Saat ini ruangan kelas sebelas sedang di hebohkan dengan kedatangan murid baru di sekolah mereka, seorang gadis cantik dengan kulit putihnya, lesung di pipi kanannya, dan tubuh yang semampai, benar benar cantik nan mempesona.
"Silahkan perkenalkan diri kamu" perintah Ratna wali kelas XI.
"Hai, perkenalkan nama aku Raya, semoga kita bisa berteman baik" ucap Raya memperkenalkan.
"Baik, ada yang mau di tanyakan?" tanya ratna.
"Udah punya pacar belum cantik"
"Boleh minta no telponnya ga"
"Rumahnya dimana"
Suara riuh terdengar saling bersahutan, membuat ratna memotong pertanyaan nyeleneh murid muridnya.
"Sudah pertanyaan kalian bisa di tanyakan nati saja" potong ratna saat melihat situasi semakin berisik dengan pertanyaan dari murid muridnya yang menurutnya tidak penting.
"Raya kamu langsung duduk saja di di sebelah mita" ucap ratna menunjuk bangku yang masih kosong.
"Baik bu"
"Hai kenalin gue mita, lo maukan jadi temen gue" ucap mita mengulurkan tanganya untuk bersalaman.
"Hai, mau ko" jawab Raya menjabat tangan mita.
****
Kring kring
"Ray ayo ke kantin" ajak mita.
"Ayo" Raya mengikuti mita yang berjalaan lebih dulu di depannya.
Saat Raya sedang mengedarkan pandangannya kesana kemari mengamati sekolah barunya, tiba tiba ia menabrak punggung tegap seseorang di depannya.
"Shhh,, maaf aku ga sengaja" ringis Raya memegang dahinya.
Saat ia mendongak menatap seseorang yang tak sengaja ia tabrak, matanya langsung membelalak kaget, sepertinya ia sudah masuk ke kandang singa, ternyata ia menabrak pria tampan namun menyeramkan.
"Aduh gimana ini" batin raya merutuki kecerobohannya.
"Maafin aku ya, aku beneran ga sengaja" mohon Raya.
Mita sudah memberitahunya, jika ia jangan sampai berurusan atau hanya sekedar berucap saja kepada pria yang bernama Gara.
Mita mengatakan jika pria itu tidak suka hidupnya di usik, bahkan melakukan kesalahan sekecil apapun kepadanya, maka orang yang mengganggunya tidak akan segan segan menjadi bahan kekejamannya, entah itu pria ataupun wanita, ia tidak akan mengampuninya.
"Aduh gimana ya, mau nolongin tapi gue ga berani lagi" gumam mita.
"Duh gawat nih"
"Semoga tuh murid baru baik baik aja setelah ini"
"Sasaran selanjutnya nih"
Bisikan bisikan dari sebagian murid terdengar di telinga Raya, membuatnya semakin di landa ketakutan, apa separah itu ya seorang Gara, fikirnya.
"Lo tau gue?" setelah terdiam beberapa saat, Gara membuka suaranya.
Raya menganggukan kepalanya yang menunduk sedari tadi, ia bahkan tak berani sekedar melihat sosok di depannya, auranya benar benar dingin, bahkan suasana sekolah yang tadinya ramai kini mulai senyap.
"Bagus kalo lo tau, sekarang lo ikut gue" ucap Gara berjalan melewati Raya.
Dengan berat hati, Raya mengikuti langkah Gara yang membawanya menuju rooftop sekolah.
"Apa dia mau dorong aku dari sini ya" batin Raya, setelah mereka tiba di sana, kini ia merasa gelisah dan ketakutan dengan fikiran negatifnya yang terus bertanya tanya.
"Aku bener bener ga sengaja, maafin aku ya, aku harus apa supaya kamu mau maafin aku" cerocos Raya memulai pembicaraan, ia berfikir jika terus memohon, mungkin pria ini akan memaafkannya.
"Berisik" ucap Gara dingin.
"Maaf, tapi aku beneran takut, aku masih pengen hidup?"
Gara menaikkan sebelah alisnya, kenapa dengan gadis ini, apa dia berfikir jika ia akan membunuhnya.
"Yakin lo masih mau hidup?" ucap gara dengan smirknya, sepertinya menyenangkan jika ia sedikit bermain dengan gadis di depannya ini.
"Ii,,,ya" ucap Raya terbata, jantungnya benar benar berpacu dengan cepat, bahkan kini tubuhnya sudah bergetar ketakutan.
"Gue lepasin lo, asal lo mau nurutin permintaan gue, gimana?" tawar Gara, ia berfikir jika ia sudah menemukan mangsa barunya.
"Aa,,aapaa" gagap Raya.
Gara melangkah menuju sofa yang terdapat di sana, karena di tempat ini biasa ia gunakan dengan teman temannya untuk membolos atau merokok, sehingga ia sengaja membeli kebutuhan untuk mereka nongkrong ketika berada di sekolah.
"Sini duduk" perintah Gara menepuk pahanya saat ia sudah mendudukkan dirinya di sofa panjang yang ada di sana.
"Hahhh" cengo Raya, ia bingung dengan maksud pria itu.
"Sini duduk, lo ga budeg kan?" tekan Gara.
Raya mulai melangkahkan kakinya ke arah Gara secara perlahan.
"Sini gue bilang, ngapain lo masih berdiri di sana, lo ga bodoh kan, gue fikir ngga, soalnya syarat masuk sekolah ini ga bego" sinis Gara.
"Maksudnya duduk di sebelah kamu?" tanya Raya memastikan, ia berfikir tidak mungkin jika pria itu memintanya untuk duduk di pangkuannya kan, ia mulai gelisah dan resah.
Seingatnya dari cerita mita, seorang Gara memang sering bermain main dengan banyak wanita, bahkan banyak wanita yang melemparkan tubuhnya secara percuma kepadanya.
"Kayanya lo beneran bego, gue tadi nyuruh lo duduk dimana?"
"Mmm,,, duduk di paha kamu?" kini Raya benar benar sudah keringat dingin.
"Iya cepet, sebelum gue berubah fikiran buat ga lepasin lo dari hukum,,,,," belum selesai Gara melanjutkan ucapannya, Raya sudah duduk di pangkuannya, ia langsung menyeringai puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [21+]
RomanceRaya, si cewe cantik nan polos yang bertemu dengan Gara, si cowo tampan namun nakal. Kisah cintanya tak terlalu rumit namun mengandung banyak emosi di dalamnya. Cerita dewasa 🔞 Fiktif