6. spy

436 57 3
                                    

"Roilaa makan dulu." Jea membuka pintu kamar roila dan menemukan gadis itu yang masih tidur, badannya tertutupi selimut tebal.

Jea mendesah kemudian menghampiri Roila yang ada dikasurnya, gadis itu adalah orang yang suka bangun pagi makanya hari ini semua penghuni kost dibuat heran karena Roila yang tidak biasanya melewatkan sarapan dan tidak bangun pagi, padahal ini sudah jam sepuluh.

"La, makan dulu yuk." Jea membangunkan Roila dengan pelan, tapi gadis itu hanya menlenguh tidak jelas. Jea menyerah dan memilih keluar dari kamar milik Roila.

"Masih gak bangun anaknya?" Chaera bertanya sembari tetap fokus pada laptopnya, dirinya memiliki tugas yang deadline siang ini.

Dan jea hanya menggeleng.

"Ntar juga kalo laper bangun sendiri, tau sendiri gimana dia. Gak bakalan dia skip yang namanya makan, even lagi patah hati aja dia makannya masih banyak." Jayden berujar dengan santai, Yuriko yang sedang memakan semangka disebelahnya memutar kedua bola mata malas mendengar penuturan dari Jayden.

"Lu gak tau ya kalo obat ampuh patah hati itu makan banyak?"

Jayden mengedikan bahunya.

"Sakit gak anaknya?" Chaera kembali bertanya. Saat ini hanya ada mereka berempat diruang tamu, yang lainnya sudah pergi karena kelas pagi dan mereka kebetulan memiliki kelas siang. Sebenarnya ada Mike dan Lira tapi Mike mungkin memilih diam dikamarnya sementara Lira sepertinya masih tidur.

"Enggak kayanya, gak anget kok tadi gue juga cek keningnya."

"Roila ada kelas siang juga kan? Bangunin aja bentaran lagi." Yuriko memberi saran.

Sementara itu, Roila yang masih tertidur harus bangun dengan keadaan kepala yang luar biasa pening karena Lira yang tiba - tiba saja membangunkannya dengan rusuh.

"Apa sih ah!" Roila berdecak dengan kesal.

Lira memberikan ponsel miliknya kepada Roila yang langsung diambil oleh gadis itu. Roila menyipitkan matanya sejenak saat sinar ponsel mengenai matanya.

"Lu lagi marahan ya sama kak Jehan?" Roila tidak menjawab, dirinya menilik satu foto yang menampilkan foto sang kekasih dengan perempuan yang entah siapa.


"Lu dapet ini dari mana?" Roila bertanya dengan pelan.

"Kak Satria, lu tau kan gue deket sama dia. Gue dia mau pergi ke acara gitu bareng kak Jehan kak Josh, makanya gue mantengin ig dia. Eh gue nemu tagan itu cewek, dan pas gue liat storynya boom." Lira menjelaskan dengan menggebu - gebu.

Roila mengembalikan kembali ponsel milik Lira dan kembali merebahkan dirinya, bersikap tidak peduli.

"Kak jehan beneran gak bilang apa - apa? Beneran lagi marahan ya lu berdua?"

"Berisik lira, gue ngantuk."

Lira mengalah, baru saja membuka pintu dirinya hampir saja terjengkang saat melihat Jayden yang ada didepan pintu. "Ngapain lu?"

Jayden berdecak, "gue disuruh Jea manggil Roila, katanya udah jam 11 dia ada kelas jam 1."

"Roila mau bolos katanya." Baru mengatakan hal itu tiba - tiba saja Lira meringis karena kepalanya yang dipukul pelan dari belakang, pelakunya tentu saja Roila.

"Hoax, udah jay gue udah bangun. Lu balik lagi aja kebawah, gue mau siap - siap dulu nanti kebawah."

Jayden tidak ambil pusing, pemuda itu mengangguk kemudian berlalu dari sana.

"Kirain mau menggalau sehari full."

Roila tersenyum aneh. "Bukan gaya gue."

Lira tersenyum kemudian merangkul roila. "Ini baru temen gue."

ninenty-seven kostWhere stories live. Discover now