BAB 42

52.3K 3.2K 77
                                    

"Semua anak berhak punya mimpi, berhak punya cita - cita dan berhak berusaha mewujudkan nya juga." -Keira.

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Jam menunjuk pukul 18.32, di ruko 3 kamar yang Keira beli, terlihat tikar di gelar, dengan beberapa makanan yang sudah tersedia. Iya, Rico bilang, makan bersama nya di ruko saja, karena lebih luas, daripada di rumah sewa nya yang kecil.

Keira mendengus pelan melihat Rico dan Alana yang sibuk menata makanan. Ada sekitar 4 lauk yang di sediakan; ayam rica, pakcoy jamur, telur balado dan tumis labu. Jangan lupakan beberapa kue yang sengaja Rico sisakan juga untuk tamu terhormat nya. Ada risol, lemper, pastel dan kue lumpur. Kata Keira, Gabriel suka kue itu. Padahal, aslinya, Keira juga tak tau, gadis itu hanya menyebutkan kue yang ia sendiri sukai. Lagian, untuk apa sampai segini nya? Gabriel keenakan nanti.

Keira, Kenan, Naren dan Alrio sudah duduk di tikar, menatap Rico dan Alana yang masih sibuk mondar mandir menyusun makanan di tengah tikar. Juan dan Jendra tak ikut, mereka ada di rumah.

"Ini.. temen lo spesial banget, ya?" tanya Naren mengusap tengkuk nya, mengamati Rico yang sibuk.

"Ga spesial sih.. Tapi gatau nih papa, ribet amat perasaan. Harusnya, sekalian aja tumpengan," celetuk Keira.

"Oh! Boleh juga ya. Kapan - kapan kita tumpengan kalau temen kamu itu dateng," sahut Rico yang mendengar dengan raut bahagia.

Keira menghembuskan nafas nya pasrah. Terserah papa Rico aja deh.

Tak lama, orang yang di tunggu datang menggunakan mobil sport berwarna hitam, membuat Rico, Alana, Naren dan Alrio pun ikut tercengang.

Si pemilik mobil turun dari mobil mahal itu. Menampilkan pria dengan mengenakan kaos putih polos dan celana jeans. Terlihat biasa tapi menjadi luar biasa karena visual yang mengenakan nya.

Gabriel tersenyum canggung, kala melihat banyak mata menatap nya dengan kagum. Mata Gabriel melirik ke Keira, seakan meminta pertolongan dari gadis itu.

Keira yang peka mendengus pelan, lalu berdiri menghampiri Gabriel. "Pa, ma, ini yang nama nya Gabriel. Temen Keira," ujar Keira memperkenalkan. Gadis itu menarik Gabriel masuk ke dalam ruko.

"Malam om, tan," sapa Gabriel dengan senyum tipis nya. "I-iya, nak. Malam," sahut Rico pelan.

"Malam juga.." Ini Alana yang menjawab, sama pelan nya.

Kenan mengernyit. "Temen yang lo maksud itu, Gabriel?" tanya Kenan pada Keira.

Gadis itu mengangguk merespon nya. "Udah ah. Jangan pada bengong. Ayo makan, Kei laper," ujar Keira langsung duduk kembali di tikar, di sebelah Alrio.

"Iya - iya. Ayo, makan. Nak Gabriel, ya? Duduk, duduk," kata Rico ramah.

Gabriel mengangguk, lantas hendak mendudukkan bokong nya ke sebelah Keira. Namun dua suara membuat nya tak jadi duduk.

"Tunggu!"

"Jangan!"

Itu suara Rico dan Kenan. Kompak sekali mereka. Gabriel mengerjap pelan, "Maaf?"

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang