"Katanya Gian lagi dibatesin ketemuan sama Citra ya?"
Alex mengerutkan alisnya. "Siapa yang batesin?"
"Abangnya Citra."
Lelaki yang memiliki perawakan tinggi seperti anak paskibra itu merasa tidak peduli. Alex adalah tipe teman yang bodoamat dan tidak peduli kepada masalah percintaan teman-temannya.
Dari mereka berempat. Hanya Alex yang tidak pernah mencoba berpacaran, karena lebih fokus ke prestasinya. Padahal wajah Alex lumayan ganteng dan bisa menyaingi kegantengan Gian.
"Gian tumben belom dateng jam segini? Udah mau masuk loh. Katanya dia mau berubah. Nanti kek dulu lagi. Bandel!"
Setelah menoleh ke samping, Alex menyadari jika temannya tidak ada yang mendengarkan ucapannya yang sedang ngedumel.
Satya sedang berlari menghampiri sekumpulan gadis-gadis yang sedang menggibah di taman sekolah. Ia melirik ke sampingnya lagi dan melihat Diki tersenyum joker ke arahnya.
"Njir!" Alex reflek kaget melihat senyum kematian dari wajah Diki.
Sungguh! Dua temannya ini memang sudah strees dan sinting. Hanya dia dan Gian yang waras. Ia berharap bisa membangun RSJ dan memasukkan mereka berdua ke dalam sana.
***
"Baik. Ibu absen du--"
"Assalamu'alaikum."
Ucapan guru tersebut seketika terhenti ketika pintu kelas diketuk oleh seseorang. Setelah dipersilahkan untuk masuk, guru yang sedang ada di kelas itu langsung berdiri dan berkacak pinggang, sembari menatap siswanya dengan sorot mata yang tajam.
Bagi muridnya, tatapan guru ini sama sekali tidak membuat mentalnya menciut. Ia justru terlihat santai meskipun melakukan kesalahan.
Siapa murid ini sebenarnya?
Yah, siapa lagi kalau bukan Gian. Anak bandel di sekolah tersebut."Wa'alaikum salam," jawab sang guru dengan wajah tidak ramah. Suaranya sangat ketus karena tidak suka melihat kehadiran Gian yang baru saja datang terlambat.
"Ibu bosen liat kamu sering telat kayak gini. Bikin mata ibu sepet tau nggak!"
Gian diam sembari bersikap santai. Dadanya ia tegakkan agar terlihat tidak takut seperti murid-murid pada umumnya.
"Kalo sepet liat Gian mending liat saya aja, Bu. Yang ada manis-manis nya," ujar Diki yang seketika mendapat tatapan galak dari gurunya.
"Keluar kalian! Bersihin sampah!"
***
"Citra cantik banget, anjay!" Salah satu teman sekelas Citra sedang berbisik-bisik sembari menatap lekat wajah gadis itu yang sedang menulis.
Rambut Citra yang saat ini sedang ia gerai tampak indah, meskipun sedikit anak rambutnya menutupi wajah cantik gadis itu, tetapi justru membuatnya terlihat tambah cantik.
"Ngomong apa lo barusan? Gue laporin pawangnya kapok!" ancam Diki dengan lirikan usil.
Sedangkan lelaki yang barusan berbicara langsung merasa panik dan meminta Diki untuk diam. Tetapi yang namanya Diki tidak mungkin diam. Alhasil lelaki itu menyogok Diki dengan duit merah dan mentraktirnya di Kantin.
"Asekkk! Bakso mercon lagi." Diki kegirangan dan bersemangat pergi ke kantin.
Lelaki itu menatap Diki dengan lirikan sebal. "Duta mencret masih aja suka makan bakso mercon. Mencret lagi sampe silitnya kebakar kapok," ujar lelaki itu dengan suara pelan.
***
Citra, gadis itu sedang pergi ke WC karena merasa tidak nyaman di area kewanitaannya.
"Eh, anjir!" Syifa terkejut ketika kepala Citra keluar dari pintu. Sedangkan separuh badannya tidak ia perlihatkan. "Lo ngagetin orang aja, deh! Kayak kuyang tau nggak. Kelihatan kepalanya doang," ujar Syifa dengan raut sebal.
"Hehe, sorry lho seng!" Citra nyengir lebar, lalu berkata lagi. "Gue mens, anjir!"
Syifa melongo mendengarnya. "Bocor?" tanya temannya dengan wajah agak panik. Lalu Citra mengangguk, dan membuat Syifa menjadi heboh.
"BUSETT, LU MENST--"
Plokkk!
"Congor mu Cipaaaa!"
Tidak sengaja! Citra reflek menabok mulut Syifa yang hampir berteriak kencang.
"Iiihhhh, Citraaaaaa! Lo nabok guee?" Gadis itu terdengar merengek.
"Reflek! Ga sengaja, demi Allah!" Citra sontak panik. Apalagi tabokannya lumayan bertenaga.
"Aing laporin ayang, nih!"
Citra menahan senyum dan tawanya yang hampir meledak. "Siapa ayang, lo?"
"Bapak mu!"
"HEH!"
Bukannya marah. Citra sontak meledakkan tawannya. Dia tidak mengira bahwa Syifa akan menjawab seperti itu sebelumnya.
Sungguh lawakan yang tidak bisa ditebak."Udah, ah! Ini gue gimana? Malu ...." Citra kebingungan sendiri.
"Gue omongin Gian," ujar Syifa dengan entengnya. Apakah dia tidak tau jika temannya ini sedang panik?
"Heh! Jangan, goblok!" Reflek kaget, Citra melontarkan ucapan tidak ramah barusan.
"Citraaaaaaa! Gue pinterrrrr."
Lama nggak uppppp🥺
Aku Hiatus 4 bulan an😭
Pembaca ku ilang ya? Sedih deh 🤧Yang masih setia, jangan lupa klik bintang nya😌💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Lugu Milik Gian
NouvellesBagaimana kisah Gian yang tertarik dengan seorang gadis lugu? Tetapi harus melakukan tindakan kurang ajar hanya untuk menyatakan bahwa dia sudah di cap menjadi miliknya. Gadis lugu seperti Citra, harus menjadi pacar seorang lelaki badboy dan nakal s...