek mata.

Ghazi menoleh, "kenapa?"

"Dari mana aja?"

"Tadi ada urusan sebentar," jawabnya seadanya.

"Gus saya minta maaf yah, maaf karna saya belum bisa jujur sama orang-orang kalo Gus adalah suami saya," ujar Laila dengan mata puppy eyes nya yang sangat menggemaskan.

The Light Of My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang