25

3.7K 55 0
                                    

Sudah enam bulan Raya tinggal di kontrakan kecilnya, ia juga sudah bekerja sebagai pegawai di sebuah restoran, ia di bagian mencuci, tidak terlalu berat karena ia sudah terbiasa membantu bibi di rumahnya dulu saat ia sedang libur sekolah.

Tentang sekolahnya, ia memutuskan untuk berhenti bersekolah, ia takut jika kehamilannya bisa di ketahui orang lain sehingga akan membuat nama baik sekolah ikut tercemar, belum lagi nanti cemoohan yang akan ia dapatkan jika ia ketahuan sedang hamil.

Ia tidak mengatakan apapun kepada mita dan Gara tentang dirinya yang akan berhenti sekolah, mungkin mita akan hawatir kepadanya, dan untuk Gara, mungkin laki laki itu akan biasa saja, ia juga memutuskan untuk tak memberitahu kehamilannya kepada Gara.

"Kamu laper ya sayang, yaudah sekarang kita makan yah" ucap Raya sambil mengelus perut ratanya.

Raya bersiap memasak untuk makan malamnya, ia sudah mulai terbiasa dengan kehidupannya saat ini, pagi bekerja sampai malam, lalu di hari libur ia hanya diam di kontakannya sambil mengerjakan pekerjaan rumah.

"Yey jadi juga, kayanya enak" mungkin bawaan bayinya, ia jadi sering merasakan lapar.

Setelah menghabiskan makanannya, ia memutuskan untuk langsung mencuci bekasnya terlebih dahulu, dan setelah selesai ia langsung pergi ke kamarnya, merebahkan tubuhnya untuk istirahat dari lelahnya bekerja.

***

Hari demi hari terus berlalu, dan selama kehamilannya ia selalu merasakan rindu dengan ayah dari bayi yang masih berada di kandungannya ini, diam diam ia selalu pergi ke sekolah hanya untuk melihat Gara dari kejauhan, seperti saat ini ia tengah memerhatikan Gara yang akan membonceng salsa.

"Aku kangen sama kamu, tapi kayanya kamu ngga deh" gumam Raya tersenyum miris saat melihat interaksi Gara dan salsa.

Setelah ia mendengar obrolan mereka di rooftop saat itu, ia memutuskan untuk bersikap biasa saja, seakan ia tak mengetahui jika Gara sudah memilih salsa untuk masa depannya.

Dan setelahnya Gara selalu menghindarinya, laki laki itu selalu mengalihkan pandangannya saat matanya beradu pandang dengan dirinya, ia berfikir mungkin itu cara Gara untuk lepas dari dirinya, dan iapun sudah cukup sadar dengan sikap Gara saat itu, sehingga iapun bersikap seperti Gara, dan selama dua bulan itu mereka sama sama saling menghindar, dan setelah ia mengetahui tentang kehamilannya, ia sudah tak lagi bertemu Gara, ia hanya bisa diam diam memperhatikannya dari kejauhan.

***

"Woi Gar" teriak bima mengagetkan Gara yang melamun.

"Apaan bangsat, kaget gue" maki Gara.

"Ya lo diem mulu dari tadi, kesambet baru tau rasa lo" ucap bima.

"Lo kenapa sih Gar, akhir akhir ini lo ngelamun terus, gue jadi ngeri liatnya" ucap gio.

"Iya, kurang belaian lo dari si salsa" timpal vero.

"Yaudah biar gue yang belai deh, kalo emang kurang belaian" canda raja sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Ngeri bangsat"

"Najis lo"

"Kalo mau ngegay jangan di sini ogeb, kita kita masih normal"

"Dihh, sewot aja lu pada, si Gara nya juga biasa aja tuh" balas raja.

"Si Gara bukannya biasa aja, tapi dia emang ga mau nanggepin lo" ledek bima menjulurkan lidahnya.

"Dihh" sinis raja.

"Berisik" teriak Gara lalu ia berjalan keluar meninggalkan markas.

"mau keman woy" teriak vero.

"Balik" jawab Gara.

Sepeninggal Gara, keempatnya langsung menggibahi Gara yang akhir akhir ini terlihat murung, kebetulan di markas hanya ada mereka, karena  yang lainnya masih sekolah, sementara mereka bolos di jam kedua.

"Lo mikir ga, kayanya si Gara sering uring uringan karena Raya iya ga?" ucap vero memulai acara gibahnya.

"Kayanya dugaan lo bener" ucap raja.

"Bisa jadi, sekarang gue liat si Gara kaya kehilangan semangat hidup, apa alasannya emang karena si raya yah" tutur gio.

"Eh tapi si Raya pindah kemana ya, ko dia ga bilang sama kita, gue tanya si mita, dia juga ga tau Raya pindah kemana" ucap bima.

Yang mereka ketahui dari wali kelasnya, jika Raya pindah sekolah, namum Raya tak memberitahu akan pindah kemana.

"Lah iya ya, gue juga penasaran dia sekarang dimana, tiba tiba ngilang tuh anak" ucap gio.

"Apa dia sakit hati sama si Gara" tebak vero.

"Masuk akal juga, kayanya dia ga kuat liat si Gara sama si salsa nempel terus" sahut bima.

"Emang gila ya si Gara, si Raya udah baik kaya gitu malah di sia siain, kasian gue sama Raya" sahut gio.

Semuanya menganggukan kepalanya mendengar penuturan gio, mereka tahu Raya setulus dan sebaik apa, jadi sangat di sayangkan Gara hanya mempermainkannya saja.

TOXIC [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang