Hellooww, sebelum baca vote dulu yuk. Bantu author ramaikan cerita ini.
Happy reading.
Bab 6
.
"Ibuu! ini belanjaannya," seru Biru memberikan belanjaan yang sudah ia beli.
"Makasi sayang."
Selepas memberikan belanjaan itu, Biru berjalan ke ruang tamu dan menghidupkan tv.
Drrtdrrtt...
"Ibu! Ada telpon dari tante Bely!" teriak Biru memberitahu Bunga.
Bunga mengangkat telfon.
"Halo? Gimana Bel?"
"Mbak, mamah sakit mbak."
"Apa? Terus dirawat dimana?"
"Dirumah sakit Sejahtera di Bogor."
"Yaudah sekarang mbak kesana."
"Iya mbak. Kalau gitu aku tutup telfonnya."
Tut.
"Kenapa Bu?"
"Nenek sakit. Ibu harus kesana."
Bunga menuju kamarnya, Ia mengambil koper dan memasukkan beberapa baju.
"Biru, Ibu akan nginep di rumah Tante Bely seminggu, sekalian mau jaga nenek. Kamu gak papa kan Ibu tinggal?"
Biru mengangguk, "Gakpapa, lagian Biru bisa ke rumah Rava."
"Ibu, naik apa kesana?"
"Naik gocar."
Suara aplikasi gojek yang menandakan ojol itu sudah datang.
"Gocarnya udah didepan, Ibu pamit ya."
Biru menunduk mencium tangan Bunga, "Hati hati Bu."
Setelah Bunga pergi, kini rumah menjadi sepi. Hanya Biru seorang yang berada dirumah.
"Serem juga sendirian dirumah. Ke rumah Rava ah."
Tak lupa Biru membawa cemilan keripik singkong dan handphonenya, lalu mengunci pintu. Setelah itu beralih ke rumah Rava.
Tok tok tok.
"Rava!" Panggil Biru layaknya anak kecil yang sedang memanggil temannya untuk diajak main.
Tidak ada sahutan.
Tok tok tok.
Masih tak ada sahutan."Arava!"
Tok tok. Ceklek.
Seorang pemuda menggunakan kaos putih oblong dengan celana hitam selutut. Pemuda itu mengerutkan kening seakan bertanya kenapa pada Biru.
"Gue numpang dirumah lo ya. Ibu nginep seminggu di bogor. Soalnya nenek sakit."
Rava hanya mengangguk, lalu melebarkan pintu, mempersilahkan gadis itu masuk.
Rumah Rava terbilang lebih besar dibanding rumah Biru. Cowok itu hanya tinggal sendirian dirumah. Ia adalah anak tunggal, kedua orangtuanya telah bercerai dan sudah memiliki keluarga masing masing. Pernah suatu hari, Rava ditawarkan untuk ikut dengan Mamahnya bersama keluarga barunya, tetapi Ia menolak. Hingga membuat sang mamah tak bisa lagi membujuk, akhirnya sang mamah pun membiarkan Rava tinggal sendirian, namun mamahnya selalu mentransfer uang untuk kebutuhan hidup Rava. Itulah sebabnya sifat Rava menjadi pendiam dan tak banyak omong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZT
Genç KurguZes Tieners merupakan bahasa belanda yang artinya Enam Remaja yang memiliki kemampuan telepati dan tak dimiliki remaja lainnya. Enam remaja itu bersekolah di BATAVIA HIGH SCHOOL. Salah satu sekolah favorit di Jakarta. Sistem sekolah yang gila, membu...