18 🔞

10.8K 50 0
                                    

Gara saat ini sedang berada di apartemennya, dengan amarah yang masih memuncak ia langsung menelpon Raya dan menyuruhnya untuk segera pulang menemuinya.

Hingga tak berselang lama pintu apartemennya terbuka, ia yakin itu pasti Raya, karena apartemen ini hanya di ketahui oleh sahabatnya dan juga Raya.

"Ada apa?" ucap Raya saat ia melihat Gara yang duduk di ruang tengah apartemen.

Gara langsung beranjak mendekati Raya, lalu ia mencekal tangan Raya dan di seretnya dengan paksa menuju kamarnya.

"Shhhh Gara sakit" ringis Raya yang tak di pedulikan Gara.

"Gara kamu kenapa, lepasin Gara" pinta Raya yang terus mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Gara.

Tanpa memperdulikan rengekan Raya, Gara terus menyeret Raya sampai kini ia berada di dalam kamarnya, lalu di hempaskannya tubuh Raya keranjang yang selalu menjadi saksi mereka dalam berhubungan.

"Diem" tekan Gara saat Raya yang ingin bangkit dari kungkungannya.

Saat ini posisi Raya berada di bawah Gara yang sedang mengukungnya.

"Liat gue" ucap Gara sambil menahan tangan Raya di atas kepalanya, karena wanita itu terus berontak.

"Lo tau kesalahan lo apa?" tanya Gara menatap tajam Raya.

"Aa,,apa" gagap Raya, ia takut dengan Gara yang seperti ini, pria itu terlihat sangat marah.

"Lo udah mulai berani sama gue hah, gue bilang jangan deket pria lain selain gue, dan kalau ga sama gue lo jangan pergi sama pria manapun termasuk sahabat gue sendiri, dan lo ga nurutin perkataan gue" tutur Gara dengan tatapan intimidasinya.

"Aaa,,kuu ga sengaja ketemu vero, dan dia nawarin aku buat pulang bareng, karena udah mau malem makanya aku ikut, dan kebetulan waktu itu ada sepupunya" jelas Raya dengan suara pelannya.

"Pinter banget alesan lo, belajar dari siapa" kekeh Gara dengan smirknya.

"Aku ga alesan, itu emang kenyataannya"

"Lo pikir gue bodoh hah, alesan lo klasik, lo bisa naik kendaraan lain selain ikut si vero, lo fikir ini di hutan, lo juga bisa pesen ojek online, ini emang lo nya aja yang pengen ngikut" tutur Gara.

"Waktu itu,,," belum selesai ia menjelaskan, Gara langsung menciumnya dengan kasar.

Gara menyerang Raya dengan menempelkan bibirnya di bibir kenyal Raya, melumatnya dengan menggebu, sesekali ia menyesapnya dalam, karena terlanjur kesal, hingga ia tak ingin mendengar alasan Raya, yang akan membuatnya semakin murka saja.

"Mmhhh ennngggghhh" lenguh Raya tertahan di antara pagutan Gara di bibirnya.

Gara semakin menjadi, kini ia pindah ke leher jenjang Raya, menyesapnya dengan kuat hinggan meninggalkan bekas keunguan di sana.

"Sshhhhh enngghhh,, Gaa,,raa pelan pelan" pinta Raya yang merasakan sakit, karena Gara yang menyesap lehernya dengan kuat.

Gara tak menggubris ucapan Raya, ia terus mencumbui Raya, dan kini tangannya membuka kancing seragam Raya, membuka semua pakaian Raya dengan menggebu tanpa terlewat sedikitpun, hingga Raya benar benar sudah tak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya.

"Sshhhh ahhhh Gaaaarahhh" desah Raya saat Gara merenas payudaranya.

"Mmhhhh ahhhh"

Gara segera menanggalkan semua pakaian yang melekat di tubuhnya tanpa tersisa, selanjutnya ia langsung membuka lebar paha Raya, ia memposisikan miliknya di hadapan inti Raya, mndorong masuk kejantanannya dengan sekali hentakan, hingga membuat Raya memekik kencang.

"Aakkkhhhhh saakiitt" pekik Raya saat Gara langsung memasukinya tanpa pemanasan terlebih dahulu, rasanya benar benar menyakitkan karena kewanitaannya masih kering.

"Sshhhh aahhhhh" desah Gara yang langsung memaju mundurkan miliknya di dalam kewanitaan Raya.

"Mmmhhhh ahhhhh Garraaaa pelann pelannn sshhhh ahhhh" racau Raya yang terus meringis merasakan hentakan Gara yang semakin cepat.

"Owwwhhh gilaa aaahhhhh punya loh aahhhhh masih sempit aja padahalll serung gue masukin"

"Aaahhhhh mmmhhhhh ahhh ahh" meskipun Raya merasakan sakit, namun rasa nikmat lebih mendominasinya.

Jleb

Jleb

Jleb

"Ohhhh ahhhhhhh"

"Eenggghhhhh ahhhh ahhh"

"Ssshhhhh ahhhhh aahhhh ahhh"

Plok

Plok

Plok

Suara desahan dan benturan kulit keduanya terdengar nyaring mengisi suasana kamar yang sepi menjadi berisik karena kegiatan panas mereka.

"Mmmhhhh Gaarrrrahhhhh aaakuuu maauu Ahhhhhhhhhhh" desah panjang Raya saat mendapat pelepasan pertamanya.

Syurrrrrrrr

Tanpa menunggu Raya menikmati pelepasannya, Gara terus memompa miliknya di dalam inti Raya, memaju mundurkan kejantanannya di bawah sana.

"Aahhhh Gaarrraaaa tunggu ahhhh duuuluu" pinta Raya yang tak di pedulikan Gara.

"Gue belumm ahhhhhh keluar" ucap Gara yang terus menghentakkan miliknya di bawah sana hingga titik terdalam inti Raya.

"Ahhhhh plissss tungggg,,,gu dulu" mohon Raya.

"Diem lo jalang" tekan Gara.

Deg

Seakan mendapatkan hantaman keras di dadanya saat ia mendengar ucapan Gara barusan, membuatnya merasa benar benar rendah.

TOXIC [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang