Chap 17

649 72 4
                                    

Skip Pulang sekolah:

  Sesuai dengan omongannya, Aldo tidak langsung pulang ke rumah Asha. Tapi, dia mendatangi salah satu tempat yg sering dia kunjungi kalo ada waktu senggang.

  Tempat dimana semua hal yg tidak orang ketahui tentang dirinya. Tempat yg selalu menjadi alasan, kenapa Aldo dan Ayahnya bisa memiliki kekuasaan yg cukup.

  Sebuah rumah yg bisa dibilang cukup sederhana. Hanya ada 1 lantai, berbeda dengan rumahnya. Tapi, dirumah inilah masa lalu seorang Zidan tersimpan begitu rapi.

  Hal ini, Aldo sembunyikan dari Fiony dan Erine. Dia sengaja agar kakak dan adiknya, tidak terlalu tau apa yg sebenarnya terjadi. Dia tidak ingin kehidupan mereka sama seperti Zidan. Dicari, diburu dan diincar demi sebuah kekuasaan.


" Tumben kemari" sapa salah satu orang yg sedang duduk di sofa

" Ada beberapa hal yg harus kita selesaikan"

  Mendengar ucapan Aldo, mereka yg sedang duduk santai, berubah menjadi tegap dan memasang wajah serius.

  Mereka mendengarkan semua ucapan Aldo, tanpa ada yg memotong. Bahkan selama Aldo berbicara tak ada yg berani membuka suara.

" Kapan?" tanya salah satu dari mereka

" Gue gak bisa pastiin hal itu. Tapi, kita harus tetap waspada"

" Keluarga bang Mirza udah gak ada. Setelah ini kita gak tau, mau siapa yg akan dihancurin lagi. Semua hal dia ketahui, kecuali identitas kita. Gue harap kalian ngerti" lanjut Aldo

" Ngomong² soal Mirza. Kemana tu anak?" tanya orang yg sedang duduk

" Lu tau sendiri kan, dia orangnya batu banget"

" Sama kek lu Do"

" Udah, cuman itu yg mau gue omongin, gue mau balik" ujar Aldo

" Hati² cil"
















Rumah Asha:






  Di dalam rumah Asha. Sedang terjadi adu cekcok antara Sean, Erine dan juga Muthe. Mereka awalnya sedang bersantai ria di ruang keluarga.

Sebelum

" Om ganti dong, kita masih dibawah umur loh" protes Muthe

" Iya nih, gak baik tau buat mereka" sahut Fiony

  Erine yg sudah geram pun langsung merebut remote dari tangan Sean. Lalu mengubah siaran di tv menjadi kartun

" Nah mending ini" ujar Erine

" Hehh, bocah siniin gak. Baru mulai tadi film nya" protes Sean

" Daripada film tadi. Dari trailernya aja banyak banget adegan dewasanya" ucap Fiony

" Ihh jangan kartun dong Rin" protes Muthe

" Maunya kak Mumu apasih" sewot Erine

" Yg lain kek, sibotak mulu bosen tau"

" Udah dibilang paling bener nonton film. Kasih om sini remotenya Rin" ujar Sean mencoba merebut remote dari tangan Erine

" GAKKK" teriak Erine lalu bersembunyi di belakang Asha yg dari tadi anteng.

" Buset bocah main teriak teriak aja" kaget Sean

" Kak Aca, liat tuh om Seannya" adu Erine

  Sebenarnya Asha bukan anteng. Tapi, dia nahan diri biar gak tantrum daritadi. Sedangkan Anin, dia sudah kabur karena muak dengan tingkah suami nya yg menurut dia diluar nalar itu.

Since 16Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang