Aku baru pulang healing, langsung UP loh demi kalian.
Masak Vote bab 13 cuma setengah dari Vote bab 12 😢
.
.
., **•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
.
.
.Plakh!
"Mii...," Rich berteriak menghampiri Kay yang sedang meringis memegangi pipinya, bahkan luka di dahi belum sempat terbalut perban.
"Apa seperti ini pekerjaan sekretaris, hah? sejak awal, aku sudah curiga padamu."
Ny. Anita berusaha menyentuh Kay lagi, tapi Rich menahannya.
"Cukup, Mii. Cukup! Rich-lah yang terus menggoda Kay setiap hari, Rich yang menggilainya lebih dulu, Rich yang mengejarnya."
Plakh!
Pukulan yang sama mendarat di pipi Rich, hingga pria itu bungkam.
Sementara Tn. Hakeem cukup terkejut dengan fakta ini hingga tak tau harus berbuat apa dan hanya membiarkan istrinya bertindak.
"Apa kalian saling mencintai?" tanya Tn. Hakeem akhirnya.
"AKU TIDAK AKAN MERESTUI," sela Ny. Anita.
Selama ini, Rich hidup seperti boneka yang selalu menuruti apa kata ibunya. Dia bahkan jarang mengambil keputusan sendiri nyaris dalam segala hal.
Sekarang, yang bisa dia lakukan hanyalah berlutut dan memohon pengampunan sang ayah.
"Pii, untuk kali ini Rich mohon biarkan Rich memilih orang yang Rich cintai. Kay tidak seperti apa yang Mami tuduhkan, Kay tidak pernah menggoda Rich, tapi Rich-lah yang terus menerus mengejarnya."
Tn. Hakeem mengalihkan pandangan ke wajah Kay yang kini menunduk dengan luka di kening yang darahnya mulai mengering tanpa diobati.
"Bagaimana denganmu, Kay? apa kau juga mencintai anakku sama besar?"
Rich menatap penuh harap pada sang kekasih, tapi sayang jawaban yang ia terima sangat mengecewakan.
"Saya cukup tau menempatkan diri, jadi saya tidak akan memaksakan kehendak. "
"Honey ...." Rich kehabisan kata.
"Lihat! pria angkuh ini yang kau gilai?" Ny. Anita semakin murka menatap tajam sang anak.
Sementara suara barang-barang berhamburan terdengar dari kamar Alo, sepertinya bocah itu sudah terbangun dan mengamuk lagi.
"Alo???"
Rich berlari menuju kamar sang adik, disusul sang ibu, sementara Tn. Hakeem masih enggan beranjak, memandangi Kay yang masih berdiri menunduk.
"Sejak kapan kalian menjalin hubungan?" tanyanya serius.