"Abi nggak mau tau, pokoknya kamu harus menikah dengan Laila!" Mendengar itu seketika Ghazi dan Fahri menatap serius Abinya.
"Abi harus dengar penjelasan dari kedua belah pihak dulu, jangan langsung gegabah seperti ini Abi," ujar Umi Rena menenangkan Abi Kohyri.
"Yah sudah, panggil Laila kesini."
Umi Rena menyuruh santriwati untuk memanggil Laila ke Ndalem.
Laila yang tengah berada di asrama bersama teman-temannya selalu merasa gelisah memikirkan nasib dirinya dan Ghazi.
"Laila, loh kenapa sih dari tadi gue lihatin murung terus tuh muka," ucap Lea yang sedang berbaring di kasur sebelah.
"Enggak papa kok."
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dengan cepat Ismi bangun dari tidurnya dan membuka pintu.
"Laila, ada yang cariin nih," seru Ismi, Laila segera bangun dari tidurnya dan berjalan lesu.
"Ada apa?"
"Kak Laila dipanggil sama Umi Rena ke Ndalem."
"Oh, ya udah nanti saya nyusul kesana, makasih ya."
"Iya kak, saya pamit dulu, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," balas keduanya.
Ismi menoleh melihat Laila yang tampak tak ceria, tak biasanya Laila seperti ini.
"Loh kenapa sih, kalo ada masalah cerita aja, jangan dipendam nggak baik." Laila hanya menggeleng pelan dan tersenyum.
"Kalo gitu aku mau siap-siap dulu," ucapnya kemudian berlalu.
Laila mengganti piyamanya dengan gamis simpel berwarna hitam di padukan jilbab bella square cream. Dengan lesu dan tak bersemangat Laila menyusuri jalan menuju Ndalem. Terlihat ada raut khawatir yang terpatri di wajahnya.
Laila mengetuk pintu dan mengucap salam, pintu terbuka dan menampakkan Umi Rema yang tengah tersenyum hangat menyambut kedatangannya. Laila membalas senyuman Umi Rena dan memeluknya. Umi Rena mendekap Laila dan dengan penuh kasih sayang mengusap punggung Laila.
"Maafin Laila Umi, ini semua salah Laila, Laila nggak ada maksud kaya gitu dengan Gus Ghazi," ucapnya sambil sesenggukan.
"Iya, Umi tahu kok kalian nggak mungkin lakuin itu, Gus Ghazi juga udah cerita semuanya sama Abi, Umi."
"Udah jangan nangis lagi yah, nanti cantiknya hilang loh," kata Umi Rena dan membuat Laila terkekeh kecil sambil mengusap pipinya yang di penuhi air mata.
"Yah udah ayo kita masuk dulu." Umi Rena dan Laila masuk ke dalam. Abi Khoyri dan kedua anak lelakinya berada di ruang keluarga, Laila dan Umi Rena berjalan beriringan menuju ruangan tersebut dan duduk di sofa yang sama. Bisa dilihat wajah Ghazi tampak lelah dan lesu di sampingnya pula ada Fahri.
"Laila," panggil Abi Kohyri.
Laila mendongakkan kepalanya, "Iya Abi."
"Apa kamu siap untuk menikah dengan Gus Ghazi?"
Mendengar itu seketika Laila menatap Ghazi yang juga sedang menatapnya. Laila tak tahu harus menjawab apa, karena kata-kata yang dilontarkan Abi Kohyri barusan bukan sebuah pertanyaan melainkan perintah.
"Gus, apa kamu siap menikahi Laila?" sekarang gantian Ghazi yang diberikan pertanyaan oleh Abi.
"Abi, aku nggak pernah ada maksud kayak gitu dengan Laila Bi, tolong dengar penjelasan aku dulu."
"Nggak Gus, keputusan Abi sudah bulat sekarang, kalian memang pantas untuk dinikahkan agar tak ada fitnah, Abi tahu ini yang terbaik untuk kalian berdua," kata Abi Kohyri yang sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Of My Life
AcakMenikah dengan orang yang tak kita cintai dan tak kita kenali adalah suatu tindakan yang sangat berat. Dimana kita harus menyerahkan mahkota kita seutuhnya pada pria yang tak kita cintai dan sayangi. Itulah yang harus di hadapi dan di rasakan oleh A...