BS. 9

1K 120 91
                                    

Perjuangan banget loh aku ngetik ini, tolong kasih komen yang banyak yah.
Biar aku semangat lanjut.
Jujur aku hampir menyerah dengan story ini.
😭

.
.
.

Bocah berusia sembilan tahun merintih dibawa kendali wanita dewasa yang tengah mengulum kelaminnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bocah berusia sembilan tahun merintih dibawa kendali wanita dewasa yang tengah mengulum kelaminnya.

"Sakit, Bibi. Tolonghhh, ini sangat sakit. Itu kotor, mengapa Bibi melakukannya?"

Tapi wanita gila yang haus akan seks tak peduli rintihan si bocah, ia terus mengulum dan meremas buah zakarnya dengan brutal. Sedang tangan yang lain ia gunakan untuk menjamah organ intinya sendiri.

Peluh dan air mata membajiri wajahnya si bocah, tubuhnya bergetar, bagian intinya terasa sangat perih karena wanita gila itu terus memainkan mulutnya dibawah sana. Bahkan sesekali menggigit.

"Bibiii, toloonghhh, lepaskan akuu." Merintih terduduk di atas kursi dengan tangan terikat ke belakang, sementara bagian intinya tengah dipermainkan.

Dalam tidurnya, Kay tersenggal. Deru nafas tak beraturan, suhu tubuh meningkat dan keringat membanjiri seluruh wajah.

Rich terbangun saat merasa ada yang aneh pada tubuh yang tengah ia peluk, hawa panas menular ke kulitnya. Perlahan membuka mata, melihat Kay tampak sangat tersiksa, bergerak gelisah seolah tengah mengalami mimpi buruk.

"Honey? Hey, sayang, are you oke?" Menepuk pelan pipi Kay, betapa terkejut saat kulitnya seolah terbakar.

Kay terus bergerak gelisah dengan tubuh menegang.

"Lepas! Lepas! Jangan lakukan itu, lepasss..." Kay meronta dengan mata terpejam.

Berulang kali Rich berusaha membangunkan, tapi kekasih yang baru saja di gaulinya itu seolah enggan membuka mata.

Rasa khawatir semakin membuncah. Diluar begitu dingin, tapi tubuh Kay seolah terbakar.

"Honey, apa aku menyakitimu? Apa perlakuanku begitu kasar?" Rich memeluk erat tubuh telanjang sang kekasih, berharap dapat menurunkan demamnya.

"Tenanglah sayang, aku disini." Seraya membelai wajah Kay hingga dalam beberapa detik, tubuh tegap itu mulai tenang, tak lagi merintih.

Ketukan pintu terdengar. Rich sempat melakukan panggilan darurat tadi, ia yakin orang didepan sana pasti yang akan memberi bantuan, atau barang kali itu seorang dokter.

Perlahan melepaskan diri untuk membuka pintu. Benar saja, seorang dokter laki-laki dan seorang petugas hotel berdiri di hadapannya.

BackStreet[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang