"Maaf, aku datang terlambat," suara seseorang tiba-tiba terdengar, membuat mereka serentak mengalihkan perhatian.
Abigail berjalan mendekat dengan langkah tenang, sorot matanya seperti biasa—tajam, namun santai.
"Tumben lama sekali?" Rendra yang duduk di hadapan Nadi bertanya, nada suaranya menunjukkan keakraban yang jelas.
"Ketiduran," jawab Abigail singkat.
Pria itu menyipitkan mata, menyunggingkan senyum kecut. "Aku tidak yakin."
Abigail hanya terkekeh pelan, lalu mengalihkan pandangannya ke Nadi. "Ada yang perlu aku bantu?"
Nadi menatapnya sejenak sebelum kembali melihat dokumen di tangannya. "Ini kasus pertamaku," katanya, sedikit ragu. "Pengusaha muda yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak."
Abigail mengambil kursi di sampingnya, lalu menatap sekilas dokumen yang terbuka di meja. "Oh, kasus itu," gumamnya, seolah sudah lebih dulu mengetahui detailnya.
"Kamu tahu sesuatu?" tanya Nadi, sedikit waspada.
Abigail mengangguk pelan. "Aku sudah menyelidiki bagian lain dari kasus ini sebelum kamu bergabung. Ada beberapa hal yang tidak tertulis di dokumen itu."
Nadi menegakkan punggungnya. "Seperti apa?"
Abigail menyandarkan tubuhnya ke kursi, ekspresinya tetap tenang. "Seperti fakta bahwa pria ini tidak menghilang begitu saja. Dia sengaja menghapus jejaknya. Dan itu berarti..."
"Dia tidak diculik?" potong Nadi cepat.
Abigail menggeleng. "Tidak secepat itu untuk menyimpulkan. Yang jelas, dia tidak pergi dengan cara yang biasa."
Pria yang sejak tadi mengamati mereka akhirnya ikut bicara. "Kalau begitu, sepertinya kita harus mulai dengan mencari tahu apa yang sebenarnya membuatnya kabur."
Abigail melirik Nadi. "Masih yakin ingin melanjutkan ini?"
Nadi menghela napas panjang, lalu mengangguk mantap. "Tentu saja."
"Bagus," Abigail tersenyum samar. "Kalau begitu, mari kita mulai dari orang-orang terdekatnya."
Abigail mengetukkan jarinya ke atas dokumen, tepat di bagian yang mencantumkan nama keluarga dan rekan bisnis pria yang menghilang itu.
"Kita mulai dari orang-orang ini," katanya. "Biasanya, kalau seseorang menghilang secara tiba-tiba, orang-orang terdekatnya pasti tahu sesuatu—entah mereka sadar atau tidak."
Nadi mengamati daftar nama tersebut. Ada keluarga inti, beberapa teman dekat, dan mitra bisnis utama. Dari semua itu, satu nama menarik perhatiannya.
"Ada seseorang di sini yang baru saja melakukan transaksi besar tak lama setelah pria ini menghilang," ujar Nadi, menunjuk satu nama di lembar laporan keuangan. "Apa mungkin ada hubungannya?"
Pria yang duduk di hadapan mereka—Rendra, seperti yang diperkenalkan Abigail sebelumnya—mengerutkan kening. "Transaksi ini cukup besar. Jika benar ada keterkaitan, kita mungkin menghadapi sesuatu yang lebih besar dari sekadar kasus orang hilang."
Nadi menatap Abigail. "Kamu tahu siapa orang ini?"
Abigail menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya menerawang sebentar sebelum mengangguk. "Ya, dia salah satu investor di perusahaan pria yang hilang itu. Dan dia punya reputasi yang… menarik."
"Menarik dalam arti buruk?" tanya Nadi.
"Tergantung dari sudut mana kamu melihatnya," jawab Abigail. "Yang jelas, dia bukan orang yang bisa dipercaya sepenuhnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
CRIMINAL LOVE
General FictionSETELAH BACA WAJIB VOTE SERTA FOLLOW‼️ Bedakan mencintai tulus dari hati dan mencintai hanya karena nafsu. Akibat dari perasaan yang keras dan susah membedakannya, akhirnya jatuh ke dalam jurang manusia tak berotak.