kecipratan

35 7 0
                                    

Terik matahari menyilaukan mata wanita yang tengah menyandarkan kepalanya pada jendela mobil. Siang ini dia akan bertemu dengan sahabatnya di sebuah cafe favoritnya. Dia mengambil earphone dari dalam tasnya dan memasangnya di kedua telinganya sambil memutar musik. Mendengarkan musik sambil melihat keramaian kota Bandung di siang hari sudah menjadi rutinitas bagi Afhana Laila Akbar. Seorang wanita berparas cantik yang bercita-cita ingin menjadi istri dari Mark lee boyband Korea favoritnya. Ia sekarang tengah menempuh pendidikan di sebuah universitas di Bandung. Ia sudah semester akhir dan sebentar lagi akan menjalani masa KKN.

Kring...

Laila membuka pintu cafe dan mencari-cari sahabatnya yang telah lama tak dijumpainya.

"Laila," panggil seorang wanita yang seumuran dengan Laila.

"Oh, hay Dea," balas Laila sambil melambaikan tangannya dan berjalan menuju meja yang ditempati Dea.

"Udah lama nunggunya?" tanya Laila

"Enggak kok, aku juga baru dateng."

Mereka berdua terlihat sedang mengobrol ringan sesekali diiringi tawa senang dari keduanya. Laila melihat jam di layar ponselnya sudah menunjukkan jam setengah tiga sore. Segera ia menyudahi perbincangannya dengan Dea dan bergegas untuk pulang.

Sebelum pulang ke rumah, Laila menyempatkan diri dulu untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang umat muslim. Ia memilih singgah di sebuah musholla untuk menunaikan shalat Ashar.

"Alhamdulillah," gumam Laila yang merasa segar setelah shalat. Ia kembali melanjutkan jalannya. Ia memilih untuk berjalan kaki pulang ke rumah, karena lokasi rumahnya yang tidak terlalu jauh dari cafe. Sepulang kuliah tadi, ia langsung menuju cafe untuk bertemu dengan Dea, itulah sebabnya ia harus menaiki taxi dulu karena jarak cafe dari kampus yang lumayan jauh.

Sambil bersenandung kecil, Laila berjalan sendirian di trotoar jalan raya yang terlihat agak ramai oleh lalu lalang kendaraan.

Pratt...

"Awh...," ringis Laila yang terkena cipratan genangan air akibat mobil yang melaju sangat kencang. Mobil tersebut terlihat berhenti. Pintu mobil terbuka dan menampilkan pria berjas hitam yang mempunyai paras yang tampan menghampiri Laila yang tengah menggerutu sambil membersihkan noda yang terdapat di bajunya.

"Astaghfirullah, maaf mbak, saya nggak sengaja karena saya lagi buru-buru," ucap pria itu.

"Liat kan baju saya kotor gini, baju putih lagi."

"Maaf mbak, saya benar-benar ngak sengaja."

"Iya nggak papa, tapi kamu harus anterin saya pulang, nggak boleh ada penolakan," pinta Laila kepada pria itu. Bukan karena apa, ia hanya malu berjalan kaki dengan baju yang kotor, nanti di kira gembel.

Pria itu terdiam sejenak dan menganggukkan kepalanya. "Yah udah, ayo saya antar," Ujar pria itu kemudian membukakan pintu mobil di bagian jok belakang  untuk Laila, dengan senang hati Laila masuk.

Tak butuh waktu lama, mobil pun sampai di kediaman Laila. Sebelum turun, Laila meminta nomor pria tersebut dengan alasan yang tak jelas.

"Saya nggak mau kasih kamu nomor saya kalau nggak ada keperluan penting."

"Emangnya kenapa sih kalo saya cuma minta aja, mungkin saya juga nggak hubungin kamu kok," jawab Laila dengan nada ketusnya.

"Kamu juga nggak hubungin saya kan, jadi buat apa kamu minta nomor saya?" tanyanya lagi.

"Kasih nomor aja susah banget sih, tinggal sebutin nomornya aja, kan gampang."

Pria itu menghela nafas pelan, kemudian membuka layar ponselnya dan menyebutkan nomornya. Laila dengan cekatan mengetik satu persatu nomor pria tersebut.

The Light Of My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang