BAB 15

718 89 96
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hal pertama yang Rich lakukan saat berhasil membawa Kay keluar dari perusahaan dan berdiam di dalam mobil adalah melumat bibirnya rakus, penuh gairah dan syarat akan takut kehilangan.

Kay menyambut tak kalah bergairah, dia juga merindukan sentuhan Rich. Sejujurnya permintaan Tn. Hakeem tadi juga membuatnya gundah.

Control CCTV di basment ini bisa di kendalikan melalui ponsel Kay, dia mengatur agar itu berhenti bekerja saat dirasa Rich mulai kehilangan kendali diri.

Mereka sama merindu, mereka sama gundah dan mereka sama merana.

Lumatan yang menimbulkan desah erotis itu tak terkendali lagi, dalam sekejab mereka telah menyatu. Tanpa kata, hanya desah yang saling bersambut.

"Mnhh..., aku mencintaimu, Kay. Aku mencintaimu, cukup ingat bahwa aku mencintaimu. Ahhh..."

Berulang kali sang dominan mengutarakan cinta dalam tiap hentakan hingga mereka menacapai puncak nirwana.

Terengah dengan tatap saling mengunci, Kay masih di bawah kungkungan, bahkan mereka masih menyatu.

"Aku dimutasi, 'kan?" Kay bertanya dengan tenang meski sedikit terengah, seolah tak ada emosi dalam kata yang terucap.

"Maaf, aku tak bisa berbuat apa-apa, sayang. Hanya ini yang dapat kulakukan untuk mempertahankanmu." Beban berat tergambar jelas di iris kecoklatan itu.

"Bahkan kau sudah mendapat sekretaris baru saat aku diliburkan," ucap Kay lagi.

"Dia anak sahabat Mami, kami sempat berada di sekolah yang sama saat el-"

"Usianya lima tahun lebih mudah darimu, dia adalah adik kecil yang selalu mengikuti kemana Kak Rich pergi saat jam istirahat dan Kak Rich adalah pahlawan baginya." Kay terkekeh, lebih seperti menertawai dirinya sendiri.

"Kami sudah berkenalan," lanjutnya.

"Tidak ada yang spesial, Honey. Aku hanya menganggapnya sebagai adik." Rich membela diri.

"Ya, aku tau. Tapi dia menganggapmu dunianya dan dia sangat anggun untuk ukuran seorang pria, terlebih Ibumu menyayanginya dan Alo sangat menyukainya."

Kay mendorong pelan tubuh Rich hingga meringis kala penyatuan mereka terlepas, lalu mengenakan pakaian. Sedang Rich masih diam.

"Tidak apa-apa, sejak awal aku sudah tau bahwa hubungan ini tidak akan berhasil. " Kay meraih pakaian Rich dan membantu mengenakannya.

BackStreet[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang