BAB 43

47.4K 3.2K 81
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Setelah mendengar banyak nasehat dari Keira, Juan kini bertekad untuk kuliah. Pria itu berencana mengikuti tes masuk kuliah untuk mendapat beasiswa dua bulan lagi.

"Oh ya, Kei.. cita - cita lo, apa? Dulu waktu kecil, lo bilang, lo mau jadi guru," kata Juan.

Keira diam, tampak berpikir. "Cita - cita, ya?" gumam nya. "Pengusaha.." jawab nya pelan.

"Eh! Engga mau. Cape jadi pengusaha," ralat nya cepat. "Cita - cita gue jadi chef aja deh," sambung nya memutuskan.

Juan mengangkat satu alisnya, "Emang lo bisa masak?" tanya Juan.

"Engga.." balas Keira jujur. "Tapi kan, ada lo yang bisa ngajarin." Gadis itu menaik - turunkan alisnya.

"Iya, gue ajarin nyeplok telor nanti," sahut Juan. Keira terkikik mendengarnya.

Kemudian, gadis itu kembali diam, menatap Juan. Teringat dengan alur cerita asli, di mana Juan tak berkuliah dan Rico meninggal. Sampai Jendra putus sekolah untuk bekerja.

Keira tersenyum miris mengingatnya, 'Gue ga akan biarin hal itu terjadi. Juan harus kuliah. Papa harus tetep hidup. Jendra sama Kenan juga harus tetep sekolah dan kuliah. Gue juga,' katanya dalam hati.

.

Drtt... Drtt... Drtt...

Keira mendengus pelan, melirik jam dinding yang menunjuk angka 5. Gadis itu meraih ponsel nya membaca nama kontak yang tertera.

Gabriel Ketos Rese

Keira mengernyit. Menggeser ke tombol hijau untuk mengangkat telfon. Gadis itu mendekatkan ponsel nya ke telinga.

"Kenapa?" tanya Keira langsung.

"Gini--Ma!" Ponsel Gabriel lebih dulu di rampas Grace, sebelum pemuda itu menyelesaikan ucapan nya.

"Keira, ini tante. Begini, Mina dateng ke rumah, bawa foto kamu sama cowok, gatau lah siapa nama nya. Kamu bisa dateng kesini gak, nak?"

"Sekarang?"

"Iya, bisa kan? Ini si Mina udah di bawah, nungguin. Dari tadi mau ketemu Gabriel mulu, tapi tante tahan. Dia juga suruh kamu dateng, biar kamu jelasin katanya,"

Keira terdiam sejenak, tampak berpikir. Helaan nafas terdengar, "Yaudah tante. Saya kesana," putusnya.

"Okee! Tante tunggu, byee!"

"Tunggu ma, kalau Keira ga bisa---"

Tutt.. Tutt.. Tutt..

Telfon di matikan oleh orang di seberang sana. Keira mendengus pelan, "Sabar.. sabar.." ujarnya mengusap - usap dada nya.

Lantas, gadis itu berdiri, meraih hoodie berwarna hitam nya. Malas untuk berganti baju lagi. Tangan nya mengutak - atik ponsel nya, memesan ojek online, karena malas menggunakan mobil.

----------------

15 menit perjalanan, Keira sampai di rumah Gabriel. "Haduh.. Nih cewek bikin ribet aja," ujarnya memukul pelan mobil putih yang terparkir di depan rumah Gabriel juga.

Gadis itu melangkah menuju pintu. Menekan bel rumah. Tak sampai semenit, pintu terbuka.

"Nah.. untung kamu udah dateng. Ayo masuk." Grace menarik lengan Keira agar masuk ke dalam rumah. Pintu rumah kembali di tutup.

Keira di bawa ke ruang tamu yang sudah ada Mina dan Gabriel di sana, duduk berdempetan. Lebih tepatnya, Mina yang terus bergeser mendekati Gabriel, hingga si empu kini duduk di paling ujung sofa.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang