Kini keduanya saling pandang menyelami satu sama lain.
Cup
Gara mengecup sekilas kening Raya, lalu ia menyelipkan rambut Raya ke belakang telinganya.
"Dia gapapa?" tanya Gara sambil mengelus perut Raya yang buncit.
"Gapapa" jawab Raya yang merasa canggung dengan situasi sekarang, entah apa yang Gara fikirkan hingga laki laki itu menyentuhnya disaat pria itu sendiri berfikir jika ia sudah memiliki suami.
Gara turun mengecupi perut Raya, lalu ia mengelusnya dengan perlahan.
"Hai sayang, ini ayah, kamu seneng ga ketemu sama ayah?" ucap Gara sambil terus mengelus perut Raya.
Raya langsung menegang mendengar penuturan Gara yang menyebut dirinya sendiri dengan sebutan ayah.
"Gara" panggil Raya dengan suara lirihnya, ia tak mengerti dengan maksud dari ucapan Gara.
Gara tersenyum mendongak menatap Raya yang terlihat bingung, lalu ia bangkit dan langsung memeluk Raya, mendekapnya dengan erat, lalu ia membisikkan kata kata yang membuat Raya langsung menegang saat mendengarnya.
"I love you" bisik Gara, lalu menatap Raya, menanti respon yang akan Raya berikan, namun wanita itu hanya diam dengan tatapan kosongnya.
Raya merasa jantungnya berdetak lebih cepat, ia seakan bermimpi saat Gara membisikkan sesuatu di telinganya, ia berfikir apakah ia salah mendengar, atau ia saat ini sedang bermimpi.
Cup
Gara kembali mengecup bibir Raya untuk menyadarkannya dari lamunannya.
Raya menatap Gara yang kini sudah berada di atasnya, Gara kembali mengukung tubuhnya, membuat ia tak fokus karena milik mereka kembali bersentuhan.
"Jangan gerak, nanti dia bangun lagi" peringat Gara dengan senyum jahilnya.
"Aku mimpi ya?" tanya Raya dengan tatapan polosnya.
Gara menyemburkan tawanya mendengar pertanyaan Raya, ia merasa gemas dengan wanita di bawah kungkungannya ini, ternyata Raya masih saja polos padahal sebentar lagi ia akan menjadi seorang ibu.
"Hahah lo gemes banget Ra" ucap Gara sambil terus mengecupi wajah Raya secara bertubi tubi.
Raya menatap Gara heran, ia tak mengerti apa ada yang lucu dari ucapannya tadi.
"Ra,," panggil Gara saat ia sudah menghentikan tawanya.
"Hmm?"
"Gue cinta sama lo" ungkap Gara dengan nada seriusnya.
Raya tentu senang bukan kepalang, namun ia tak langsung percaya begitu saja, ia takut terluka jika berharap lebih kepada Gara.
"Kamu kenapa?"
"Gue suka, sayang, cinta sama lo Ra, lo mau nikah sama gue?" tanya Gara.
"Kayanya kamu,,," belum selesai Raya berbicara, Gara langsung memotong ucapannya.
"Gue serius, kali ini gue bener bener serius sama ucapan gue, dan gue mau anak kita lahir saat kita sudah menikah" tutur Gara.
"Anak kita?" Raya heran, kenapa Gara menyebut anaknya sebagai anak kita, bukankah tadi Gara menanyakan siapa ayahnya, tapi kenapa sekarang Gara seakan mengatakan jika anak yang di kandungnya itu adalah anak pria itu juga.
Gara terkekeh melihat kebingungan di wajah Raya.
"Gue tau Ra, dia anak gue, tadinya gue mau ngetes lo aja, tapi ternyata lo malah bohong" jelas Gara sambil mengelus perut Raya.
"Darimana kamu tau kalo ini anak kamu?" tanya Raya.
"Gue tau lo Ra, lo ga mungkin ngelakuin hal itu sama pria lain selain gue, benerkan?" tebak Gara.
Tebakan Gara tidak salah, karena itu memang kenyataannya, entah itu karena cintanya untuk Gara, atau dirinya yang merasa tidak pantas untuk pria manapun sehingga ia tak ingin pria lain menyentuhnya, cukup Gara saja yang menjadi satu satunya.
"Sok tau" kekeh Raya.
"Lah gue emang tau, orong tolol aja pasti tau kalo lo bucin parah sama gue, jadi bisa di pastiin lo ga akan ngelakuin hal yang sering kita lakuin sama pria lain kan?" tanya Gara sambil menaik turunkan alisnya.
Skak, Raya hanya bisa diam, ia tak bisa membalas ucapan Gara, karena semua ucapan yang pria itu katakan adalah kebeneran.
GARA
RAYA
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [21+]
RomanceRaya, si cewe cantik nan polos yang bertemu dengan Gara, si cowo tampan namun nakal. Kisah cintanya tak terlalu rumit namun mengandung banyak emosi di dalamnya. Cerita dewasa 🔞 Fiktif