Vote, Komen, Follow
Jangan lupa yah 😘Suasana masih temaram. Sudah sepuluh menit berkeliling, tapi Rich belum menemukan kekasihnya di taman biasa tempat Kay berolah raga pagi.
Juga tak ada sisa makanan kucing yang tercecer, artinya Kay memang tidak datang.
Akhirnya pria 27 tahun itu memutuskan pulang, bersiap ke kantor.
***
Seperti biasa, Rich datang lebih awal untuk menunggu sang kekasih, tapi ternyata mobil Kay sudah lebih dulu terparkir di sana.
Bergegas turun tak memperdulikan penampilan yang biasanya dirapikan Kay lebih dulu.
Lift yang Rich naiki terasa bergerak sangat lambat, membuat ia gelisah di dalam sana. Apalagi tak biasa naik seorang diri, rasanya hampa.
Ting!
Melangkah tergesa membuka pintu ruangan. Dan benar saja, sekretarisnya sudah fokus menarikan jemari lentik di atas keyboard laptop.
Raut yang tadi gelisah, kini mengembangkan senyum.
"Selamat pagi cinta..." Menyodorkan paperbag kecil bertulis brand jam tangan Richard Mile.
"Pagi, Tuan." Kay berdiri, merapikan pakaian Rich. "Anda naik dengan keadaan seperti ini?"
"Mau bagaimana lagi, kekasihku sudah masuk lebih dulu." Rich mengerutkan wajah seolah merajuk.
Kay kembali duduk. "Banyak hal yang harus saya persiapkan untuk keberangkatan kita besok." Melanjutkan pekerjaan.
"Setidaknya, buka hadiahku dulu, Honey..." Rich kembali merengek.
Sebenarnya Kay tak begitu tertarik, tapi Rich tidak akan pergi jika tak dituruti.
Paperbag itu Kay buka dengan hati-hati, mengeluarkan benda yang hanya dapat ditukar dengan uang 1 Milyar dari dalam kotaknya.
Tetap dengan ekspresi datar, Kay mengganti jam di pergelangan tangan dengan yang baru saja diberikan sang atasan. Menunjukkan pada Rich dengan senyum yang dipaksakan, "terimakasih, ini sangat mahal, saya bisa menjualnya ketika saya butuh uang."
"Honey..." Rich kehabisan kata, wajahnya pias.
Membuat Kay terbahak, "kembalilah ke tempatmu. Ini jam termahal yang pernah mendarat di tanganku, mana mungkin aku menjualnya." Kay mengisyaratkan dengan jari telunjuk agar Rich mendekat.