Kelima pemuda yg terdiri dari Aldo, Mirza, Daniel, Ollan dan Lulu sudah sampai didepan gerbang sebuah rumah mewah. Daniel, Ollan dan Lulu menatap takjub dengan rumah yg ada dihadapannya. Mereka tidak menaruh curiga karena rumah ini terletak di tengah pusat kota. Berbeda dengan Aldo dan Mirza. Setelah sampai hanya ada ekspresi datar yg datang dari wajah mereka.
" Do kita ngapain disini?" tanya Ollan
" Liat aja" jawab Aldo berjalan menuju ke arah 2 orang penjaga
" Bawa mobil itu kedalam" titah Aldo
" Baik tuan"
" Kalian santai aja, bentar lagi bakal ada pertunjukan kayanya" ujar Mirza, membuat mereka ketiga kebingungan
" Pertunjukan?" batin Ollan
" Ajg kenapa jadi serem gini" batin Lulu
" Aneh" batin Daniel
Aldo berjalan menuju kedalam rumah. Mirza yg melihat itu langsung mengajak yg lain untuk mengikuti Aldo.
Tak ada yg Daniel, Ollan dan Lulu curigai. Di dalam hanya ada beberapa lukisan. Dengan nuansa putih, rumah ini terlihat begitu mewah.
" Ikutin gue" ucap Aldo
Mereka kembali berjalan menuju ke arah dapur. Di dalam dapur tidak ada yg menarik. Seperti umumnya dapur, hanya ada peralatan memasak yg sedang bergantungan.
Daniel menyadari ada suatu hal yg beda dari dapur ini. Keanehan iru terletak di arah pintu belakang. Jika dilihat pintu itu tidak mengarah lurus. Melainkan seperti turun kebawah. Dia yakin bahwa pintu itu bukan pintu untuk menuju halaman belakang.
Aldo yg menyadari tatapan Daniel langsung mengangguk dan berjalan diikuti yg lain menuju pintu itu.
Pintu itu ternyata menuju ke ruang bawah tanah. Ruangan yg yg jarang dikunjungi Aldo dan Mirza. Karena, mereka tak akan menginjakkan kaki disini, jika tidak ada hal yg mengganggu ketenangan mereka.
Mereka berjalan sampai akhirnya menemukan sebuah pintu yg terbuat dari besi. Tak hanya itu keamanan pintu ini juga kelas atas. Keamanan pintu ini menggunakan sidik jari. Hanya ada 2 orang yg dapat mengakses pintu ini, cuma Aldo dan Mirza.
Setelah pintu terbuka terlihat ada 6 orang pria. Aldo memperkirakan mereka baru saja menginjak usia 30-an.
Aldo berjalan ke arah mereka yg sedang duduk dengan tangan dan kaki terikat. Jangan lupakan juga mata mereka yg ditutup oleh kain tebal.
Mirza langsung mengambil tiga kursi, mempersilahkan agar ketiga teman barunya untuk duduk.
" Duduk, duduk aja santai bentar lagi mau dimulai" ujar Mirza
Mereka bertiga hanya mengangguk.
" Buka penutup mereka tapi cuman satu jangan semua" pinta Aldo
Mirza langsung melaksanakan apa yg Aldo minta
" Widihh jagoan mana lu?" tanya Mirza setelah membuka penutup mata orang itu
" APA MAKSUD LU ANJING LEPASINN GUEE" teriak orang itu
" Santai dong, teriak aja sekenceng lu. Bisa jadi itu teriakan terakhir"
Aldo mengambil satu buah belati dan memasukkannya ke dalam saku tanpa sepengetahuan orang lain.
" Siapa yg nyuruh lu?" tanya Aldo menatap tajam orang di depannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Since 16
Teen FictionDiantara ketidakmungkinan didalam hidup. akhirnya aku menemukanmu. Didalam kegelapan yg telah aku lalui, aku menemukan cahaya yg kekal, cahaya yg selalu membawa ku untuk terus menjalani hidup. Ketika semua orang memandangku sebelah mata. Ada kamu, y...