Skip hari Senin:
Seperti hari Senin pada umumnya. Kini Fiony sudah berada di sekolah. Tentang status keluarga mereka, Asha sudah tau. Karena Asha orangnya kepoan, dia nanya terus ke mereka bertiga. Karena sudah lelah Fiony pun menjelaskan apa yg mereka lakukan." Gue kira bakalan kalem, ternyata sama aja kayak Erine" begitulah batin Fiony memandang Asha.
Tapi, Fiony juga senang bisa dekat dengan Asha. Karena dia bisa juga curhat atau sekedar gibah dengan Asha. Kalo sama Erine, bisa aja sih harusnya. Tapi, kalo kata Zidan sih mending jangan. Soalnya si bontot kalo gak ngelamun yaa ngegas mulu kerjaanya.
" PAGII SEMUAAA" teriak Muthe
" Pagi juga Mumu"
" Jangan dibiasain teriak pagi pagi ntar tenggorokannya sakit" nasihat Fiony
" Iyyaaaa Cee, Cece nginep di rumah Asha?" tanya Muthe.
" Iya, Cepio sama adik adiknya nginep di rumah gue" bukan Fiony yg menjawab tapi Asha
" Ihhh kok gak ngajakk sih, tau gitu mending aku ikut daripada di rumah cuman sama si Embuyy" cemberut Muthe
" Utututu adik Cece, gimana nanti kalo kamu ikut aja. Gimana Sha?" ujar Fiony
" Bolehh dong biar makin rame" ucap Asha excited
" Tapi, Embuy siapa Muth?" tanya Asha
" Kucing gue. Gue kasih nama embuy, sebenernya mau kasih nama Oliv tapi terlalu keren buat kucing." ujar Muthe
" Ehh gue jadi inget, gue punya kucing juga di rumah nenek tapi. Nanti bawa ya Muth kucingnya"
" Aman Sha"
" Ini Rava sama printilannya kok belum keliatan?"tanya Muthe
" Kangen lu sama gue?" tanya Aldo yg baru saja datang diikuti oleh Daniel, Ollan, Lulu dan satu orang lagi yg memakai masker dan topi.
" Najis, btw itu siapa Rav?"
" Kagak tau nemu diselokan tadi"
" Sembarangan banget bocil kalo ngomong" ujar orang itu membuka masker dan topinya
" BANG MIRZAAA" teriak Fiony dan Muthe langsung memeluk Mirza
" Halooo" ucap Mirza membalas pelukan mereka
" Belum juga berjuang udah disuruh mundur aja" batin seseorang
" Abang, kenapa gak ngabarin kalo ada disini?" tanya Muthe
" Sengaja biar surprise"
" Abang mau sekolah disini?" tanya Fiony
" Iya abang mau sekolah disini"
Meski Fiony dan Mirza seumuran. Fiony lebih sering memanggil Mirza dengan sebutan Abang. Mirza lahir lebih dulu dibanding Fiony. Makanya itu Fiony manggil Mirza dengan sebutan Abang. Mirza awalnya tak suka mendengar Fiony memanggil dia dengan sebutan Abang. Dia rasa lebih enak aja kalo manggilnya langsung nama, soalnya kan umurnya juga beda beberapa bulan doang. Fiony sempat menuruti permintaan itu. Tapi, Mirza malah nyuruh dia buat manggil abang lagi. Alibinya sih biar keliatan kalo mereka satu keluarga..
" Bang ayo kita anter ke ruang kepsek, keburu upacara" ujar Aldo..
" Ayo Do. Fio, Muthe sama emm sorry siapa?" bingung Mirza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Since 16
Teen FictionDiantara ketidakmungkinan didalam hidup. akhirnya aku menemukanmu. Didalam kegelapan yg telah aku lalui, aku menemukan cahaya yg kekal, cahaya yg selalu membawa ku untuk terus menjalani hidup. Ketika semua orang memandangku sebelah mata. Ada kamu, y...