Setelah kejadian dimana Gara yang sudah merenggut kesucian Raya, hubungan keduanya kini berjalan dengan baik, Gara memperlakukan Raya layaknya seperti seorang kekasih, membuat Raya di buat baper dengan sikap Gara, hingga lambat laun hatinya mulai menaruh perasaan untuk Gara, bahkan ia sudah mencintai sosok Gara, namun ia tak berani hanya untuk sekedar menanyakan status keduanya kepada Gara.
Sudah 6 bulan berlalu Raya menjadi murid di DIRGANTARA SCHOOL, sekolah milik Keluarga Gara, jadi senakal apapun Gara, ia tidak akan di keluarkan, dan sudah 6 bulan juga dirinya terus bersama Gara, membuat hubungannya dan Gara semakin intens.
Raya saat itu pernah mengadu kepada guru tentang Gara, namun ia tak menceritakan jika Gara sudah melakukan pelecehan kepadanya, ia hanya mengatakan jika Gara sudah bersikap kurang ajar kepadanya, namun respon mereka malah menyalahkan dirinya, mereka mengatakan jika Gara tidak akan macam macam jika bukan ia yang memulainya.
"Mau makan dulu ga" Gara bertanya saat mereka sedang berada di lampu merah.
"Ngga ah, aku mau makan di rumah aja, cape soalnya abis olahraga tadi" tolak Raya.
"Hmm oke"
Sesampainya di rumah Raya, Gara mengikuti langkah Raya masuk kedalam rumahnya, bahkan ia juga mengikutinya ke kamar.
Raya memang tinggal sendiri di rumah besarnya, biasanya art di rumahnya akan pulang saat sudah selesai bersih bersih atau menyiapkan makanan, orang tuanya yang sibuk bekerja membuatnya merasa kesepian, biasanya orang tuanya akan berpergian jauh untuk urusan bisnis.
"Mau nginep di apartemen gue ga?" tanya Gara, sambil memeluk Raya dari belakang.
"Ngghhhhhh, mau" Raya melenguh saat Gara mengelus kewanitaannya.
"Kita langsung kesana aja, gue mau kumpul dulu sama temen temen gue, jadi lo bisa istirahan di sana" tutur Gara.
"Yaudah, aku mau ganti baju dulu" ucap Raya melepaskan pelukan Gara, lalu ia berjalan menuju lemarinya mengambil pakaian, kemudian ia memutuskan untuk berganti di kamar mandi.
"Di sini aja, gue udah hapal sama dalem dalemnya lo" cegah Gara saat Raya akan berjalan menuju kamar mandi.
Raya pun menurutinya, ia berganti pakaian di hadapan Gara, baginya ini hal biasa, sejak pertama kali pertemuan mereka dan Gara yang sudah memaksanya untuk berhubungan, setelah itu Gara sering melakukan hal itu kepadanya, awalnya ia merasa seperti seorang jalang yang harus menuruti nafsu Gara, namun seiring berjalannya waktu ia menerima sikap Gara kepadanya.
"Udah" ucap Raya.
Gara langsung menggenggam tangan Raya, lalu membawanya menuju apartemen miliknya.
"Gue pergi dulu, lo langsung masuk aja, jangan keluyuran" ucap Gara saat mereka sudah sampai di parkiran apartemennya.
"Iya"
Cup
Gara mencium bibir Raya sekilas, lalu ia langsung menjalankan motornya menuju tempat tongkrongannya.
Raya yang masih berada di tempatnya merasa bingung dengan sikap Gara kepadanya selama ini, pria itu selalu memperlakukannya dengan baik, bahkan sangat memanjakannya, namun Gara belum pernah mengatakan apapun kepadanya tentang hubungannya selama ini.
Raya menghela nafas berat, lalu ia pun beranjak memasuki apartemen milik Gara, yang selama beberapa bulan ini tempat yang sering ia kunjungi.
Raya merebahkan badannya yang letih di kasur milik Gara, seharian ini ia di sibukkan dengan pelajaran yang menguras otak dan fisiknya, hingga ia pun memutuskan untuk tidur mengistirahatkan tubuh letihnya.
"Eunggghhhh" lenguh Raya di sela tidurnya, dan saat ia membuka matanya hari sudah mulai menggelap.
"Udah jam delapan aja, ternyata aku tidur lama juga, tapi ko Gara kayanya belum pulang ya" gumam Raya.
Ia pun memutuskan bangkit dari tidurnya untuk mencari Gara.
Setelah berkeliling apartemen, ia tak menemukan Gara di manapun, sepertinya pria itu belum pulang, hingga ia memutuskan untuk memasak, kebetulan dari siang tadi ia belum makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [21+]
RomanceRaya, si cewe cantik nan polos yang bertemu dengan Gara, si cowo tampan namun nakal. Kisah cintanya tak terlalu rumit namun mengandung banyak emosi di dalamnya. Cerita dewasa 🔞 Fiktif